Fitnah Dari Mertua
wah. Gaun tidur satin yang cukup terbuka, berwarna merah, kini dengan cantiknya memb
ari dalam kamar mandi dimana Dion kini berada. Ini adalah malam
mang terlahir bak dewa yunani. Wajahnya tanpa cela. Begitu tampan hingga semua wanita terus-terusan menatap Audy dengan pandangan iri
Dion yang baru saja disiram dengan segelaa air oleh seorang wanita yang kemungkinan adalah gadis yang dipilih oleh sang ibu, Ningsih. Entah
h tampannya yang basah. Namun pandangan pertama mereka, membuat keduanya malah saling jatuh cinta. Ya, segampang itu. Memang benar ka
a Audy bekerja setelah itu, dan kemudian menyatakan cintanya dan tentu saja
keras hubungan Dion dan Audy. Bahkan Audy sempat ingin menyerah. Tapi Dion tidak. Meski sedikit betindak licik, Dion mengancam N
n menyayangi Audy layaknya anak sendiri setelah mereka menikah. Ningsih menyanggupi. Ya, menyanggupi dengan sangat terpaksa. Tapi tentu saja lagi-lagi Audy dan Dion tidak tau apa y
l
encang. Ditambah penampilan Dion yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya, dan tidak mengenakan
intip dengan sempurna dibalik gaun tidur satin nya. Audy bukan wanita yang suka
lahan dadanya dengan telapak tangannya sendiri. Dion tergelak. Wajah A
il berjalan mendekat ke arah Audy. Bulu kuduk Audy meremang,
l mencium puncak kepala Audy.
n tepat di telinga Audy. Hembusan nafas Dion yang sediki
a vulgar begit
Mereka memang berhubungan secara sehat. Dion yang begitu mencintai Audy, tak ingin merusak Audy. Ia akan menyentuh Audy setelah mereka menikah. Itu janjinya.
y sambil memicingkan mata. Tangan Dion mulai meraba. Turun ke lenga
atamu,
Aku ma
malu? Aku bahkan bel
kan rambut yang ada di lehernya. Rasa dingin dari bibir Dion yang perlahan menciumin
makin gencar menciumi sang istri dan meninggalkan beberapa bekas di leher putih dan jenjang itu.
antai. Ya, Dion menggengnya ala bridal style menuju ke ranjang mahal milik mereka
kannya ke atas kasur empuk yang akan m
cantik Audy. Lalu di tatap nya sang istri de
rsenyum. Di sentuh nya wajah tanpa cela milik
cintaimu, ma
h bahagia. Namun belum sempat bibir Dion mendarat di bibit manis milik san
" gerutunya. Membuat Audy ge
ri ranjang. Berjalan menuju ke arah pintu yang terus terusan di ketuk. Dan ketika pintu
ma mengganggu?"
mungkin ia mengutarakan hal itu, dan me
ar. Untung saja Audy telah turun dari ranjang, saat mendengar suara mertuanya
n turun!" jelas Ningsih. Dan tentu saja hal itu membuat dahi Dion berkerut. Bukan kah ini
lam ini. Audy lelah, ma. Apa tidak sebaiknya di tunda saja?"
apa kamu lelah, sayang?" Ningsih mendongak lagi. Audy menggeleng pelan. Tentu saja, mana mungkin ia menol
tanya Ningsih lagi, tanpa mempeduli
urun setelah bergant
mu juga ikut turun, Dion. Perkenal
klah
t itu, meninggalkan Dion yang kini benar benar merasa frustasi. A
ai!" bujuk Audy. Rona wajag Dion yang tadi suram, langsung berubah c
aikan pesta sialan itu s
__