Petaka Bertemu Dosen Galak
puluh. Waktunya para mahasiswa sibuk di dalam kelas. Perpustakaan kebanyakan diisi
saat Arlyta mengambil posisi d
erpustakaan karena sama-sama memiliki jadwal bimbingan
keluh Arlyta saat buku yan
daripada bimbingan nanti gak ada progres," saran Narita mengingat sepekan
ambil mengetikkan beberapa kalimat untuk
*
lan yan
pengumuman siapa yang menjadi dosen pembimbing mereka. Sejak awal, Arlyta dan Narita sepakat mengincar Bu Nia yang
Bu Nia akan menjadi dospemnya. Namun, kepala Arlyta seperti diberikan beban beberapa
yang sebaiknya dihindari agar tidak mendapatkan dospem Pak Nando yang terkenal sangat perfeksionis. Saat itu Arlyta langsung
sambil mengelus lengan Arlyta yan
bisa dapat Bu Nia," ucap Arlyta de
aku bantuin kamu dan temenin bimbingan, d
las statistik yang ternyata mendapatkan nilai C. Namun, bagi Arlyta itu sudah cukup diba
*
ahat karena jam makan siang sudah menyambut. Saat berjalan menuju arah kantin, mereka be
n. Nando hanya mengangguk dan berlalu begitu
itu semakin hari makin menyebalkan, gimana aku
ikutan," cicit Narita sambil mengacungkan
buka status pernikahan di kam
aja, deh. Gimana coba kalau seluruh kampus tahu aku istri
n fans para dosen-dosen ganteng, salah satunya Pak Nando yang
an beneran masih kaya dosen-mah
tu, iya," jawaban Arlyta sambil terke
n karena di rumahnya dulu, selalu dikerjakan oleh asisten rumah tangga. Tentu ini bukanlah pekerjaan asing baginya meski jarang dilakukan, karena sebelumnya jik
n dengan masing-masing dospem. Arlyta dengan penuh gelisah
kan lalu diminta?" tanya Galang, salah satu
lirih Arlyta mengingat sebentar lagi Galang k
ng, loe cukup dengerin aja gak usah dima
kebagian bimbingan yang merupakan urutan terakhir
si yang kemarin Bapak minta,"
emparkan ke atas meja. Dengan menghela nafas dan membuka kacamata
engan kentara sedikit bentakan, tak lupa tatapan taja
api belum semua," j
i referensi yang mudah didapatkan di perpustakaan atau to
n sejak kemarin kosong karena sedang dalam peminjaman orang lain," ucap Arlyt
gan gawai, bahkan saya lihat kamu banyak berleha-leha bermain game atau apa
tapi suaranya tercekat di tenggorokan. Arlyta mengakui bahwa hari-h
ung dia hanya bermain beberapa menit saja dan tak sampai setengah jam setelah berja
suami yang begitu menyebalkan cukup mengganggu mood Arlyta sehingga jika dalam kondisi seperti ini, dia
p Nando dikatakan dengan yang sangat rendah
ih." Tanpa pamit Arlyta keluar ruangan dengan sekuat tenaga
maksakan diri untuk tegar. Beruntungnya, sebuah taksi berhenti m
kaman elit yang sangat terawat dengan baik. Arlyta menatap sebuah gundukan tanah yang sudah empa
mengeluarkan kata-kata lagi, Arlyta terus menangis mengeluark