Menjadi yang kedua
i serta jama'ah pengajian kitab Al Mukhtar Min kalamil Akhyar, kit
di depan, naufal akan ngajar ngaji di masjid. Tapi, kenapa sepi ya, ba
enjawab dengan tenang dengan tangan tak berhenti me
ul dari balik pintu samping. Gegas
mi! Bagaimana umi dan Aba
lillah s
dengan bibir yang
mau lihat naufal sama nur dulu ke atas.
udah lelah. Mungkin, bila bukan agenda tahunan, ziarah dengan para jamaah, beliau lebih memilih mengajar pa
r Gus Adnan usai memastikan Ab
lu bermimpi Zahra terus. Apa mungkin umi ini sudah jahat. Ko
emberikan jawaban terbaik bagi wanita yang men
sepatutnya kita juga memikir kan kehidupan mas naufal. Tidak mungkin kita menunggu menunggu mbak Z
lah lebih senang mencurah kan gundah nya kepada anak bungsu, me
ngatakan apa yang ing
aik meski hati nya masih di Liputi rasa h
ia berhidung mancung ini. Penyesalan yang terus mengusik bila
untuk nur. Panggilan yang hanya berani ia bubuhkan di atas kertas put
*
hingga ujung kaki dengan Mata yang hampir tak berkedip. nur merasa tak nyaman
menangis? Lihat mata mu sembab begitu
erpacu dengan tatapan umik nya yang seolah m
gatakan perlakuan dingin putra sulung nya. Sedangkan, dia sendiri sangat menjunjung tinggi aj
amimu, nduk? Apa naufal mem
r menumpah kan air mata nya, bila deti
nya aku kangen sama kopi buatan kamu!" Ti
, nur berani memanggil dengan sebutan 'mas'. L
da wanita yang pernah bertaruh n
" naufal bertanya
baru