JERAT PESONA TUAN MUDA GIDEON
tu mahasiswi semester akhir di sebuah kampus ternama di Jakarta, saat ini sedang berdiri tegak di ruang tamu sebua
Dia adalah seorang wanita yang berpenampilan eksklusif dengan gaun mewah dan berlian layaknya wanita sosialita kelas atas.Nyonya Kemala yang ramah segera menyapa gadis itu."Selamat datang, Septin. Saya sangat senang kamu datang untuk wawancara pekerjaan. Harap duduk." "Terima kasih, Nyonya Kemala." sahut Septin.Mereka
atasi situasi sulit, seperti ketika seorang anak rewel atau sulit diajak bekerja sama?" tanya sang nyonya. Nyonya Kemala tahu persis tabiat putranya, Gideon yang sangat keras kepala dan semaunya."Saya percaya pada komunikasi yang baik. Saya selalu mendengarkan anak-anak dan mencoba memahami perasaan mereka. Ketika anak sulit diajak bekerja sama, saya mencoba menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti permainan atau cerita, untuk membuat mereka lebih kooperatif." sahutnya mantap."Bagaimana pandangan Anda tentang disiplin anak?" Nyonya Kemala lagi-lagi menanyakan hal yang sp
itu seperti kilat yang meluncur begitu cepat. Dia melihat Septin dengan teliti, mencoba membaca ekspresi dan gerakan tubuhnya. Gadis itu duduk dengan sikap yang sopan dan ramah, menjawab pertanyaan dengan percaya diri.Pemuda itu merasa cemburu melihat Septin begitu dekat dengan ibunya, Nyonya Kemala. Tidak seperti Gideon yang merasa memiliki sekat diantara dirinya dan sang ibu.Gideon sangat yakin jika gadis itu pasti akan diterima bekerja sebagai pengasuhnya."Sial! Ini tidak bisa dibiarkan! Bagaimana seorang gadis yang hampir sebaya denganku. Malah menjadi pengasuh ku? Enak saja!" kesal Gideon dalam hatinya.Pemuda itu semakin kesal ketika Septin menjawab pertanyaan tentang pengalaman sebelumnya sebagai pengasuh, pemuda itu bisa melihat kerja keras dan dedikasi dalam matanya. Gadis itu terlihat sangat kompeten. Namun, sesaat sebelum wawancara berakhir, pemuda itu menyadari bahwa dia harus bertindak secepatnya untuk menggagalkan misi ibunya kali ini. Septin keluarga dari rumah megah itu dengan melajukan sepeda motor listrik miliknya menuju ke sebuah pasar tradisional di daerah Jakarta Selatan.Angin panas kota Jakarta mulai menerpa area wajahnya yang putih bersih. Di atas motor yang sedang dirinya kendarai Septin terlihat sedang bersenandung ria mengikuti irama lagu yang berasal dari headset yang tersambung dengan ponselnya.Tak berapa lama setelah itu, sang gadis akhirnya