Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu
dak tahu harus ke mana lagi untuk mencari pinjaman uang. Dinda janji Mpok, jika Dinda sudah menerima upah dari Ibu Mita, Dinda akan menci
nya hanya menggelengkan
dengan seorang wanita cantik dengan menenteng bungkusan makanan ke rumah ibu mertuamu, Dinda." celetuk Mpok Inem, yang sontak membuatku men
ar dari mulut orang, jika jalan dengan wanita lain, namun tidak pernah sampai mebawa ke
aku?" kutatatap mata Mpok Inem dengan penasaran, namun Mpok I
wa wanita cantik ke rumah mertua saya?" tanyaku memaksa, sembari memegang tangan Mpok Inem dan
, sebe
a salah satu tetangga rumah mertuaku datang dan ikut berb
qbal juga membawa wanita seksi untuk bertemu dengan Ibu mertuamu, Dinda!" uc
e
karena rumahnya memang bertetangga dengan rumah mertuaku, walau bukan kali ini aku mengetahui kabar perselingkuhan Mas Iqbal, teta
s, saat aku memiliki uang yang banyak, aku akan bercerai darimu.' kure
nggenggam tanganku, sembari mengusap pelan pun
, semoga Iqbal bisa kembali seperti dulu lagi." nasehat Mpok Inem, mencoba menenangka
abar dari beberapa tetangga desa yang melihat Mas Iqbal sedang berboncengan dengan wanita lain, apa Dinda harus menuntut Mas Iqbal agar ma
isanku pecah di depan Mpok Inem yang kemudian memberiku sebua
setia menemaninya di saat dirinya masih belum mendapat peker
tidak berubah, lebih baik kamu bercerai dari Iqbal, Dinda. Dan hidup berdua bersama dengan putrimu, daripada kam
uk mendengar nasehat yan
erpikir seperti itu, tetapi Mas Iqbal selalu saja mengancam akan
Iqbal!" ucapku memberitahukan Sari, dan juga Mpok Inem, agar mereka mengerti jika diamku melihat kelakuan Mas Iqbql, bukan berarti aku tida
uan laki-laki buaya itu! Bagaimana dengan tanggapan mertuamu, Dinda? Apa menurutmu mereka juga m
u bekerja sebagai buruh cuci, itu membuat Mertuaku merasa malu memiliki menantu sepertiku, dia ingin memiliki menantu yang berpendidikan tinggi, sehingga beberap
yang dengan teganya menyakitiku tanpa memikirkan perasaanku, te
kan uang lebih baik kau menyimpannya untuk tabunganmu dan juga putrimu, sipa tau Iqbal kedepannya akan semakin memperlak
kalian berikan kepadaku, semoga aku diberi kekuatan untuk men
u sudah memiliki uang kamu boleh membayarnya, tetapi jika belum, janga
sih padanya, jika bukan karena bantuan Mpok Inem, mungk
Sari saya pulang dulu ya." Pamitku dan kemudian melangkah perg
dak tahu harus ke mana lagi untuk mencari pinjaman uang. Dinda janji Mpok, jika Dinda sudah menerima upah dari Ibu Mita, Dinda akan menci
nya hanya menggelengkan
dengan seorang wanita cantik dengan menenteng bungkusan makanan ke rumah ibu mertuamu, Dinda." celetuk Mpok Inem, yang sontak membuatku men
kesekian kalinya aku dengar dari mulut orang, jika jalan dengan
hem mencoba untuk mengal
aku?" kutatatap mata Mpok Inem dengan penasaran, namun Mpok In
wa wanita cantik ke rumah mertua saya?" tanyaku memaksa, sembari memegang tangan Mpok Inem dan
, sebe
a salah satu tetangga rumah mertuaku datang dan ikut berb
qbal juga membawa wanita seksi untuk bertemu dengan Ibu mertuamu, Dinda!" uc
e
karena rumahnya memang bertetangga dengan rumah mertuaku, walau bukan kali ini aku mengetahui kabar perselingkuhan Mas Iqbal, tetap
s, saat aku memiliki uang yang banyak, aku akan bercerai darimu.' kurem
nggenggam tanganku, sembari mengusap pelan pun
, semoga Iqbal bisa kembali seperti dulu lagi." nasehat Mpok Inem, mencoba menenangka
abar dari beberapa tetangga desa yang melihat Mas Iqbal sedang berboncengan dengan wanita lain, apa Dinda harus menuntut Mas Iqbal agar ma
isanku pecah di depan Mpok Inem yang kemudian memberiku sebua
setia menemaninya di saat dirinya masih belum mendapat peker
tidak berubah, lebih baik kamu bercerai dari Iqbal, Dinda. Dan hidup berdua bersama dengan putrimu, daripada kam
uk mendengar nasehat yan
erpikir seperti itu, tetapi Mas Iqbal selalu saja mengancam akan
Iqbal!" ucapku memberitahukan Sari, dan juga Mpok Inem, agar mereka mengerti jika diamku melihat kelakuan Mas Iqbql, bukan berarti aku tida
uan laki-laki buaya itu! Bagaimana dengan tanggapan mertuamu, Dinda? Apa menurutmu mereka juga m
u bekerja sebagai buruh cuci, itu membuat Mertuaku merasa malu memiliki menantu sepertiku, dia ingin memiliki menantu yang berpendidikan tinggi, sehingga beberap
yang dengan teganya menyakitiku tanpa memikirkan perasaanku, te
kan uang lebih baik kau menyimpannya untuk tabunganmu dan juga putrimu, sipa tau Iqbal kedepannya akan semakin memperlak
kalian berikan kepadaku, semoga aku diberi kekuatan untuk men
u sudah memiliki uang kamu boleh membayarnya, tetapi jika belum, janga
sih padanya, jika bukan karena bantuan Mpok Inem, mungk
Sari saya pulang dulu ya." Pamitku dan kemudian melangkah perg