Noda Di Balut Cinta
Pak. Tolong jangan laporkan anak saya ke polisi. Kami bisa selesaikan masa
. Menikah? Bagaimana mungkin ia sudi di ni
g membicarakan mereka. Suaminya, yang duduk di kursi rotan sudut
Mereka sudah lama tidak tinggal bersama anaknya. Sejak ayah Khair pensiun, mereka
Mudah-mudahan ada jalan keluarnya, ya, Bu. Saya sudah menelpon keluarga dari si wanita, dia sedang di perjalanan ke sini."
Pak RT yang baru saja menengahi masalah anaknya
saya pamit dulu
a. Begitu mereka tidak terlihat lagi, Dahlia berbalik pad
Kecil-kecil sudah pinta
ggenang di pelupuk mata, tetapi ia menahannya agar tidak jatu
yang berdiri di belakangnya. Khair tersenyum sinis, menikmati penderitaan Salma. Meskipun sudah berusia 40
yang merusak saya!" ujarnya. Ia tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Ia tidak per
Dahlia mengulurkan tangannya, menari
iaknya penuh amarah. Salma mencoba melawan, tapi dia tidak berd
erasa bersalah, tapi ia tidak berani mengakuinya. Ia be
nang jika perempuan seperti ini
hair tenang. Ia sudah pasrah dengan nasib anaknya. Ia
u tidak, mau di letak mana muka Mama?" Bu Dahlia
ika ia setuju menikahi Salma, bagaimana tanggapan Natia n
ncoba membujuk anaknya. "Dengerin Mama K
Khair be
?" Bu Dahlia menaikkan nada suaranya. Ia tidak mau anaknya masuk penjara karena
dang gadis yang duduk bersimpuh di
r. Pandangannya penuh dengan kebencian. Ia meng
ntuk sementara saja." ujar Khair pasrah kepad
ji dengan Mama, janji u
wanita seperti dia?" Khair men
sakitan. "Dengar, ya. Aku akan memberimu tugas yang mudah. Menjadi ist
tangannya dari rambut Salma. Dia memeluk adiknya y
Pacar wanita itu? Benar-benar murahan!" Bu
ang dipeluk oleh lelaki itu dengan penuh kasih sayang. Dia tid
u!" Dika menegur, merasakan sak
ukanlah pacar Dika. Dia tidak tahu mengapa,
.. kita bisa berbicara langsun
... aku tidak ingin ada hambatan dari kamu." Bu Dahlia mengatak
di balik matanya yang berkaca-kaca.
Salma mengaku, sambil
a dengan dingin, pelukannya dilepaskan kasar d
a, mengingatkan Dika akan sikapnya yang
a berteriak, membuat Salma terdiam seje
ma, Bang!" Salma membela
ma kamu. Abang membesarkanmu untu
tidak pernah percaya pada kata-katanya? Dika benar-benar membuat Sa
unya sedikit rasa kasihan sama abang? Aku yang merawatmu, yang membesar
mu! Kalau kamu bercerai, kamu nggak perlu mencariku!" Dika mendengu
ang menimpanya. Matanya terkatup, mencoba melupakan semua yang terjadi. B
atinya sangat sakit mendengar penjelasan dari adiknya. Dia tidak bisa
nya, yang selama ini dia anggap sebagai harta berharga. Bukan karena tidak sayang, kata-kata yang terlontar tadi bukanlah untu
ki yang berhadapan dengannya memulai
nada dingin. Salma mengangkat kepala dan menatap wajahnya.
Khair melanjutkan, sambil menata
g datang. Oh iya. Aku lupa. Kamu yatim piatu, kan?" Khair meng
i belakangku! Jangan sekali-sekali memberitahu
mu dilarang masuk ke dalam kamarku! D
jika aku tahu kau bermain di belakangku, foto-fotomu akan ku sebar! Besok, kita l