Cinta di Jalur Cepat
Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Ratu Tak Terbelenggu: Jangan Pernah Katakan Tidak
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
Bekas Luka Ikatan yang Hancur
Setelah Ditinggalkan, Aku Menjadi Spesialis Andrologi
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Istri Pengganti: Menikahi CEO Miliarder
Bab 1
"Pak, saya ingin liburan".
Ini sudah kesekian kalinya Ela, mengajukan cuti kepada atasannya. Ela menatap sang atasan yang sengaja tidak menggubris ucapannya, beliau masih sibuk dengan berkas laporan bulanan yang di ditekuninya.
"Pak tolong dong, tanda tangani form cuti saya" ucap Ela.
"Pak, saya juga butuh liburan" dengus Ela.
Jangan harap mempunyai atasan yang tampan, tubuh keren, dan wangi. Semua itu hanya ada di novel romance dan film drama. Atasannya tidak lebih dari bertubuh gemuk, pendek dan sama sekali tidak wangi. Oke, kita lupakan atasan yang gemuk itu. Akhirnya sang atasan menyimpan berkas laporan itu di atas meja begitu saja, mendengar secara jelas ucapan Ela, yang sudah hampir 4 tahun bekerja sebagai sekretarisnya. Ia memandang Ela, sekretaris yang selalu mengerjakan pekerjaanya dengan baik dan dapat di andalkan. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika tidak ada Ela di kantor.
"Kamu ingin liburan kemana sih La?".
"Ke Luzern pak".
"Luzern? Luzern yang di Swiss itu" tanyanya lagi.
"Iya pak".
"Luzern itu jauh La, kenapa mesti liburan jauh-jauh begitu sih La. Saya yakin Lombok dan Bali jauh lebih indah dari pada Luzern".
Ela menarik nafas, ia menatap atasannya, "saya ingin liburan yang jauh pak, pokoknya naik pesawat yang belasan jam. Agar bapak tidak mengganggu acara liburan saya. Saya sudah kapok, liburan dekat-dekat lagi, bapak pasti akan menggangu liburan saya, seperti liburan sebelum-belumnya".
Si bos menghela nafas, ia masih ingin bernegosiasi dengan Ela, Agar liburannya tetap terlihat dari jangkauaanya. Jika ada laporan mendadak ia bisa menghubungi Ela.
"Yakin deh sama saya, Luzern itu tidak lebih dari bangunan tua, tidak ada yang spesial disana. Saya dulu pernah Luzern, disana sangat membosankan La, hanya bangunan tua, setelah itu saya putuskan kembali ke Zurich".
"Justru di kota tua itu pak, yang membuat saya penasaran. Saya hanya ingin liburan pak, pokoknya di kota tua yang klasik dan romantis. Itu tujuan liburan saya dari dulu".
"Begini saja deh, bagaimana jika saya membelikan kamu tiket liburan ke Bali, pokoknya gratis untuk kamu".
"Saya enggak mau pak, saya maunya ke Luzern. Ini hak cuti saya loh pak, bulan depan kontrak saya habis, saya tidak ingin cuti saya hangus sia-sia".
"Sebaiknya sekarang bapak tanda tangan form cuti saya, karena HRD tidak ingin mengimput ke system , jika form cuti ini tidak ada tanda tangan bapak" ucap Ela, ia lalu menyodorkan form cuti di hadapan atasannya.