Pesona pembantuku
haus yang sangat berlebihan. Sebenarnya Sekar sudah menyediakan
itu tidak ada pembeli yang datang. Sehing
rena profesinya sebagai seorang PNS. Sedangkan Dinda sudah pulang sekolah,
rumah. Menuju dapur
itulah petak
mandi dan hanya mengenakan handuk di atas lutut. Pint
mang berdekata
n kulewatkan begitu saja. Kulit putih dengan rambut yang terurai se
saliva, aku berjalan perlahan masuk ke
t. Matanya terlihat terbelalak, ia berusaha menutupi
panik ya," ucapku yang
ikkan di telinga yang membuatnya te
bergulat. Sesama menikmati perb
yesal. Mengapa sampai tak bisa menaha
r dan memandang ke arahku. Kedua matanya sudah
perkataan dengan nada rendah
k mengatakan satu kata pun. Hanya tan
Mia pun datang. Dia su
tanyanya yang baru saj
agap, semoga saja dia tidak melihat tanda-tanda aneh pa
ak pembeli yang menunggu di teras toko." ujarnya kemudia
nya. Dengan langkah cepat, aku pun berjalan menuju toko yang men
rti biasanya. Dan Mia pun sama sekali tak menaru
gen itu kembali muncul. Aku ingin mengulangnya lagi bersama Se
ama. Tak jarang merasakan hambar dan bosan. Sehing
kejadian kemarin. Dan anehnya dia mau-mau saja asalkan aku membe
epatnya dia kuliah sambil bekerja. Beberapa bulan lagi dia akan wisuda dan m
u. Bahkan aku melebihkan dari yang dia minta, s
kegiatan terlarang itu. Bahkan di dalam toko
positif hamil. Aku mengantarkannya ke bidan, dan t
tidurku tak nyenyak, ma
gannya walau masih satu rumah. B
ku selalu mer
Tak mengatakan kalau akulah pelaku sebenarnya. Namun ia seolah
engambil tindakan sebe