Sang Mantan Pelacur
y Re
*
tidur Adilla terganggu. Ciuman bertubi-tubi pada pipi me
ngasih tahu. Aku
bak, lupa Sayang. Kamu juga dah tidur s
is kecil itu berbalik arah hendak pergi, tetapi tangan
asih ngantuk. Tuh oleh-olehnya!" Adilla menunjuk sebuah tas
, itu
, Sayang. Ambil, gih
memimpikan memiliki boneka itu. Tiap kali sahabatnya main dengan boneka mereka, si
s tiga sekolah dasar. Dia adalah putri bungsu Sumaiyah, adik bungsu Adilla. Lahir
tahun-tahun kelam dalam hidupnya, entah mengapa hati itu masih teriris-iris, pilu.
geh udah beliin Adik boneka ini
main, nggeh." Sekali lagi, Adilla mencium si bungsu. Ap
kedua saudara yang lain. Semudah itu memberikan kebahagiaan pada seorang anak kecil. Du
ik wis lihat tadi banyak hadiah yang dibawa. Sabar sek
lui kehendak)." Saudara tertua dari m
erlu berebut) Mbakmu mesti ngasih hadiah buat
jawab merek
amarnya memang sudah tampak sangat mewah dibandingkan dulu. Tempat tidur pun suda
kannya. Adilla melihat luka di bagian paha, goresan itu sangat kecil jika dibandin
ampilkan senyum paling membahagiakan demi seseorang yang berdiri di
akkan kekecewaan yang besar. Sebagai lelaki tertua di keluarg
semester tiga di salah satu perguruan tinggi di kota kelahirannya. Semangatnya untuk belajar dan merubah nas
Palingan kamu juga dah tidur jam segitu. Gimana kuliahmu?" Walau tak mengerti apa yang adikny
gan kanan Adilla dan menciumnya. "Mbak ndak
h pinter ngomong lagi." Adilla menangkupk
i Anwar merah, selalu saja Adilla
s plastik berwarna biru. "Adik itu udah dewasa. Bajunya jangan lus
at keluarga." Anwar menerima pemberian Adilla. Ketika dibuka, ada sepatu, celana jeans dan ju
bos. Namun, hadiah dari setiap kesakitan yang ditorehkan oleh para pelanggan. Luk
uti dikasih bonus." Terpaksa Adilla berbohong. Selama ini angg
edua adiknya yang lain berlarian menghampiri. "Eh, kok l
lho, Mbak, nak
e kamar Mbak Rum." Cowok yang dipanggil Rian it
h mandi belum?" tanya Adill
reka menjaw
belanja ke tempat itu mau nggak?" Sengaja Adilla tak menyebutk
a ke tempat itu untuk menjajal semua permainan yang ada di sana.
elihatannya gak suka
bak. Dulu, kita masih kecil-kecik enak." Anwar menyenggol lengan a
agai lelaki tertua di keluarganya, Anwar rela mengalah. Dia lebih banyak
Dik. Kamu, Mbak sama Adik
u minta motor lagi sama Mbak? Kalau kalian memang butuh." Seak
isa pake sepeda gayung yang l
temukan. Dia segera menelepon. Saat panggilan
res. Pergi ke sana besok aja, ya, kalau motor b
ar. Dia malah berpikir apa sebenarnya pekerjaan Adilla sehingga begit