icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjebak di rumah pesugihan

Bab 2 Teror makhluk halus

Jumlah Kata:1288    |    Dirilis Pada: 16/12/2022

Kakak ku Eli, mungkin antara percaya dan tidak percaya,

dah menunggu di meja

n juga sebentar lagi kan mau pergi sekolah sama El

l aku, Adik ku, dan Mamah di rumah. Setelah sarapan aku bermain dengan adik ku di ruang keluarga, sedangkan Mamah beres beres rumah. Adik ku memang tidak bisa diam, umur nya sudah tiga tahun, sudah bisa berjalan malah be

amu kemana?,

rtanyaan Mamah, karena aku yang sedang asik menonton film kartun

Mah," j

u juga masih berumur Lima tahun, yang belum

dik kamu, ko gak tau ayo bantu

engecek pintu keluar semua nya tertutup. Tidak mungkin Adik ku keluar pintu garasi, dan pintu keluar rumah smuanya terkunci, berarti A

ng tempat tidur, mungkin Adik mu di sana, Mamah an

ke loteng, tapi ketika Mamah turun dari loteng, yang ku lihat bukan nya b

h untung gak jatuh, gimana klo jatuh mana loteng nya tangga nya tinggi," ujar Mamah

i bawah tangga, biar Adik

kak ku yang bawa aku ke loteng, gak pernah orang tua ku ijinin aku naik ke loteng sendirian. Di loteng sana hanya ada jemuran, dan tempat duduk yang sengaja di buat, mungkin untuk duduk-dudu

Adik kalian ya, nanti kalo Papah pulang Mama

angat terkejut, tapi tak bisa menyalah kan ku,

Adik gak jat

sulung ku menghampiri ku lalu mengusap rambut ku, mengisyaratkan tidak apa-apa bukan salah

angkah kan kaki ku menuju ke ruang keluarga. Kakak ku Eli sudah bangun duluan, ku lihat Kakak ku teh Eli dia sedang

sepedah yah aku

ulu sama Mamah sa

ang sedang duduk di ruang k

edah ma Teh Eli yah?

asik membaca buku, Mamah memang suka membaca, banyak koleksi buk

an lama lama yaa, harus pulang se

ak kedua ku itu. Aku langsung tersenyum mendengar Mamah mengijinkan ku bermain sepedah tentu saja aku s

ah boleh,

ang, memberi tahu Teh Eli kalau aku di

aku bonceng,"

i sekitar kota Lembang Bandung, waktu dulu jalanan Lembang Bandung tidak macet seperti sekarang. Masih sejuk juga belum banyak bangunan-bangunan seperti sekarang, kami sangat menikmati b

di marahin," pinta ku sambil mengingat kan nya pesan Mamah

," balas

ah, rantai sepedah yang kami tumpangi lepas entah patah, karena Kakak ku teh Eli tak bisa m

rumah kami sudah kesorean pulang ke rumah, mobil Papah sudah ada di garasi, kami masuk melalui pintu garasi. Karena dari garasi ada pintu yg langsung menuju ke ruang keluarga

dah nya putus jadi pulang nya jalan, sepedah

asan kenapa kami pulang terlambat, dari

pada mandi san

alu kami menoleh lagi ke depan, Papah sudah tidak ada, sudah tidak duduk di sopa menonton TV lagi, kami tertegun kami bingung, kalau Papah sedang berdiri di belakang

kenapa?,"

g bertanya sambil melihat tingkah laku kami, kami hanya

siapa?,"

e TV, yang bar saja kami lihat di duduki

samb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka