icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Membangun Surga Bersamamu

Bab 3 Musyawarah

Jumlah Kata:1785    |    Dirilis Pada: 11/02/2024

poksinya masing-masing. Jangan digado

mari akhwat?" Tiba-tiba Bara datang bawa sapu

t baik-baik," jawabku yang sudah

perempuan tadi subuh yang ambil, ya, karena aku lihat

. Dia memperbaiki duduknya seperti i

ernyata menyimak perbincangan kami. "Tadi aku sudah telepon tuka

tadi pas membersihkan di belakan

kita tahsin. Kamu tadi lagi asik ma

los Aden, tersembunyi wata

nti setelah itu kita makan bersama, aku beli n

lah, sia

meninggalkan

a, Kak? Sudah ada jadwal

di pembimbing 2 sa

r sampai jam 12. Mungkin terlambat salat dzuhur. Tap

had gak kuli

tanya jam 1

7 ini kamu sering masbuk? Emang mata kuliah kamu ban

junior, kelasnya sering molor, bah

in bentarlah

lu dosennya tidak pernah akrab sama mahasiswa dan selalu erorin maha

arep

husunya sama sekali tidak memperhatikan waktu salat. Padahal salah satu

03, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjad

aikan oleh Kepala Sekolah di SMA-ku dulu. Kalimat itulah yang membuat aku berani sel

sementara pembelajaran berjalan, dosenku langsung bi

alau aku terus menerus mengikuti teman-teman yang takut dan ragu, maka kebiasaan buruk ini akan menjadi budaya. Dan dosen akan mengangg

juga ngikut. Meskipun ada embel-embel lain, ada yang singgah dikantin baru ke masjid, ada yang kelu

ara pelajar. Dan keimanan. seorang yang beragama dapat dilihat dari hubungannya dengan Tuhan mereka. Tidak ada satupun hal yang bisa mengikat antara seorang hamba d

da masjid atau pun piket, serta masalah internal. "Mana, Bara?" Mataku tersorot ke arah Aden yan

ini, Kak," jawab Aden la

n tempat makan dan masak-masak ada di belakang bangunan masjid ini. Makanya

Aden menyambar Bara yang baru s

ntar." Bara lari-lari kecil menuju

k masjid dulu sih. Kebiasaan anaknya orang itu," ketus

ara datang, duduk di antara aku dan Aden. D

aja kali." Bara nampaknya menyind

roket tepat

sjid ini kita hidup bareng, satu atap, dan terhimpun beberapa kepala, yang jelas punya watak dan karakteristik masing-masing. Jadi, kalau

ertanya kenapa dia bisa diam. Kalau ada yang marah atau ngambek sama antum, jangan ikut- ikutan, tetap

ta semua adalah perantau di kota besar ini, untuk datang kuliah dan menuntut ilmu. Oleh karena itu, kita harus

mwarahmatullah

alu, bersalawat untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal pertama yan

ku rutinkan. untuk bertanya di musyawarah, agar perkuliahan mereka ada yang pan

," ucap Bara setelah dia bilang

pa

l, tapi ...." Sudut mata Bara menoleh ke arah Aden. "hehehe bercanda, Kak," lanjut Bara me

dzuhur-ashar kalian tidak salat di sini? Aden

ka adalah junior bungsu di sini, satu ke

11, tapi setelah selesai kuliah, saya dan Abid

berdua?" Ade

n, banyak sekali senior yang duduk-duduk, terus kami b

nyahut?" Bara

erdua ha

ena ada kakanda Zay yang tertua. Palingan mereka itu angkatanku atau gak angkatannya Kak Aden. Kalian ja

ai aku suruh Kak Akbar telepon dan pura-pura jadi omnya antum untuk suruh cepat pula

mua yang sudah lulus. Sekarang

cil mendengar celote

as. Bahkan mahasiswa yang sudah setahun lebih

ra satu jurusan denganku, jadi Bara agak aman, karena sistem di kampus ini siapa yang

piring kotor, atau hanya sekadar untuk dipukul bersama teman kelas. Kadang aku berdua sama teman. Bahkan pernah sendirian. Waktu itu aku belum tinggal di m

ah dalam kelas 31 orang, kini tersisa hanya 26 orang. Awal datang di kota ini, masih polos-polosnya. Tidak pernah terbers

nginkan, bebas memakai aksesoris apa pun, tetapi setelah masuk sangat bertolak belakang. Kebebasan dibatasi dan malah disuruh nunduk kalau jalan melewati sen

ia. Organisasi besar di kampus ini bahkan aktif semua, seperti Maperwa dan BEM, tetapi tidak pernah melirik kesalahan dan kekejaman yang dilakukan oleh para

ncaman dan tekanan batin termasuk kenyamanan mahasiswa. Ingin sekali rasanya jadi pemimpin di kampus ini, mengub

reka. Yang lebih kejam lagi ada yang sampai tewas karena mengikuti pengkaderan dengan senior mereka. Begitu miris. Tujuan

mpus ini seperti apa. Kalau bukan aku, setidaknya di antara bocah-bocah empat orang yang sedang duduk melingkar bersamaku malam ini, atau siapa pu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka