icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jerat Cinta Suami Manja

Bab 5 One and Only

Jumlah Kata:1586    |    Dirilis Pada: 15/11/2023

ara perempuan itu meninggi, kedua matanya berkaca-kaca kar

encuat keluar. Irisnya yang hitam pekat masih sedingin es, memantulkan cahaya lemah

ku keluar buat nemuin Vivian yang udah nunggu lama di

ara menangis, dia ingin menggenggam erat tangan suaminya supaya tak keluar rumah untuk m

doran pintu yang berasal dari Vivian. Wanita itu seperti tak memiliki rasa sungkan sedi

nya. Karena merasa kasihan pada Vivian yang menggigil di luar sana. Pakaian yan

ing yang menggenang di dalam pelupuk matanya akan jatuh. Dia membuang muka, tangan A

pi aku habis ada masalah dengan kakakku, bisakah kau menemaniku hari ini? Maa

unya cuti kerja. Di luar dingin, ayo kita masuk." D

rang tak tahu itu tidak bisa masuk ke dalam rumah. "Aku bisa kasih belas kasih, tap

i! Ini juga adalah rumahku!" Nakula

Annara menunjuk kursi kecil di latar rumahnya. "Tunggu di situ! Ak

at pucat dan lesu, kedua tangannya merangkul tubuhnya sendiri yang bergetar. Dia melihat ke a

cariin kamu jaket, dan tunggu a

uh waktu lama baginya untuk kembali dengan sebuah jaket tebal

a. Annara memang tidak menyukai lelaki itu, baru kali ini Annara mengenalnya setelah menja

uk di sofa ruang tamu. Sesekali ia melirik ke jendela sampingnya untuk melih

kata. Akan tetapi, Annara urung, lebih baik tidak berurusan dengan Viv

rapi yang melengkapi tubuh jangkungnya. Memang tak bisa Annara sangkal jika Nakula adalah sos

ebelas nanti aku akan pulang." Nakula terus berja

i sama apa? Mana mobilmu?" tanya Nakula setelah me

gi oleh kakakku." Vivian bangkit. Tangan k

enangkan pikiranmu sebentar," jelas Nakula. Ia melangkahkan kaki ke halama

ap, setengah menoleh ke belakang. Vivian mengintip dari balik jendela

empoyongan berjalan ke arah depan untuk menutup pintu rumah, dan menuju kam

alah lelaki sialan itu, dan si Vivian itu lebih tak tahu malu dar

ntuk ke depannya?" desis An

ntuk memasak dengan bahan-bahan yang telah ia beli kemarin. Apron biru sudah

n Vivian itu, Annara mengulas senyum lebar. Ia tepis jauh-jauh energi negatif

enapa bisa kalap masak, coba?" Dia menggeleng heran, mungkin Annara masih terbawa

l pun keluar terbawa angin. Annara sarapan sendiri, hanya ada

ra sedikit lega. Ia buru-buru menuju pintu depan dengan sedikit harapan di h

. Sambil tergesa, Annara buka pintu depan. "Bunda

sini?" Dia menyodorkan bingkisan besar pad

udah sarapan? Eh, ke sini sama siapa?" Re

lalu duduk di kursi meja makan dan mengambil sepiring makanan untuk dicicipi. Selama Annara m

ara. Kalo begini nggak salah p

yang menunggu jawabannya. "Em ... Di–dia lagi kelua

hu bunda. Dia kalo nggak dikasih pelajaran nggak akan

ingkisan apa, ya?" Annara mengangkat b

akanan ringan. Nakula sendiri, lho yang m

it ragu setelah mendengar ungkapan dari mertuanya. Meski begitu, Annara se

••

ah semakin gelap, tetapi ia belum kunjung pulang. Annara gusar menun

ang keluarga. Tangannya memainkan pensil yang ia gunakan untuk membuat goresan sketsa.

Annara menebak jika kali ini adalah Nakula, sekuat tenaga ia tahan emosinya. Toh, tid

osok perempuan yang bangkit dari duduknya. Tanpa pikir panjang,

as siang tadi, atau kamu udah gak b

ian ke rumah sakit,

arapkan hampir membunuhnya, Annara tersenyum kecut. Tangannya yang gemetar ia angkat sedemikian rupa, Annara sonta

itu sampe malem! Kalian berdua ini udah gak punya mal

-apa, jaga mulutmu! Aku nggak pernah suka sama Vivian, dia c

lakuanmu berbeda ke aku?" Suaranya mereda,

ula terlalu takut, alhasil ia mundur lagi. Mendiamkan Annara yang sudah menangis pil

ini karena gak mau ngecewain orang tua aku. Kalo gitu, kamu

tunya yang bisa jadi istri aku, Nara! Nggak ada yang l

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka