icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bisikan dari hutan: Pendeta wanita terakhir

Bisikan dari hutan: Pendeta wanita terakhir

Penulis: mirasan
icon

Bab 1 Prólog

Jumlah Kata:855    |    Dirilis Pada: 17/12/2023

ól

nya. Dia menatap rambut pendek yang dibentuk dari logam emas dan jubah yang jatuh di bahunya, seolah-olah dia benar-benar ada di sana. Kemudian dia menyalakan lilin biru di depan patung

h desa, untuk menyembuhkan mereka yang sakit pada hari itu, atau paling tidak, jika tidak m

a melihat patung emas itu lagi dan teringat akan cerita-cerita lama yang sering diceritakan ibunya saat kepolosan masih menyelimuti matanya yang masih kecil, te

ereka: Eluin, Tunian, Páris, Auritem, dan Temenis.

an energi Hutan Mutiara, rumah suci para dewa, dan m

ng lainnya untuk alam, makhluk biasa seperti itu tidak boleh melayani tujuan ini. Lunits dalam kebijaksanaa

benci oleh manusia, biasa berjalan di antara mereka dengan menyamar, menikmati kebersamaan mereka. Namun, si bungsu tidak dapat menerima rasa taku

lain, menggunakan energi Hutan Suci untuk keuntungannya. Dia memenjarakan mereka semua,

amun, dia datang terlambat; hutan sudah sekarat, dan dengan para dewa terpenjara, tidak ada yang bisa dilakuka

ian yang berasal dari segala sesuatu, semua kehidupan di duni

ul. Sang dewa dapat merasakan sebuah kehidupan lahir, dan itu bukan sembarang kehidupan, dia yakin bahwa dia merasak

nia akan terselamatkan. Mungkin pendeta wanita terakhir lebih dekat dari yang dia bayangkan. Dia memikirkan putrinya, dan pada saat itu j

ins?" tanya sebuah suar

pai serigala dengan mata putih. Bulu hitam yang berubah menjadi abu-abu menarik perhatiannya,

kan?" tanya wanita i

sar, Anda akan dib

ius. Dia tidak bisa menunjukkan rasa takut, meskipun jantun

m yang ditarik oleh kuda-kuda dengan warna yang sama. Di dalamnya, ada seorang pria ramping dengan rambut perak, seperti taring bin

katanya sambil menganggukkan kepalanya sedikit sebagai s

?" Alice menjawab, dagu terangkat

. Kau hanya umpa

ngkah maju, tapi para penjaga me

ya sendiri. Bagaimanapun juga, keluarga harus selalu bersatu." Pria itu tersenyum da

h menceritakan banyak hal tentang masa lalu Mira. Tentang fa

engawasi, Kaisar yang memperhatikan tindakan pria itu. S

rut di belakangnya, berharap or

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prólog 2 Bab 2 Catatan Krem Seperti Kertas Tua3 Bab 3 Penyerbu Biru seperti bulan - Bagian 14 Bab 4 Penyerbu Biru bagaikan bulan - bagian 25 Bab 5 Mata yang tajam seperti perak. - Bagian 1.6 Bab 6 Mata yang tajam seperti perak. - Bagian 27 Bab 7 Mata yang tajam seperti perak. - Bagian 3.8 Bab 8 Kunjungan Hitam seperti Langit Malam9 Bab 9 Mata kuning seperti matahari.10 Bab 10 Tanda Oranye yang Terbakar.11 Bab 11 Bertemu dengan Putih sebagai bulu yang paling murni.12 Bab 12 Serangan biru seperti es.13 Bab 13 Serangan biru seperti es. - 2 14 Bab 14 Kehilangan warna ungu sebagai anggur kering.15 Bab 15 Lamaran mata hijau zamrud.16 Bab 16 Racun cair sebagai emas cair.17 Bab 17 Topeng dua warna dan mata berwarna madu. - 1 18 Bab 18 Topeng dua warna dan mata berwarna madu. - 219 Bab 19 Bunga biru dan putih seperti cahaya bulan - 120 Bab 20 Bunga Biru dan Putih seperti Cahaya Bulan - Bagian 221 Bab 21 Penglihatan Biru sebagai Air Laut.22 Bab 22 Bendera oranye kematian.23 Bab 23 Pedang Hitam Tinju Merah.24 Bab 24 Perlindungan kesadaran berwarna biru.25 Bab 25 Semua warna adalah satu. - 126 Bab 26 Semua warna adalah satu - 227 Bab 27 Tempat Tidur Putri Salju.28 Bab 28 Wahyu Ungu sebagai Amethyst. - 1 29 Bab 29 Wahyu Ungu sebagai Amethyst. - 230 Bab 30 Berita pahit seperti warna tembaga. - 1 31 Bab 31 Berita pahit seperti warna tembaga. - 232 Bab 32 Mata yang Putih dan Tulus.33 Bab 33 Biru adalah warna ketakutan.34 Bab 34 Reuni Sayang.35 Bab 35 Bekas luka berwarna oranye seperti api. - 136 Bab 36 Bekas luka berwarna oranye seperti api. - 137 Bab 37 Debu hijau dan cerah seperti neon.38 Bab 38 Percikan merah darah. - Bagian 1 39 Bab 39 Percikan merah darah. - Bagian 2