Tiga Ranjang Suamiku
percaya. Ternyata bukan suamiku. Di
... janga
nal. Dia memanggil nama suamiku, lalu menutupnya? Benar-ben
ku semakin sesak. Mas Farus ... apakah kau memang menduakan aku? Apakah dokter magang itu adalah
arap kau me
sibuk yang aku dengar. Apakah di sana tidak ada sinyal? Ah, dia pasti sanga
i tidak bisa tertutup. Semakin aku berusaha terlelap
yarkan lamunanku. Jelas-jelas aku tidak tertid
u harus mencari informasi itu. Semuanya harus a
mbali menghilang. Bergegas aku memakai blazer hitam, lalu celana kain. Aku akan melanjutkan untuk mencari bukti. Aku ak
ya Ema. Dia menatapku dengan seriu
h orang. Jadi Bunda lembur tadi malam," balasku sambil meng
a kabar Ayah? Sudah dua hari Ana coba hubu
yang harus aku berikan untuk menenangkan mereka? S
i desa itu menjadi sukarelawan. Jadi, mengatasi penyakit y
enyum dan menganggukkan kepala. Un
at. Hati-hati di jalan
u mobil penjemput. Hatiku benar-benar lega.
a. Wajahnya terlihat sendu sambil menatapku. Aku merasa Mbok me
mikirkan Ibu. Bapak tidak mungkin berb
uatku seperti tersiram air segar. Aku
dengan baik. Mungkin aku lembur. Na
-hati
bagaimana dengan pernikahan selama dua belas tahun ini? Aku harus mempertebal prinsipku bahw
a ini pernikahanku berjalan sempurna. Tidak ada cacat sama se
u masih diam sejenak menenangkan pikiranku. Baiklah, kali ini aku harus mendapatkan petunjuk. De
ay
an kamu di
ang, katakan kepadaku! Kenapa kau ke sini lagi?" tanyanya
hari Mas Farus tidak bisa dihubungi.
man suamimu. Siapa tahu, mereka mengetahuinya. Kau jangan sampai membuat keributan di rumah sakit
mobilku. Aku menyandarkan kepalaku, dan memejamkan kedua mataku. Hingga a
sangat keras," lanjutnya sambil menyodorkan sebotol minuman
an menanyakan kep
man Mas Farus tidak tahu keberadaannya. Aku tidak menyerah. Semua yang berhubungan dengan Mas Faru
a, sahabatnya, bahkan beberapa pasien yang aku kenal. Mereka tidak ada yang mengetahui keberadaan suamiku. Apalagi yang harus aku lakukan? Ini sudah
menyerah. Tubuhku sudah tidak kuat. Mungkin jalan terbaik ada
hentikan saja. Besok, tanyakan semua kepada suamimu. Dia dat
membantuku, Mel. Kau a
ada satu hal yang ganjal. Kenapa Melisa tahu Mas Farus akan pergi sela
senyuman di depan kembar. Atau mungkin aku harus menghindari mereka saja. Hatiku masih tidak bisa aku tahan. Aku sangat kecewa dengan Mas Farus.
i masih hari keenam. Bukankah dia mengatakan akan pergi selama tujuh hari? Hatiku sangat kesal. Kedua
akin menjadi. Aku sangat emosi. Ingin sekali meluapka
emakin tidak percaya melihatnya. Ditambah, dia menyodorkan sesu
ni undangan