Aku Yang Dianggap Beban
uangan, aku yang sedang memasak dengan terpaksa mem
uh baya yang menatapku sinis, ta
tanyaku sedikit men
ih, di panggi
gi masa
san
u mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dari ibu. Walau aku sudah menjadi menantunya selama l
numpuk di keranjang!" titahnya y
ekerjaan apapun selalu saja komplain dan tidak pernah benar. Mencuci ulang sama saja memberikan
rusnya pakaian itu siap dicuc
p tak akan pernah menang melawan ibu mertuaku. "
sambil memasak, pak
abku yang sudah tidak ingin berdebat, segera pergi d
pembantu. Aku mengabdikan diriku pada pada keluarga suamiku, tinggal satu atap dengan ibu mertua dan juga ipar sangatlah menyiksa. Sudah berulang kali a
ikan, inilah waktuku untuk beristiraha
atku menghela nafas. Adik iparku itu selalu saja tak peka kalau aku sudah sangat capek denga
aru pulang sekolah sudah diceramahi, setidak
akkan barang-barangmu sendiri pada tempatnya. Kalau minum ambil di dapu
, bukan disini." Nisa berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya, dengan s
yang aku inginkan. Setelah menikah, jangankan untuk bersenang-senang, tiada hari berbenah rumah, dan mengerjakan pekerjaan rumah layak
seseorang yang langsung
meraih tas mas Adam dan mencium
onggarkan dasi yang mencekik lehernya, melangkah mas
r jengkol." Aku memasak menu kesukaannya karena uang belanj
k, aku sud
am menuju meja makan, kupanggil Nis
pertinya tidak begitu. Ku perhatikan raut wajah ibu, dan
an, Bu!"
api sama dendengnya?"
k bisa selalu menyajikan menu yang diinginkan ibu. "Menu itu juga gak kalah enak kok Bu, lain kali aja ya." Aku beru
mendorong piring kosong itu, beranjak
an kesukaan Ibu," celetuk
yang aku masak! Nanti kalau lapar Ibu j
dan sisanya untuk belanja dapur, juga biaya pengobatan ibu. Hanya tersisa sedikit,
elihat mereka semua berada di ruang tamu, berbicara se
tidak menyukaiku, namun aku selalu bersikap sabar dan sabar sambil mengharapkan garis d
ertua, jangankan keluarga suamiku, bahkan mas Adam juga cue
tempat tidur. Aku melingkarkan tangan memeluk mas Adam, r
an!" ucap mas Adam yang men
, kataka
u. Kamu tidak perlu mengatur pengeluaran lag
ercanda
aku se
ku yang mengaturnya, mengapa tiba-ti
ngeluaran, sekarang kamu tinggal memberes
ang gaji mas Adam. Aku ingin lihat, bagaimana dia mengolahnya, yang ba
hanya buang-buang uang." Mas Adam meninggikan suaranya membuat aku
i lagi, kalau ga
a kamu harus mengizink
-a