Sage Benua Longwu
megah itu,seolah akan melumatnya. "T-tolongg aku!" tapi yang terdeng
bertudung itu terlihat melayang, dengan dua jari yang ara
yang seperti terhipnotis. Sementara Xin Yue dan Li
ke arah sosok bertudung itu. Suara lolongan pedang di tangan pasangan pendatang baru ini ter
itu, meledak dalam suara yang keras. Sosok bertudung terlempar ke belakang, dan lang
dan menimbulkan kegaduhan. Dua sosok itu cepat-cepat berdiri. Pen
di bawah sinar rembulan. Wajah mereka seputih salju,dengan rambut berwarna emas dan bola mata sebiru langit je
tatkala tiba-tiba mereka mengayunkan pedang. Gerakannya sangat indah, terlihat seperti tarian pera
cepat ke figure bertudung hitam itu. Tatapan horornya, ekspresinya ketakutan. Ia seolah-ol
i. Bibirnya membentuk kata, "terima kasih" dan ia menghentakan kakinya. Seketika tubuhn
tika dua kekuatan pedang
an pedang menyebar kemana-mana
ua pramuria itu melol
ng! T
rang kami! Seseora
n menjad
dari jauh sana. Suara teriakan mereka berdua, sontak menimbulkan kehebohan. Jendela toko dan rumah
a a
ang t
itam. Siapa yang
tirai. Sebagian yang berani, mereka keluar da
aru berjubah putih menjadi marah."Jangan lari !"
kaki. Ia pun melayang, berusaha me
i k
rtudung. Ia melepaskan pedang itu, yang melenggang terbang, seolah satu benda
atan Energi Mingzhu – energi umum yang berlaku di kalangan pr
k memberi tanda bahaya. "Jag
kasih. Sesudahnya ia menelengkan kepalanya. Tangannya melambai. Dan suara cicitan senjata rahasia – jarum
jubah putih yang satunya. Ia memberi peringatan te
ak sempat lagi menghindar. Tangann
u!" ia m
mbantu kawannya. Ia menghentakkan kaki. Tubuhnya melesat secepat peluru. Ped
lakang kawannya yang nahas itu. Sa
r Sil
m rangkuman jarum emas racun, yang lan
rg
yasar, masuk ke jalan darah dua sosok berjubah putih itu. Racun di jarum emas amatlah cepat bekerja. Bau ami
rsenyum sinis melihat dua pasangan jubah putih jatuh, menghantam atap rum
, pedang itu melesat dari arah jatuhnya dua sosok berjubah putih tadi. Cepa
ac
n sunggu
a pasangan tadi. "Setidaknya, di akhir kematian ini,
rakhir, juga tenaga terakhir yang dilont
un terjatuh. Tak bersuara sesudahnya. Peda
Mereka mencari-cari, tapi tak menemukan jenazah tiga
pedang dan ahli sihir dari kaum petarung,
untung. Bisa menyaksikan pertunjuk
rtarungan tadi, masih saja berdiskusi. L Wei memutuskan unt
"Besok aku akan mengunjungi Sekolah Jalur Merpati. Uang tabunganku telah c
++
ik meringankan tubuh yang didemonstrasikan tiga orang tadi. Tapi selalu gagal. Itu ka
Gerakan pedang dan ginkang tiga sosok tadi,
- k
ang, memberanikan diri ke belakang. Halaman belakang rumahnya tidaklah besar. Hanya ada satu ba
ak
ebakanku. Suara itu asalnya dari dal
i ketakutan?" batinnya memberanikan d
ee
. Itu semakin menambah ketegangan Ketika ia meras
ayunkan golok dengan Gerakan acak. Geraka
alah sosok yang akrab ia lihat ketika pertempuran di atas bubungan jalan sepi tadi. Figur
nya meremang. Kepala nya membesar, wajahnya terasa ke
ong
ibi tidak ada di rumah. Ia sendirian saja. Ingin rasanya Li Wei menghilang kedalam tanah, menghindari makhluk berwajah seram, tap
SAM