Dendam Istri Buruk Rupa
urusanku, masih saja mengurusiku. Aku mau kemana saja itu
Kalau aku hanya orang lain tentu saja tidak berhak ikut campu
cak, dia segera mencengkeram leher Anarkali. Kedua bo
uk
rasa sakit dicekik oleh suaminya. "M
menutupi wajah Anarkali. Dan Julius tidak percaya dengan apa yang dilihatny
ekali. Tanpa pikir panjang lagi, Julius segera menarik tangan Anarkali d
kemudi
g t
Dia mengira bahwa yang datang ke rumah adalah ayahnya.
esona seketika melihat Aga
ucap Julius tanpa berked
lat seketika, saat mengetahui
tahu aturan. Apa pantas bertamu jam segini?' bati
leh tidur di sini?" Terdengar suara manja
tersebut. "Tentu saja boleh, memang siapa
ohol yang menguasai tubuh
ru membuat Julius dan Agatha me
risik sekali,"
u lakukan?" ujar Anarkali tak
Julius seolah tak mer
an kamu sudah punya istri. Benar-benar tidak punya perasa
nyak bicara, aku muak
i hadapan Anarkali. Sementara Anarkali memperhatikan penampilan Agatha. Dan seketik
atha begitu cantik dan halus, sedangkan aku hitam banyak jerawat dan ... ah, jelek sekali. Wajar saja kalau dia terlih
kamar tamu. Seketika perasaan Anarkali pun tak menen
terkunci. Dengan hati berdebar dan perasaan tak menentu, Anarkali mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit hingga menyisakan celah. Anarkali s
i lagi. Aku kangen sekali dengan
angen denganmu. Makanya aku k
g
dengan itu, netranya mengarah pada pintu kamar. Dengan hati-hati Anarkali memberanikan diri membuk
mar tersebut dua orang berlawanan jenis sedang bermesraan. Kedua bola mata
? Agatha?
ada. Gadis bercadar itu melihat bagaimana Julius mendaratka
n Julius dengan penuh gairah. Kedua insan yang tengah dilanda gelora
ngira, kalau Anarkali pun mengintip Ad
anat di belakangku. Mungkin ini yang kamu lakukan setiap kamu
atanya berkunang-kunang. Kakinya pun seolah tidak mampu menahan bobot badannadegan tersebut seolah berlanjut. Bagaimana tang
s yang benar-benar menusuk hati, Anarkali
Aku tidak akan tinggal d
amun dia tidak ingin menunjukkan
in gila di belakangku. Ceraikan saja aku segera, apa lagi yang dia tunggu?' batin Anarkali di sela isak tangisnya. Gadis bercadar itu sama sekali
intu kamar itu. Hatinya masih terasa perih dan masih t
. 'Ya Tuhan, dosa apakah aku ini, hingga harus dihadapkan dengan takdir sekejam
bahagia. Aku justru lebih bahagia hidup sendiri, kalau stat
gera mengusap air matanya yang terus mengalir. Dia tidak ingin J
atha berpam
nginap di sini, say
ti istri kamu bete lagi dengan
ku berhak menentukan mau ber
in, aku pulang dulu
antar," ka
bawa motor sendiri
ati-hati,"
enjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Selang beberapa menit, Julius t