Veronica
angan keci; tersebut. Ruangan yang penuh dengan barang-barang unik dan antik, siapapun akan bingung jika masuk ke dalam ruangan ini. Tanaman r
berkilau-kilau sambil menghisap energi alam tersebut. Ruangan kecil yang menampung rahasia milik wanita b
i segala sisi, memperlihatkan bahasa Lithuanian yang sulit untuk dipahami oleh manusia, tapi wanita itu mengu
s biru terangnya menatap lembaran demi lembaran dengan serius. Ekspresi wanita itu
tersebut. Dengan ayunan tangan kecilnya,
as lainnya yang sudah tergelet
ant
g bisa mendeskripsik
merasa terganggu sama sekali. Toh dengan kekuatannya ruang
burung gagak hitam, bertengger di ambang jendela. Gagak itu menunggu izin dari wanita itu untuk ber
yang belum selesai. Di ujung ruangan masih ada setumpuk gulungan kertas yang masih harus i
bah menjadi seorang pria tampan yang duduk di ambang je
kecil mendekat ke arah wanita itu. Sepatu boots-nya memijak
letakkan amplop berwarna putih dengan
itu menyingkirkan surat itu ke
Keluh Pria itu sambil me
sinya, Ted." Vero men
erkutuk yang bisa berubah wujud tanpa memiliki efek samping. Dan hanya manusia terkutuk yang bi
il duduk di tepi meja. Sebagian bokong Ted menduduki
Turunkan bokongmu sebelum a
a dengan Veronica, ia tetap tidak akan terbiasa dengan aura intimidasi Veronica yang ditujukan kepadanya. Veronica adalah sumber
ke arah amplop itu, dan membuka
pertemuan kali ini. Dari Filips." Ted membaca surat itu dengan la
nyumannya. Tapi Vero hanya berekpresi datar, lalu tangannya menunjuk ke arah surat itu. Sek
ed yang menga
." Ucap Vero yang berjalan k
n membunuhku, jika ka
up?" ucap Veronica dengan sarkastik. Kepala Veronica menghadap k
t mengayunkan gaga
ruangan lantai 1, tapi air pancur besar yang berada di tengah alun-al
g yang berlalu lalang. Ted membuntutinya dengan setia, untuk terakhir kalinya kepala Ted menoleh k
ruangan kerja Veronica. Sudah menjadi hal yang biasa untuk Ted dengan kekuatan Veronica. Ted telah hidup
nya Vero tanpa m
dah berjalan beribu-ribu kali ke tempat ini. Sehingga d
kepala, "Kemarin malam ada 3 penyihir putih yang
ata ke sekelilinginya. Beberapa pedangang memanggil Veronica untuk me
ng tersenyum ke arahnya, lalu memberikan satu kantong kertas yang berisikan beberapa apel. Veronica membalas senyu
eberapa koin emas sambil
! Satu kantong apel tidak seharga 3 koin emas. Apa yang kau p
ar, "Aku bisa membuat koin ema
r." Ejek Ted sambil mengambil
gagak lagi." ancam Vero yang membuat
kaki Veronica berjalan dengan santai begitu juga dengan matanya ya
ntuk membelikan pakaian. Veronica hanya mengikuti arus kemana pun Ted
aupun momen itu sudah terlampau begitu lama, tapi kuil itu hanya berubah di berbagai sisi. Pilar- pilarnya di
an manusia kepada malaikat, berharap dengan sajian t
emijakkan kaki di kuil tersebut. Hidup berdampingan dengan manusia dalam waktu yang lama membuat Vero sudah hapal dengan pikiran licik mereka, Malaikat y
enyihir yang membantu pekerjaan
an Veronica,