Suami Unlimited
lui ponsel pada seorang karyawan nan menjadi barista di Kulacino area Sudirman supaya bisa menggantikannya selama Indra mengurus Ferdy yang sakit, sementara pria itu berada d
khir, Indra menatap arloji, lantas melirik supi
rdernya diantar k
ak mendatanginya apa pun yang terjadi ke rumah sakit. Namun, sialnya Nana memang memesan taksi un
ia mendengkus sembari memikir
an datang ke Mutiara Bunda, di sana
ara Bunda. Kalau semisal ada hal urgent,
nggak mau kamu muncul
iki watak keras kepala sekaligus pemaksa dan masih banyak lagi, Indra belum menemui hal mani
upir seraya menginjak re
berapa?" Indra merog
belas
m berkata. "Ambil aja kembaliannya, tapi
ya Ferdy, mereka mengapit laki-laki itu sebelum seorang suster
imana nasibnya setelah menginjakan kaki di lantai Mutiara Bunda, haruskah sekara
sesekali ia menengok kanan kiri tak
u," ucap si suster usai mendorong ranjang troli Ferdy melewati pintu te
ya suasana rumah sakit tak terasa horor, terlebih karena siang hari. Namun, rasa takut benar-benar menjalari sekujur
unggu, beberapa keluarga pasien juga berada
latkan mata, ia tak berani menengok ke mana pun, tak kehabisan akal Indra membungkuk pura-pura membetulkan ta
saat menoleh ke kiri dan melihat jika langkah Flara bersama seorang suster kian menjauh, ia memutuskan berdiri, tapi setelahnya kelegaan tersebut dipaksa lenyap tatkala seseorang tiba-tiba menyerukan nama pria
angkah dari arah berlawanan dengan Flara, perempuan ter
enar-benar merasa jika ia berada diambang kematian. Satu sisi telah ketahuan istrinya sebab muncul di rumah sakit, sisi lain seorang perempuan kini mendekap tanpa ragu di depan Flara
posisi Indra berada, tapi Flara tak lagi bersama suster yang entah menyingkir ke mana. Flara bersidekap
a! Ya
Indra menyentuh dagu supaya pria itu kembali menatapn
akutan, sungguh memikirkan bagaimana Flara marah terhadapnya justru j
ak ketemu, sejak lulus kuliah. Ben
guk lagi. "Iy
rkekeh menanggapi sikap Indra. "Apa karena kita i
eleng. "Ngg
ong. Kayak orang gelis
menanggapi jika Flara sudah tak lagi berada di lorong, sa
epertinya cukup bersemangat menemukan Indra di tempat ini
agi di IGD. Aku lagi n
yak harapan yang kamu bilang pas kuliah dulu?" Ini sudah cukup lam
Aku punya kedai
lamatnya dong biar kapan-kapan aku bi
samperin ke tempat yang lebih deket. Terus-" atensi Indra ter
, i
si blazer kuning juga pergi seraya merapal nam
Dok? Dia sakit apa?" tan
ipis menatap Indra. "Temannya kekurangan cairan, suda
erlu rawat
sudah normal, pasien bisa diizi
aja. "Saya bisa li
batnya di depan, ya. Sudah s
meski masih begitu lemah, jarum infus menancap di permukaan punggung tangan kanan. Ferdy tersenyum tipis menanggapi kehadi
B sampai dehidrasi, makasih ya udah diantar
ewajiban saya kok karena k
betulan hape Ferdy ketinggalan
ana, ia membuka kode pengunci layar ponsel sebelum mengulurkan
sih,
*