Surat Cinta Tanpa Nama
ke tiga, namun dia tidak mengerti siapa orang
dari gue. Tapi sayangnya, dia busuk banget. Dan anehnya, Niko bisa-bisanya mau sama dia," jelas L
jaman sekarang yang good looking semakin terdepan, ya, nggak? Gue r
tong Leta saat sudah menebak
pakai guna-guna, ya, bisa aja Niko emang dipaksa, kan? Atau dia terpaksa karena ada alasan yang ngga
k menjawab dan membiarkan ucapan tidak jelas dari Nisa, Leta memilih s
ngerin gue,
tu mulut baru tau rasa lo," balas Le
engangkat bahunya acuh tak acuh, lalu tiba-tiba Nisa kembali
a lo nggak mau cari kebenaran tentang penyebab Niko mutusin l
ki Leta tidak lupa sebelum dulu Niko menjadi pacarnya, Leta meman
cowok itu yang mampu bertahan cuk
. Prinsip gue, tuh, mantan, ya, mantan, harus dibuang dan dilupak
uga tau kali. Ini, kan, gue cuma bantu rasa penasara
ak lama mengangguk menyetujui.
*
Bu Lusi, guru bahasa Indonesia itu melangkah keluar kelas setelah selesai mengucapkan salam penutup. Semua penghuni kelas spontan mulai riuh sebab selama mata pelajaran Bu Lusi hanya diisi dengan penuh ketegangan.
sama meletakkan kepalanya ke atas meja, s
a masih membahas perihal perbinca
in. "Serius, gue ng
entah mengapa hatinya tidak bisa sependapat. Otaknya mengat
tapi ini kita lakuin supaya nggak jadi beban pikiran buat lo, dan ke
n kata-kata Nisa, namun tampaknya hal i
Leta akhirnya membuang napas pelan, menegakkan tubuhnya dan bersender pada kursi bangkunya. Nisa yang mendapati respon demikian tampak mengerutkan kening, menatap Leta heran.
a, agaknya dia menebak jika Leta mema
membuat Nisa melebarkan matanya. "Astaga,
o tadi emang belibet, Nis. Yang si
t hendak melontarkan balasan untuk Leta
ke ma