Model 21+
tak percaya saat dia tahu jika pria yang baru saja ditegu
tahu dia mungkin telat datang karena terjebak badai salju di jalan. Oran
bodoh yang sangat memalukan. "Astaga. Kenapa
or itu." Ekspresi Louisa seketika berubah saat dia melihat kekhawatiran pada raut wajah Ketty. "Tunggu d
." Ketty mengaku. "Aku melihatnya telan
od. Jadi kau benar-benar
as jadi tidak dengar aku memanggil. Bukan salahku kalau aku masuk, kan? Dan, omong-omong aku sama sekali tidak menggedor kamar mandi. Dia yang keluar kamar m
boleh masuk sembarangan. Apalagi kau tahu kalau si pemilik kamar sedang ma
rusnya minta maaf pastor itu, bukan aku," jawab Ketty sambil melepaskan sweter yang dikenakannya dan me
nya aku tidak tanggung jawab kalau Pastor Peter mengadukan perbuatanm
pek, aku mau tidur." Akan tetapi, baru saja Ketty menyelesaikan kata-katanya, dia mendengar suara mobil berhenti di luar. Mengira jika
dulu. Sebaiknya kau jangan ke mana-mana dan jang
kan Ketty yang kegirangan karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Vi
but berwarna pirang keemasan itu terjuntai sampai bahu. Ikal-ikal alami yang dulu sangat
t itu membuat penampilan Ketty begitu lekat dengan citra wanita Selatan yang cantik dan memesona. Sosok wanita yang sering dicar
rlupakan," gumam Ketty sambil merapikan tatanan rambutnya. "Uh. Pria Italia itu, bag
lu sekali lagi meneliti kembali penampilannya sebelum dia turun untuk bertemu dengan Vincenzo. "Ak
Ketty, orang yang dia temui saat turun bukanlah Vincenzo. Melainkan Pastor Peter yang terlihat baru saja selesai menelepon. Dia melipat ponselnya lal
inisnya ketika dia telah sampai di anak tangga terakhir. "Oh, ya. Biar saya t
a. Tapi, yang jelas bagi saya adalah bahwa Anda adalah wanita yang sama sekali tidak memiliki etika
i, padahal itu semua salah Anda. Oh, saya tahu. Anda pasti malu karena saya
sudah gi
tuhkan diri di kursi berbantalan empuk di hadapan pria itu. Dia menopangka
dang. Karena membuat buah dadanya yang bulat dan kencang terdorong ke atas tanpa penghalang. Sebelumnya Ketty bahkan sengaja memilih kaus yang memiliki belahan
itu, Miss. Saya katakan kepada Anda dengan tegas bahwa saya sama sekali tidak tertarik dan tidak terg
tuh. Well, saya pikir apa yang Anda katakan itu memang benar. Saya tersesat, tapi, saya ba
dia justru merasa puas dan bangga. Dengan senyum sinisnya Ketty menatap Pastor Peter yang sontak menggelengkan kepala dan menghela napas. Kejutannya
ejadian yang memalukan itu adalah kesalahan saya, maka, saya dengan rendah hati meminta maaf kepada Anda
engurungkan niatnya. Dengan setengah hati dia menerima permintaan maaf si pastor dan be