icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

AMBISI GADIS DESA

Bab 7 Ibu Pulang, Parman Tak Peduli

Jumlah Kata:1730    |    Dirilis Pada: 26/05/2023

g karena ada pemeriksaan lanjutan. Namun ibu seakan tak peduli, se

s jawab apa? Kata Bang Rusdi ibu baru beso

otkan Bang Rusdi. Kalau ibu di sini sampai besok, biayanya semakin mahal,

esuatu sama ibu, Nay tidak tahu harus berbuat

nya. Kamu tidak usah cemaskan ibu," timpal i

pun memanggil becak dan menyuruh ibu menunggu di teras rumah sakit. Beberapa kali aku melambaikan tangan untuk

ibu saat aku masuk kembali ke tera

eka tidak mau mengangkut kami. Mungkin karena aku masih

n-pelan pasti nanti akan sampai," kata i

enyumannya menutupi rasa sakit tersebut seakan dia mengatakan jika d

u M

Maya. Maaf

eh, ada seorang bapak bertopi jerami dengan handuk yang melilit di lehernya. Bapak te

pulang ke rumah," ajak bapak itu

nggil andong tadi, Pa

Bu. Barusan saja orangnya pergi naik mobil. Sebenarnya beliau yang datang, tap

g Rusdi," imbuhnya melihat kami yang kebi

a," ajakku pada ibu, t

Ibu tidak m

akan tas kami ya," pin

ondisi ibu tak memungkinkan kami berjalan kaki. Dulu ibu masih kuat berjala

. Ayo say

araan dengan kuda sebagai penariknya di depan. Ketika nenek masih hidup lima

ih kecil waktu naik andong bapak." Bapak

sama anak say

nya ibu Dewita yang rumahnya di be

ama nenek saya. Kok bap

a. Nanti kamu menganggu bapaknya

an ibu Dewita ke pasar setiap Sabtu. Cucunya tidak mau diam

kenal sama

bu Dewita langganan

emukan kami melalui orang sebaik bapak andong. Aku bersyukur ada yang membant

a ibu sembari menyu

a tadi," sahut bapak andong tersebut seraya be

ahkan kaki masuk ke rumah yang tampak sepi. Aku yakin si pemalas itu sedang berada di su

mah dalam keadaan kosong. Ibu selalu memiliki dua kunci cadangan, karen

umah ini tak ubahnya sampah yang berserakan dan terpaksa kami members

at itu?" Rupanya perka

an keras dan juga para wanita penghibur---itu kata Mas Indra dulu. Sebutan itu jelas aku memahaminya. Wanita

suka kamu berada di sana karena merupakan

eorang wanita. Kamu pa

u. Nay

bu untuk dibicarakan. Ibu mengajariku mengenai pria dan wanita dalam bergaul. Aku

suara di luar y

, Nduk," kata ibu mengeta

beralih menuju luar menemui Farida. Aku mel

amu? Sakit?" tanya

ang ibumu sudah sehat kembali," ujarnya s

u kembali. Terasa

ayam goreng dan bua

k dulu? Ibuku ada di dalam," aj

mampir

menganggap kami. Mereka mau berteman juga berbincang denganku a

kita enggan berbicara atau m

tidak

ang janda lalu menikah lagi demi menutupi aib. Tapi ib

ang menjauhi kami. Mereka bukannya tak peduli, tetapi l

enikah lagi? Ya mungkin itulah ada sebagian para wanita keluar dari d

nanti," kataku senang karena kami a

tu ya," bisik Farida dan aku

ibu istirahat sebab wajahnya terlihat pucat dan berkeringat. Tak samp

itu dari ibunya untuk keperluan beli obat. Kami menghabiskan makan malam tanpa ga

*

akan ibu lalu belajar karate bersama Mas Indra. Namun satu yang paling kusuka yai

gan dan nasi bungkus saja hari i

Kemarin malam sebelum tidur, aku membantu ibu mengganti perban. Aku tak sepanda

ndra mau ajarin Nay latihan karate jadi N

an sekolah tinggi? Kamu tuh harus cepat b

Dia memang tidak dalam keadaan mabuk, tetapi aroma tubuhnya menanda

kalau ujung-ujungnya cerai atau mendapat suami

yang sopan sama a

an ayahnya Nay," e

esar," timpal Parman sembari mencomot nasi bungkus dan dua gorengan di meja lalu

pahit," perintahnya sa

h." Aku menolaknya. Enak saja dia

jadi anak. Biar begini

ah tangga. Aku tahu dia tak wajib mengeluarkan uang untukku sekolah,

berangkatlah sekolah," kata ibu dari

tu kopi. Dia kalau minum kopi tidak mau secangkir, tetapi memakai gelas besar. Ken

arahnya dan dia sedang asyik memakan

ka berhadapan dengan pria pemalas tersebut. Baru saja kaki ini berjal

rumah, Nay?" ta

" tunjukku dengan gugup karena melihat

kolah. Aku janji tak akan

Mungkinkah pisau yang kuserahkan ke Mas Indra dibawa Bang Rusdi ke

samb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka