Novelist story
umnya ketika aku menjadi penulis. Kalau dipikir-pikir, nggak buat naskah satu h
a tulisan saya sendiri tidak mencapai standar yang diinginkan. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mencoba ha
baru dan mungkin juga dapat membant
ini sini," p
sambil menunj
ngannya sebagai isyarat memanggilku.
u duduk di sampingnya tepatnya di
g manggil saya?"
kamu sudah siap mengedit n
rnah menanyakan hal seperti ini kepada
nya, emangnya a
, udah selesai b
sahutku, perasaan
mengedit naskah novel ini," ujar Rudi samb
idak enak ternyata membantun
ni biar saya bantuin bu
gasih masukan saja
ptopnya. Aku memberikan beberapa masukan dan saran untuk perbaikan
. Masukan kamu sanga
u senang bisa membantu,"
dan Bang Jalsen yang selalu berdebat tentang masalah hantu at
ngkan Rudi mengedit dan memperbaiki naskah tersebut. Kami bekerja dengan harmonis dan saling mendukung sa
ma kasih banyak ya sudah membant
bisa membantu," jawabku den
editor di penerbit ini, kamu jug
dalam cerita yang aku buat kayak kurang mendukung gitu. Udah itu j
rita kamu juga cerita romantis ya, mudah dong buat ngerjainnya. Satu lagi, saran Abang, men
i Rudi. Aku merasa terbantu denga
skahku? Sudah siap untuk diedit atau masih ada yang kurang? Mohon balasannya ya," begitu bunyi pesannya. Aku menenangkan penulis tersebut dengan mengatakan bahwa naskahnya m
ses penerbitan naskah, saya segera menghubungi penulis melalui pesan dan meminta dia untuk memeriksa kembali naskahnya dan mengirimkan
g periksa kembali dan kirimkan kelanjutannya secepat m
positif, "Baik Kak, saya akan segera memperbaiki naska
ap. Ini kok malah masih mengedit naskah aja
sekalian aja aku kerjain. Siapa tahu biar cepat selesai gitu. Ya kan, lumayan
uga udah mau sore. Abang juga masih ada kegiatan nanti malam. Kamu pulangnya jangan malam-malam, t
a Bang Rudi. Setelah itu, aku kembali fokus pada pekerjaank
aktu maghrib. Aku masih berada di kantor sendirian, dan lampu di ruangan sudah dimatikan, kecuali lampu di
m pulang? Mau jam berapa pulangnya?" suaranya mirip dengan Bang Jals
n. Kok nggak pul
ang Jalsen menawarkan untuk mengantarkanku pulang bersama dengannya, tetapi aku menolak tawarannya karena masih memiliki beberapa pekerjaan yang h
ng," ajaknya
harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Setelah Bang Jalsen pergi, aku kembali fokus
melihat ke belakang, aku tidak melihat lagi Bang Jalsen. Aku baru ingat bahwa Bang Rudi sebelumnya memberitahuku bahwa Bang Jalse