Sang Dewa Cinta
segera meminta maaf di
marah sekali pada gadis itu. "Lihat, tuh! po
gan matanya. Dia tidak berani menatap ke arah Radi
gantiin?" tanya Radit. Sembari memerhatikan penampilan
itu hanya meminta maaf. Dia sungguh me
lagi nggak bagus sekarang. Jangan sampai, gue ngelakuin kek
dit. Secepat kilat, gadis itu berlari meninggalkan Radit yang
u siapa dia. Ada yang bilang dia cowok bermasalah. Sudah hampir tujuh tahun dia masih saja betah berlama-lama di kampus.
ng suka gangguin mahasiswi-mahasiswi cantik yang ada di kamp
e cowok ideal di mata para gadis. Selain itu, dia punya tubuh yang kekar. Dia juga sang
wi itu yang masih kesal. "Apa semua cewek di sini buta karena ketam
Mahasiswi itu menoleh ke sumbe
*
annya. Sama-sama mahasiswa abadi yang belum juga lulus. Mereka berkum
obrol nggak jelas. Namun, diam saja malah tidak menyelesaikan masalah. Dia harus masuk kelas sekara
u ya!" seorang senior men
berani menatap wajah para seniornya satu
Deska sambil gelagapan. TangCuman, nggak tahu kenapa jantungnya
ampilannya memang tidak secantik mahasiswi-mahasiswi yang suka digangguin gengnya Radit. Deska juga berpikir kalau dia
ontan sih. Namun, bukan maksud Deska mau melawannya. Dia hanya mencoba melindung
jahnya. Yang jaraknya kini sangat dekat dengannya. Tanpa kacamata. Terlihat agak bur
senior yang selama ini menghalangi jalannya dan
sambil bergumam
ena ada yang mengatakan Deska cantik, dia malah sangat ketakutan set
atanya. Deska berjalan lemas menuju lantai tiga. Sepertinya, dia sudah tid
*
uh!" seseorang berteriak m
ukup. Sudah dua hari ini dia begadang mengerjakan tugas kuliahny
kir, akhirnya dia bisa tidur sebentar sambil menunggu jam kuliah be
nya. Mata Deska setengah terbuka. Setelah melihat secara keseluruhan, seorang se
nama lo Deska ya?"
an menunduk lagi di meja. Bersembunyi sebisanya sampai Radit pergi. Bukannya pergi,
ng mainan yang bisa seenaknya dibuat l
nya ingin belajar dengan tenang dan lulus secepatnya. Tetapi, kenapa Deska
ni," Radit menyimpan
apa yang dijatuhkan Deska sewaktu berp
a mengembalikannya. Dia sempat salah paham duluan tentangnya. Dia pikir kenapa, nggak tahunya Rad
!" ucap Deska
i memang. Tetapi, dia sudah menunjukkan niat baiknya pada Ra
mungkin hari ini Deska pulang jalan kaki ke rumahnya. Karena semu
yimpan barang-barang berharga. Jangan sampai
nior yang patuh pada perintah senior karena khaw
ang bikin ponsel gue rusak, kan?" Radit menagi
eski agak kesal, dia tidak berani menunjukkan rau
. Tapi, aku butuh waktu. Tida
up membeli ponsel mahal gue yang se
a bertanggung jawab atas perbua
lau Deska mampu mengganti ponsel mahalnya. Itu kan,
lu. Dia pergi meninggalkan Deska dalam keadaan bingung. G