Terjebak Cinta Pria Arogan
erasa le
ng saat ini bertanya padanya. Sebelah tangan wanita itu berada di atas bahu
. Terima kasih mi
sama,
a yang luk
Peony. Saat ini Peony dikelilingi tiga orang rekannya. Salah satunya ada
adalah seorang pria jika dilihat dari tubuh kekarnya. Namun tak berhasil. Tenaganya kalah jauh. Apalagi Peony memakai sepatu hak tinggi. Ia kehilangan sang pencopet saat pria itu mas
ya terdorong sedikit saat
ncangan desain yang akan kau ajukan unt
ua rancangan yang akan aku a
segera tertangkap!" desis Olivia kesa
lembut. "Deadline tinggal dua hari lagi sebe
nya cadangan sketsa untuk diperlihatkan saat meeting. Matanya berkaca-kaca mengingat buku
aafkan aku tidak bisa membantumu untuk memundurkan jadwal meeting bersama para pimpinan." Daniella Ang terlihat menyesal saat mengatakan itu pada
n hal itu sebelumnya. Tidak perlu merasa bersalah. Hal
uarkan api karena terlalu geram. "Tidak, Dear, si pencopet bajingan
p bokongnya jatuh ke
tas Peony akan ikut terjun bersama pria itu? Akan sangat sulit bagi Peony mendapatkan k
dulu saja bokong pri
memisah
udi memegang bokong pri
ertawa saat Grace dan Ol
aja rancangan-rancangan yang mere
awa. Kali ini kare
bisa mendengar ta
h tenang dari sebelumnya. "Terima kasih telah menghib
Daniella menepuk bahu Peony yang bebas. Setelah melakukan itu, Daniella berjalan ke arah lemari katalog tak jauh dari m
t referensi dari sini." Daniella meletakkan lima buah katalo
kasih, M
a-sa
ke mana Ella? Aku
meja kerja Ella s
k masuk h
nap
g enak
sius sepertinya bis
emancing, Miss Walters. Miss Hardi ju
t deadline tersisa dua hari lagi. Bukankah setiap tahun dia adal
sudah punya ra
malas. "Seperti biasa.
a besar sang ayah. Terlebih karena semua rancangannya selalu lolos seleksi menjadi yang terbaik. Daniella tidak bisa pungkiri jika i
*
ak istirah
i ruangan tim BS untuk dibuang ke pusat sampah gedung ini. Setelah makan s
ua hari lagi, Zora." Peony menghela napas lelah. Menyandarkan tubuh pada sandaran kursi. Ia me
m. Menatap
makan sia
gar suara Peony. Ia bergerak gelis
a?" tanya
ony. Tugasku... sudah selesai," gugup Zora. Setelah meng
baik saja
pintu ruangan. Tak lama, ia mengangguk, d
dia terlihat gelisah?" Monolog Peony. Matanya
geleng. Bukankah Zor
strasi. Tak ada yang salah dengan desain yang hampir selesai dibuatnya, tapi Peony merasa ti
*