Rivalitas cinta tengil
ecewa dengan Elina tapi dia sudah berniat akan melupakan semuanya dan mema
aku tidak ingin lagi mendengar kalau kamu masih ada hubungan dengan orang lain
." Aku janji sayang, ya sudah aku masuk du
setelah Elina keluar dari mobilnya Roby segera
Elina?" Ujar Nina yang sedang berdiri di
kejut lalu menoleh ke arah pintu l
tadi macet "
berapa ini? Sudah hampir jam sebelas malam, lihat
lalu tersenyum lebar pada Nina." Hehe
h El, kalau papa mu tau bisa di kurung satu bulan di rumah ka
jebak macet ma." Jawab
erus." Ujar Nina sambil menjewer k
di jewer gini lah ma." Protes Elina sambil memegang kupin
ekarang?" Tanya Nina tanpa
al nurut sekarang lepasin dulu kuping El ma, bisa panjang k
pelan, dan Elina memanfaatkan kesem
ai bicara!" Pekik Nina begitu
nya melihat kelakuan Elina yang selalu seperti
unggu kepulangan suaminya yang tidak
minya pulang, dengan cepat Nina membukaka
depannya, bahkan wanita itu jauh lebih muda darinya, bagaikan di tusuk ri
annya itu, tapi entah apa yang membuat bibirnya terasa terkunci begitu saja tanpa bisa mengucapkan apapun. Tenggorokannya terasa ker
mendorong tubuh Nina ke belakang hing
ke dalam rumah sambil memeluk pin
, yang baru kali ini dia dengar selama masa perni
n berlari menyusul suaminya yang su
ekik Nina sambil men
asar. " Kenapa hah? Ini masih rumah ku, kalau kamu lu
u lupa ini juga rumah ku, rumah kita berdua. Dan berani sekali kamu membawa wanita lain
u membawa siapapun ke rumah ku sendiri. Kamu adalah istri yang tidak berguna. Minggir kamu janga
ng-senang, dan mau selingkuh jangan di rumah ini, apa
at dia menampar wajah Nina dengan keras
g suami istri yang sedang bertengkar di depannya itu. Seperti s
a segera keluar dari kamar, dia baru saja selesa
ambil menangis dengan terisak. Hati Elina benar-benar sakit sekarang, keluarga yang sebelumnya sangat harmonis, penuh canda tawa dan kebahag
uarganya sendiri, papanya terlihat sangat kacau, bau alkohol sangat menyengat di rumahnya dan adanya wanita muda yang mungkin le
saat melihat papanya menendang tubu
a, Elina mengusap air matanya yang e
i sana menoleh ke arah Elina yang
i tidak seperti yang kamu bayang
a, karena Elina adalah putri tunggalnya dengan Nina. De
sini Lis!" Perintah
tadi kita sudah membicarakan ini sebelumnya, katanya kamu mau me