Ibuku Mati Dua Kali
a
unkan Yola. Beberapa kali kuguncangkan tubuhny
ngsung kutodong di
ihat sedang berpikir. Kemudian detik
ken
beras dan beberapa barang ya g disusun di rak bawah
or pintu di luar it
ta Yola terbelalak.
idur, aku mengikutinya di belakan
Yola saling pandang. Biasanya, saat ada hal sepele yang jadi masalah, ibu aka
mulut. Mungkin kali ini dia mencoba mengontrol
Kak. Ibu sepertinya
ng. Suara hujan di luar mulai mereda. Namun dar
i dorong di atas lantai. Apa yang
. Sesaat hening. Lalu
k! Kr
in menanyakan pada ibu, apa ia memiliki obat demam.
ung mendorong pintu. Tapi, hal yang pertam
ni!" pekikku sambil be
kain panjang pada kayu melintang di atas kamar yang digunakan untuk menempel lampu. Rumah kami tak menggunakan
ukan. Berhenti, Bu!"
aat ikatannya selesai, Ibu malah memasukkan
, lekas ke sini!"
at ibu berpijak. Memeluk tubuhny
Yola masih membutuhkanmu." Air mata deras mengali
lau ibu mau mati, mati saja! Susul Bapak
nya untuk menarik perhatian ibu agar dia membatalkan nia
pintu luar di banting. Dia mau kemana? Buka
perubahan pada Yola sampai lengah bahw
erteriak sam
dan memegangi kaki ib
as,
turun, Bu." Suaraku sampai berge
ah kami. Tanpa banyak bicara dia langsung ikut naik. Aku terpaksa turun. Tubuh Ibu diangkat dan dilemparkan ke
perti itu. Jika berat menanggung beban sendiri, cerita sama kami. Kelu
tar. Sekali lagi ada rasa tercekat di tenggorokan s
ritaan ku, War!" Ibu be
g tangisnya pecah. Suara rinti
kali aku pertama aku me
diam saja selama ini? Tidak. Saat sulit, aku mendatangi mereka satu persatu seperti pengemis. Menanggalkan rasa malu agar bisa menghidupi an
didisiplinkan. Bahkan malam ini, saat aku susah payah menaikkan barang-barang dagangan ag
aku merasa yang paling tersakiti. Tak pernah sekali pun aku memikirkan tentang perasaan
h bebanmu sel
eraung. Dengan rasa bersalah, aku merangkak mende
kan satu kata pun untuk memohon pengampunan Ibu. Sementara itu
etapi bagiku, setelah kejadian ini, aku berj
ak yang akan mem
u juga mesti tidur, Feb. Besok pag
embali ke tempat tidur. Sedangkan aku, setelah menutup
harus menunggui Ibu, takut dia me