DIA MILIKKU!
s dengan sebuah plastik bening. Satu buah bertuliskan na
atorium rumahsakit. Minta dites DNA,"
ik kecil berklip yang diserahk
g terpercaya dan terjaga kerahasiaannya. Jangan sampai hal ini bocor. Apalagi sampai diket
elama tujuh tahun. Hendratama hanya ingin memastikan, untuk menghilangkan keragua
Mei?" tanya Rian. Dia tidak p
ri, yang telah mengkhianati kamu?" H
Pak!" te
aya harus memastikan. Apakah Malikha benar-benar
p dengan bapak," kata Rian un
otentik, untuk menghilangkan keraguan s
ak," jaw
terjadi. Orangtua yang bermasalah. Anak yang jadi korban. Bagaimana jika ini diket
elidikannya?" t
gkat ke Jakarta mengikuti ibu. Setelah dia mendapatkan bukti-bukti yang cukup. Baru dia akan melaporkannya, secara terp
a harus bersiap, menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Seperti yang kamu bi
ersiapkan diri, untuk menghadapi kenyata
saya lakukan!"
an yang terjadi. Hendratama terus berpikir. Dia berusaha
anya. Tentu saja. Setelah dia memiliki bukti, akan
atama. Dia akan menyerahkan hasil tes DNA Hendratama
utih besar yang bertuliskan hasil
" jawab Rian
ya, 'kan?" tanya
ngan keheranan, tidak mun
pa hasilnya," per
ti. Bukankah ini rahasia bosnya dan hanya bosnya yang
saya. Tolong kamu yang buka. Saya hanya berharap Malikha benar-b
ut Rian yang akh
idak akan sanggup. Disaat harus menghadapi situasi
a merasa takut. Dia sebagai asisten dari Hendratama sa
ian mengucapkan basmalah dari dala
Dia membacanya sejenak. Lalu mena
mendengar ucapan hamdalah yang diucapkan R
atama. Hendratama menatap lembaran kertas itu, dengan mata berkaca-
aran kertas, sambil menat
a saat ini. Perasaan seorang pria yang hancur, karena pengkhianatan seoran istr
li, lembaran kertas itu ke
erkejut saat menden
pasti akan kecewa kepada saya. Sebagai papanya, saya meragukan kebenaran tentang dir
lat penghancur kertas. Lalu memasukkan amplop itu. Bukti telah dihilangkan ta
kan tubuhnya di sandaran kursi kerjanya. Tidak berapa
aya hari ini. Antarkan saya pu
nya dan mengambil telpon genggamnya. Dia keluar dari ruang kerja
mengikuti langkah bosnya, keluar dari kantornya. Rian segera menekan remot
njalankan mobil dengan perlahan, menuju ke arah rum
ih. Dia menatap keluar jend
sepeda di halaman rumahnya. Hendratama menatap putrinya, yang
ahun. Dia segera turun dari sepeda yang dinaikiny
ersiap memeluk putri semata wayangnya. Malik
jadian itu tersenyum, dibalik kemudinya. Rian sangat terharu, saat
teriak Hendratam
ukan putrinya. Akibat ulah istrinya. Dia sampai merag
Malikha, saat papan
a. Cambang Hendratama yang mulai tumbuh. Diseki
ungguh minta maaf," bisik Hendratama m