icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Faith, Hope, and, Love

Bab 8 Mewarnai Hari yang Buruk

Jumlah Kata:1255    |    Dirilis Pada: 17/12/2022

menyenangkan," ungkap Tara ketika Atan mengend

bih cepat lagi ketika lampu lalu lintas di depan sana m

erkendaraku?" sahut Atan dengan agak keras agar adiknya itu bisa mendengar su

i juga. Yang ada kita malah

a, Atan tertawa keras, meskipun adiknya itu

mpuh dalam waktu lima menit, mampu membu

empat parkir setelah melewati pint

a bisa datang tepat waktu. Akan menjadi masalah untuknya j

urid-murid berseragam putih abu-abu sepertinya yang sedan

a yang lama, mungkin gedungnya saja yang lebih

gkungan sekolahnya yang baru, tiba-tiba s

Tara melongokkan kepalanya ke depan dan menemukan motor Atan yang

aknya itu ternyata bersikap seperti preman juga jika di sekolah, dia kira itu hanya di rumah saja.

au mengalah karena memang merasa tidak bersalah. "Memangnya lahan parkir

n mulai menjadikan mereka pusat perhatian, Tara jadi malu karena diperhatikan. Sedari a

parkir lain saja, enggak u

t Atan dengan nada suara

keras kepala." Tara bahkan menarik jaket Atan dan berharap dia akan menden

memajukan sedikit tubuhnya ke depan stir motor dan m

ni sebelumnya. Dan dia mulai ingat sekarang, cowok yang sedang ribut dengan kakaknya itu adalah cowok yan

tan di dahi. "Kenapa kau selalu cari ribut denganku? Jang

mimpi, timmu baru menang sekali melawan timku, tapi

da yang mau mengalah. Mereka mungkin akan terus bercekco

dan memberikan mereka sanksi. Yang lebih buruk lagi, mereka mungkin

k menyaksikan keributan yang terjadi pun memilih

an empat orang. Termasuk Gama yang tidak meninggal

at parkir lain yang kosong, tapi dia sama keras kepalanya seperti Ata

ekolah. Dia duga perempuan itu adalah pacar baru Atan. Tapi tidak seperti biasa

ikap, seperti paus yang malu-malu. Tapi sekarang seniornya itu terang-teran

berusaha menengahi, tapi tidak dengan lembut. Gama mengerjap dan kem

ak kejam padaku jika aku melanggar janjiku lagi untuk tidak terlambat. Apa kau tidak kasihan padaku? Sudah, yuk, pergi saja," bujuk Gama. Dia b

Gama lagi, tidak menyerah. "Bebas d

rtahankan tempat parkir itu karena motor itu pun kan bukan miliknya juga, jadi dia menatap Atan s

. Tapi baru beberapa langkah, suara berat yang dikenalnya menghentikannya. Alan

elas malah ngumpu

atau apa hingga tidak men

h sebabnya Gama berusaha sekali untuk jadi murid teladan agar tidak perlu berurusan d

, tapi tidak ada tempat yang kosong, jadilah dia terpaksa memasukan mot

uk-angguk patuh, dia sudah kena mental duluan. Alan yang pertama menuju ke

kaknya menanggung masalahnya sendiri, tapi jika ingat pesan ibunya yang mengatakan untuk mengingat

ah dia ikut terseret ke lingkaran setan ini. Ini mungkin terakhir kal

kati lebih dulu pintu gerbang yang sudah ditutup. Murid-m

uh murid-murid yang terlambat itu untuk pulang saja. Tara yang mendengar hal

aku jadi terlibat ma

." Atan menunjuk Alan dengan jari telu

enyahut tidak terima. "Kau

u," sahut Atan sengit sambil m

n." Tara menatap hampa pada lapangan kosong yang

elihatan killer itu bukanlah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka