Wanita Bercadar Itu Istriku
ur tubuhnya, dan air matanya telah mengering. Tubuhnya tidak ada lagi tenaga bagai raga tanpa nyawa,
k menghiburnya, namun semua gagal hingga langkah ora
i dan ini Zafirah," ucap Fr
n," Azril menatap dua orang ya
l berdiri mendekati Fredi, berjabat tan
napa sampai terjadi kecelakaan,
n yang banyak di takuti orang. Paman Ferdi berusaha menepis praduganya, walau fakt
ki
ama Zafirah di antarkan ke kamar, di mana tubuh Zaki yang terbujur kaku. Zafira yang sedari tadi berusaha tegar, kini dirinya tidak bisa menahan gejolak hatinya berlahan dirinya mendekati dan membuka kain putih
iksa kondisi Zafirah. Seorang dokter wanita mem
Azril yang berada tepat di samping tempat
Fredi yang berdiri di samping Azril baru menyadari, jika wajah
Dokter yang merasa heran saat memeriksa kondisi Zafi
r saya tung
h menunggu di luar. Hatinya tidak tenang melihat wanita yang akan menjadi adik iparnya tergeletak
Paman menatap wajah Az
saat akan menutup pintu tanpa sadar diriny
di dekat makam tidak kuasa menahan air matanya, para pelayat mulai mening
Sudah sore, Paman
ondisi fisik dan pikiran Zafirah yang lemah mem
anpa menunggu jawaban dari Zafir
f memulai obrolan, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Ta
tiga kali mengucapkan salam tidak ada sahutan dari dal
Paman," dengan nafas ngos-ngosan. Bi
ah, ada apa? Anu apa Bu
a dalam-dalam dan memula
manmu masuk
asuk rumah sakit, tu
sakit m
untuk bertanya. Sejak tadi Azril hanya diam men
kota Tuan." J
rumah sakit, sekara
Zafirah mengikuti l
i memanjatkan doa untuk sang Paman, keluarg
kit, Zafirah turun dari mobil dan berlari menuju ruang
ampai di depan pintu ruang UGD. Setelah menung
?" Zafirah berdiri me
adi dengan Paman saya? Setau saya Pam
ani Pamannya. Selama ini, Pamannya tidak mengeluh s
ruanganku! Ada yang ingi
ngannya. Bahkan Azril mengekor di
elama empat tahun terakhir, beliau mende
dirinya tidak percaya jika sang P
ngar apapun, tapi saya minta
nnya. Zafirah benar-benar tidak percaya, jika Pamannya menderita penyakit jantu
ri ruangan tuan Fredi,
njak, seorang perawat
Fredi semakin kritis, beli
si Pamannya semakin kritis. Tanpa memperdulikan tub
anlah demi Zafirah, Paman!
n dalam keadaan lemah, napasnya tersengal terkuat be
, selama ini menyembunyik
Fredi berusaha untuk bicara pad
irah mohon pada Paman, jangan banyak bicara lagi ya. Dok
annya memohon pada dokter Mardi
ril, ke
ekatinya. Dengan cepat Azril mendekati sang
apa yang ingin Pama
wajah Fredi. Suaranya yang yang le
nikahi Zafirah, Paman pe
an Fredi, tiba-tiba layar monitor memperlihatkan garis lurus dan bersuara kencang. Te
Zafirah Paman, Dok lakuka
usaha untuk membangunkannya dari tidur, namun semu
Pamanmu, Allah le
urut, dirinya melepas orang-orang yang memiliki arti dalam hidupnya. Baru kemarin dirinya mengantar sang
yang di rasakan Zafirah, hujan yang enggan mening
semua yang aku sayangi, hamba ikhlas menerima ujianmu ini, hamba percay
pai di rumah beberapa tetangga tengah menyiapkan acara doa untuk Paman dan Zaki, Zafirah berjalan menuju kamarnya dan
dirinya merindukan anak-anak. Canda tawa mereka adalah obat untuknya. Hari ini Zafirah
um, anak-anak!
iak mereka bersamaan, Zafira tersenyum melihat mereka yang menyambutnya,
riksa tumpukan berkas-berkas, yang selama seminggu t
agi ada meeting dengan
pribadinya, kini memandang sang Tuannya yang ter
mu yang mengantikan posisiku aku ha
irinya melangkah pergi menuju mobil
u minggu kemarin di mana adik dan Paman wanita yang bernama Zafirah meninggal dala
ng. Aku mohon, anggap ini permintaan pertama dan terakhirku," kalimat terakhir yang terus menganggu pikirannya, dan kembali ingatan perkataan terakhir dari
g harus aku la
*