Istri Kesayangan Tuan Mafia
deretan sedan mewah di belakang. Hotel bintang lima menjadi tujuan dari mereka, setela
upacara pernikahan merasuki pendengaran. Tepat tiga jam sebelum Reynand menginjakkan kak
a untuk menurunkan titah pada yang lain, agar lebih dulu mendatangi lokasi hendak dijadikan
epatan. Tubuh-tubuh dari pria bersenjata yang coba menghadang, ditabrak dan dil
a berlabuh di tempat sudah penuh tamu undangan. Bahkan, setiap insan yang ad
alam gedung yang semula hening, berubah histeris akan teriakan-teriakan dari para undangan yang ada. Semu
adalah perempuan bergaun pernikahan putih berekor panjang, yang kini menyipitkan kedu
ama Keisha Veronica, begitu mengetahui
pendengaran. Reza, lelaki bersetelan jas putih itu menoleh pada kedua orang tua, serta c
memancing keributan dari orang-orang yang sangat mengenali siapa dirinya. Reynand be
elaki pemilik tinggi 188 sentimeter tersebut
gan telah dihias cantik oleh mawar putih. Reynand mengayunkan langkah kaki lebar mendekati Kei
sampai Andra harus datang dan menghancurkan pernikahan kami?!
eorang yang mengintip ke arahnya. "Bukankah ini sangat mengagumkan, Keisha? K
tidak seper
rang yang ada di sini akan menghabisi Anda, tan
ruangan. "Aku tidak menemukan siapa pun yang bisa melakukan hal itu."
bisanya Anda datang kemari dan membuat keributan, setel
eujung rambutnya! Dia adalah istri saya, dan saya harap Anda masih memiliki sedikit rasa malu, untuk tidak lagi menemui dan mengus
at melihatku. Bukan begitu, Keisha?" Reynand menyeringai tipis
ercaya diri juga sangat menjijikkan!" ejek Reza.
u?" penggal Reynand, lalu m
Lalu, bagaimana bisa kau melawanku?" Kedua alis Reynand terangkat bers
-" Lagi-lagi perkataan Reza terpenggal. Kali ini, bukan kalimat y
imu sendiri!" berang Rehnand, mencengkeram ke
eynand membenturkan punggung Reza ke dinding, menekan leher lelaki itu sampai tubuh terangkat tinggi. "Ka
legar, namun Reynand tidak memedulikan. Tuan muda itu berjalan menghampiri Reza, berdiri tepat di samping
enikahinya!" erang Reynand, memukul batang hidung
mpal tuan muda sudah terbakar amarah tersebut,
sampahmu!" Reynand mengangkat lebih tinggi tangan ke samping, sebelum akhi
gucur dari hidung serta mulut. Reynand bak orang kesetanan, terus saja
ndorong sekuat tenaga tubuh Reynand, sembari berteriak agar semua perb
kepala Reza begitu saja, hingga benturan kuat terdengar. "Kau ..
gan pernah membela laki-laki lain d
ekarang kau membelanya?! Apa kau
kencang dari arah lain, beri
histeri