Dekapan Harapan
ta bisik-bisik orang-orang sekitarnya berlalu begitu saja di telinganya. Satu hal yang ada di pikirannya saat i
ata hitamnya. Saat ia melintasi sebuah kafe kecil, seseorang menarik tangannya dengan
kabar tentangmu.
i. "Ada yang salah, Ria. Aku tidak melakuka
nar, "Aku tahu. Aku punya bukti
engan penuh harap
dari tasnya. "Ini rekaman CCTV kantor saat itu. Aku liha
cang. "Terima kasih, R
n? Tapi hati-hati. Aku rasa ada
"Siapa? Kenapa mereka
kau cari tahu. Aku hanya bisa
perasaan campur aduk. Ia merasa bersyukur memiliki teman seperti Ria
ingin segera melihat isi dari flashdisk itu. Begitu sampai di
an jam yang berbeda-beda. Dina menemukan video pada tan
aatnya tiba, sebuah sosok yang dikenalnya muncul di layar, melakukan ses
n, "Itu dia! Dia
dengan jelas, video mendadak terputus. Dina mencoba
lakunya, ia belum bisa membuktikannya. Namun, Dina tidak akan menyerah. I
kad. "Aku akan menemukanmu. Dan kau ak
ah, menandai akhir dari hari yang p
menenangkan diri, ia menyadari ada satu cara lain untuk mencari tahu siapa sosok y
pribadinya. Ia tahu risikonya, tetapi saat ini ia tidak punya banyak pilihan.
ari momen yang tepat. Dan akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu datang. Sosok itu
ah teman sekerja Dina yang selalu t
yangkan bagi Dina bahwa Sasha yang melakukannya. Kenangan indah
yang ia punya mungkin belum cukup untuk memb
. Langkahnya mantap, tetapi hatinya berdebar. Ia memas
Yudi, staff IT yang selalu ra
ua rekaman CCTV kantor selama seminggu te
bingung, "Tapi
nting," pinta Dina de
Yudi mengangguk, "Oke, saya ak
cepat ia memindai semua rekaman. Menemukan
T tiba-tiba terbuka. Sasha masuk dengan waja
p, "Aku mencari k
"Kau pikir kau bisa membalikkan
Aku hanya ingin tahu, kenapa kau
u pikir ini tentangmu? I
kegelapan. Dina merasa ada yang mencengkeram tangannya, memaksanya keluar dar
, "Dina! Dina!