Pengantin pura-pura
atu tangannya yang ia gunakan u
inya saat ini tidaklah sebanding dengan ra
ng menyenangkan juga dibedakan oleh orang tuanya,
kerasan secara lisan ia juga men
at mu hingga kini, kau harusnya berterima kasih dan menganggap apa yang
Ia tidak memiliki tenaga bahkan hanya intuk se
menatap ke arah tiga orang lainnya yang juga tengah
erapa saat, pria dengan kemeja lengan pendek
arah adik bungsunya. Sedangkan Kinan, gadis dengan rambut berwarna
melihat wajahmu," ujar Nyonya Rini denga
s, Aruna berdiri dan mula
pan pintu kamarnya, terdengar lag
rimu, yang jelas mau tidak mau kau akan kami jadikan jaminan un
segera membuka pintu kamar
anya dalam kesendirian ia bisa bercerita pada angin soal rasa sakit ya
a masih muda dahulu. Lebih tepatnya saat ia baru s
ang didapatkannya. Melainkan tatapan sinis ju
oal hari-hari yang dilewatinya, justru jadi orang yang paling berpe
selalu dan akan membekas di hati Aruna. Karena itu adalah alasan mengapa
idaklah diinginkan. Saat itu mereka hanya
di rumah sakit, sang Dokter mengatakan jika ada
m keadaan prematur membuat nyawa Nyonya Rini te
restoran yang saat itu tengah dirintis ke
terpaksa Tuan Wijaya berhutang pada rentenir dan berakhir dengan
lah sebagai pembawa sial dalam keluarga mereka. Berbeda dengan sewa
*
i datang untuk menagih keputusan apa yang akan diambil kel
ereka sempat membuat kekacauan dengan merusak beberapa barang sebelu
Hendra dengan menghembuskan rokok yang di
erapa saat, ia nampak ragu den
u-ragu, Nyonya Rini dengan
salah satu puteri kami seb
a sejenak, bertanya lewat sorot mata
an se
ar cukup untuk Tuan Hendra. Pria itu kemudian kem
pa yang akan kalia
a segera membawa Aruna menuju ke ruang tengah
na. Dia yang akan menjadi jaminan,
ia itu memperhatikan si gadis dari atas ke bawah dan me
ebagai jaminan hutang?' tanya Tuan Hendra mas
orang tua, dia harus membalas jasa-jasa yang sudah kami
n menyentuh dagu Aruna, ialebih dulu menghinda
rupanya," ujarnya d
urang sopan pada Aruna, gadis itu kembali menol
gin memberikan sebuah pukulan ke arah Aru
lah suara manusia atau lebih tepatnya perk
muda dengan senyum menawan. Ia kemudian melangkah mendekat masih
n hitamnya itu menghampiri Aruna yang jug
m kian lebar di hadapan Aru
Kau mau iku
Ia hanya terdiam dengan wajah kebingungan sampai kemudian ter
da urusan apa
eh, ia kembali ters
alkan, Chand