Membalas Suami Bajinganku
i keindahan alami yang seharusnya
telah penggerebekan yang kulakukan
itu! Ber
perutku terasa sakit, ototku kembali menegang. Padahal, aku baru saja berjanji pada dokter untuk menjag
beberapa hari, dengan dal
tanpa kuketahui. Apakah, Seno membelikan Olivia apartemen atau rumah? Membayangka
engar suaranya meski samar. Namun, ak
s, membuatku tidak bisa mencecar Seno
telah b
nya sanggup merajut mahligai rumah tangga dengan kebersamaan ala kadarnya. A
pa, aku bis
atau karena prinsip hidup yang sela
utuh, dan aku tidak ingin buah hatiku mengalami
.. bi
Bi Yani. Rasanya, aku
an
ng nampan yang berisi buah-buahan potong yang ma
ara, ketika mengetahui aku tampak sedang mengel
-bi
manggil dokter!
n tubuhku dengan benar. Bi Yani memapahku ke sofa yang tak jauh dari awal temp
a belum pernah mengalami kejadia
coba mencari-cari kontak dok
na kartu nama dok
atau rumah sakit yang biasa didatangi ol
mbil berdoa semoga kartu nama dokter kandungan a
menelpon
dak...
pi,
ngantuk. Aku kemudian tertidur dan ta
*
Tid
erang, dapat ditemukan. Bi Yani segera menghubungi nomo
al
a dengan operator yang
ng dipilih sendiri olehku, setelah ia memeca
ka aku menanyakan perihal Seno. Mereka bahkan bersekongkol untuk m
i bukti akan firasat burukku da
ejutkan yang mencitrakan penampakan suamku
aba-aba, aku segera meluncur ke kantor suami dan men
*
al
kit Andromeda, ada y
Majikan saya berd
nglah! Berikan
t blok gg no. 7, Men
a di kawasan pusat Jakarta, dengan penjagaan tercanggih dan tida
a
Usaha Seno melesat bagai kilat menuju ke punc
Kebahagiaan tidak dapat dit
mengetahu
tuaku adalah pasangan kaya raya, ironisnya, kekayaan itu lah yan
. Sehingga, meninggalkan bekas rasa sakit
akan pernah ada
jadi anak-korban dari perceraian o
k dari perpisahan dari Mama dan Papa yang pernah membesarkan kit
k akan menceraikan suamiku, separah apapun
pernah terbuang tanpa memiliki keluarga. Hidupku m
akhirnya menghembuskan napas terakhirnya selepas bekerja.
asa sakit-yang tidak pernah lepas dariku, seperti sebuah k
adalah sahabatku d
pat menghapuskan rasa sakit itu dengan kasih sayang da
erpisahkan. Sampai, pada suatu ketika, kemalanga
*
ruang ope
kedua, ik
pat menuju ke ruang operasi. Langkah mereka berderap be
i-ha
at rumah sakit dan tim medis yang bertugas mendo
r. Aku yang sedang berada di atas kereta dorong, merasa lemah. Aku dapat
si namun tentu saja kemudian tim dokter ya
giringiku menuju ke ruang operasi. Namun, ia harus puas duduk di
orang dokter telah bersiap
nya hari ini akan menjadi sebuah harapan ba
erharap... bayi saya selamat," uan tidak mengenali pri
dokter yang sedang menanganiku. Niscaya, ak
*
ar