/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
"Ah... Ini enak sayang."
"Lebih cepat lagi, ah..."
Sayup-sayup terdengar suara desahan hingga keluar.
Perasaannya mulai tak karuan, dengan cepat membuka pintu apartemen dengan sekaligus.
"Andre! Rara!" teriaknya dengan nada marah.
"Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku?!"
Arsana Putri membekap mulutnya terkejut, tatkala melihat Andre dan Rara. Arsana benar-benar tak menyangka dengan ulah mereka. Ia begitu shock melihat apa yang terjadi di depannya, mereka berdua sedang memadu kasih di atas ranjang apartemen milik Andre Wiranto, tunangannya.
Seketika, Andre yang terkejut langsung menyingkirkan tubuh Rara kesamping ranjang dengan kasar yang sedari tadi bergerilya dan bergoyang di atas tubuhnya.
Andre segera memakai handuk kimono yang ada di atas nakas dengan tergesa berjalan mendekati Arsana yang masih berdiri diambang pintu.
"Dasar pengkhianat!" geram Arsana.
"Arsana, ini tidak seperti yang kamu lihat!" ujar Andre seraya menarik tangan Arsana yang hendak pergi.
"Kau kira aku buta, hah?! Kita ini sudah tunangan, Andre, sebentar lagi kita akan menikah!" teriak Arsana dengan mata yang berkaca-kaca, tubuhnya gemetar menahan kedua kakinya agar tetap kuat melihat apa yang tey di depan.
Arsana ingin sekali menjatuhkan tubuhnya tetapi sayangnya sangat sulit.
"Arsana, lebih baik kamu bergabung saja dengan kami. Ayo!" ajak Rara tanpa merasa berdosa dengan senyum tipis dibibirnya.
"Diam kamu, Rara!" Andre menatap tajam sahabat dari tunangannya itu.
"Kalian berdua memang menjijikkan!"
Arsana mengepalkan tangannya yang berkeringat, air matanya sudah tak bisa tertahankan lagi, tetapi dia tak ingin menunjukkan rasa sedih itu di hadapan dua orang pengkhianat.
"Aku hanya menyalurkan syahwatku saja karena kamu tak bersedia melakukannya denganku, jadi, aku menjadikan Rara sebagai alat pemuas nafsuku sampai kita berdua resmi menikah," ucap Andre mencoba menjelaskan kenapa semua itu terjadi, saat Arsana sudah turun satu tangga dari sana.
"Alasanmu membuatku ingin muntah, Andre. Dasar munafik!" desis Arsana memicingkan matanya.
Plak!
Gadis itu menampar wajah Andre, membuat lelaki itu memegang pipinya yang terasa panas.
"Aku tidak mencintainya, aku bersumpah! Arsana, bahkan saat melakukannya aku selalu membayangkan wajahmu!" ucap Andre lagi membuat Arsana menampar kembali tunangannya itu.
Arsana benar-benar merasa jijik dengan pengakuan Andre.
Melihat Andre--lelaki yang amat Rara cintai sedari dulu ditampar oleh Arsana, dia langsung meraih handuk kimono yang lain lalu maju dan langsung menampar Arsana juga.
"Bahkan kamu lebih membela lelaki ini daripada aku, sahabatmu!" pekik Arsana,
"Aku mencintainya!" ucap Rara dengan tegas.
"Tapi aku tidak mencintaimu, Rara. Kita sudah sepakat melakukan ini semua atas dasar kebutuhan saja, bukan karena cinta."
"Terserah kalian saja! Kalian berdua memang pantas, sama-sama manusia menjijikkan!"
Arsana menghempas tangan Andre dan mencoba berlari keluar apartemen, di ikuti
Mendengar pernyataan Andrr, Rara berteriak frustasi karena kesal cintanya tidak juga dibalas oleh Andre, padahal dia sudah merelakan seluruh tubuhnya dijamah dan digauli oleh lelaki itu. Dengan hati yang dipenuhi amarah, Rara berpikir jika dirinya harus mendapatkan Andre dengan cara melenyapkan Arsana saja.
Rara mengejar Arsana sampai di ujung tangga, Rara menarik tangan Arsana lalu berkata.
"Arsana, Andre adalah milikku dan kamu tidak berhak bersamanya bahkan kamu juga tidak berhak berada di dunia ini karena kamu hanya anak haram!" pekik Rara seraya mendorong Arsana hingga terjatuh dan berguling-guling di tangga.
"Arsana! Tidaaak!" teriak Andre, namun, semua sudah terlambat. Arsana sudah terkapar di lantai bawah.
/0/17434/coverorgin.jpg?v=1de4f94e2e2aba3ab8d4e61d73353126&imageMogr2/format/webp)
/0/15751/coverorgin.jpg?v=1bdf86b5ee5478fbb236687f80b2d534&imageMogr2/format/webp)
/0/15598/coverorgin.jpg?v=f653fa1c67a8c0cb568160fc4e500d33&imageMogr2/format/webp)
/0/19413/coverorgin.jpg?v=8ca69b34f04331f3b7f020dcf42e1db3&imageMogr2/format/webp)
/0/14151/coverorgin.jpg?v=4e824bc6d47cb1f003fcf40586c93ee3&imageMogr2/format/webp)
/0/4979/coverorgin.jpg?v=202feb7f1913b98ba89e87e8ab4c66a8&imageMogr2/format/webp)
/0/17282/coverorgin.jpg?v=a34e9b4d14493b1290fca4ee43eafa69&imageMogr2/format/webp)
/0/16712/coverorgin.jpg?v=6446d851c8c0d77c944e63be16a4d2b4&imageMogr2/format/webp)
/0/15338/coverorgin.jpg?v=9578c57538e9e84fc22a65836f29ed9c&imageMogr2/format/webp)
/0/7523/coverorgin.jpg?v=33c5d419b998dd6f026fd679deca3ce0&imageMogr2/format/webp)
/0/7971/coverorgin.jpg?v=dca440106a4673dbd2ad510e2059881b&imageMogr2/format/webp)
/0/12472/coverorgin.jpg?v=c7988bac3f3d14b659a233bcc5a771bf&imageMogr2/format/webp)
/0/15327/coverorgin.jpg?v=027a1fcecb93017dd1d87345850b5037&imageMogr2/format/webp)
/0/18393/coverorgin.jpg?v=0b7775b8e564ba647dea03ba63073547&imageMogr2/format/webp)
/0/20434/coverorgin.jpg?v=3349f46a85b181fc79c776f6d3a9e78c&imageMogr2/format/webp)
/0/13436/coverorgin.jpg?v=91683f13085b241fe4523a1ab5bd1648&imageMogr2/format/webp)
/0/28779/coverorgin.jpg?v=a8474d94571f667da671c85db7b388ce&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/16547/coverorgin.jpg?v=4af839c0b4f28409dca0f3ab0a705866&imageMogr2/format/webp)