icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Enough Me

Bab 3 Mimpi

Jumlah Kata:1035    |    Dirilis Pada: 04/06/2023

yang telah mencukupi untuk memilih. Ananda be

duduk di kursi paling belakang. Dia tidak pernah setuju keluarga kecilnya hancur, apalagi ini di depan matanya send

at berpikir mereka egois untuk kebahagiaan mereka sendiri. Tanpa, meminta

apa. Selama ini dia tak dekat dengan siapa pun, baik bunda maupun ayah. Bahk

kemarin tak kuasa lagi dibendung. Tak ada seorang memeluk dan mengusap bulir kepedihannya. Matany

a bahagia. Rumah mana lagi yang bisa menciptakan tawa, kedamaian, dan ket

sekali lagi, kala itu hanya mata ayah yang selama ini bernotabene ti

berharap bisa dimaafkan, karena telah gagal membuat kebahagiaan untuk sang buah hati tercinta. Namun, kepergian Fian yang terus menjauh, meninggalkan ruang

n, samar-samar matanya membuka, dan menangkap

pulkan nyawa yang ambyar dan mengusap air mata di pipinya. "Kenapa menangis?" Ayah k

k apa-

r otak berpikir cara agar Fian mau mengikis dinding tebal dan tinggi yang telah lama membatasi mereka, hal itu tentu memerlu

*

harusnya dilakukan sedari tadi, akan tetapi malah tertunda hingga malam. Kamar mandi rumah nenek berada di luar r

mar, pasti aku tidak perlu mandi

ukk

jauh dari kamar mandi berhasil membuat sekujur tubuh Fian

a-gesa mengenakan pakaian. Beberapa saat kemudian dia keluar kamar mandi dan melangka

g duduk berjongkok dan menutup wajah dengan kedua telapak tangan. D

tolong ayah untuk menemani. Sedangkan, ayah lebih tahu perasaan Fian,

r dengan Fian. Kedua tangannya meraih pudak Fi

gan berdiri, tapi masih memegangi letak

i?" Fian memalin

kut kegelapan," ujar ayah dengan tersenyum. Dia berharap gurauan kecil sepert

ersama Fian," batin Fian tanpa membalas ucapan ayah dan langsung berlalu masuk ke d

asnya yang kemudian menyusul langkah Fian yang sudah menjauh masuk

*

rgantian, mereka mengambil nasi dan lauk. Ayah dan nenek yang terus berusaha dekat dengan Fian pun hendak

tkan untuk mencoba bicara dengan Fian. Sepanjang hari dia hanya menyendiri di ka

i di sekolah?"

i sendok dan mengunyah. Matanya fokus pa

anggapi dengan ucapan simple, itu tida

pat teman baru di

any

Fian pun juga tidak yakin akan a

k lama kamu pasti punya teman

Iy

annya, perasaan, dan kehidupan barunya di sini. Sejujurnya ayah tidak ingin Fian tertekan dan menyimpan semua sendiri. Ayah tau, ada beberap

selesai, tapi mereka masih di mej

an Fin di sekolah, te

Ayah juga gak bakal tau, k

piring dengan sendok bersamaan lan

Fi

o

ilan nenek

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka