/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
"Sayang! Bangun!” seru mama Linda dan membuka selimut anaknya.
“Emmmmm,” sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Melihat mamanya yang sudah bersedekap melipat ke dua tangan di dadanya, membuat fokus Lifah tertuju di sana.
“Ma, bukakah ini masih sangat pagi?” cicit Lifah dengan suara seraknya, kas bangun tidur.
“Bukankah hari ini adalah hari pertama kamu masuk kerja sayang, maka kamu harus bangun pagi,” ingatkan mama Linda.
Seketika itu, kantuknya hilang matanya membulat sempurna dan tubuhnya ia tegakkan menjadi posisi duduk di atas kasurnya.
“Ya Allah ma!”
Dengan tergesa-gesa Lifah turun dari ranjang, kemudian, beranjak masuk ke kamar mandi, tanpa lagi menghiraukan mamanya yang masih ada di sana.
Sementara mama Linda hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya itu. Dan bergegas kembali turun untuk menyiapkan sarapan untuk semuanya.
-
Setengah jam kemudian, semuanya sudah menunggu di ruang makan untuk sarapan bersama, tinggal menunggu Lifah untuk turun.
“Biar Nissa yang panggil ma,” tawar Nissa.
“Tak perlu kakak ipar. Aku datang!” seru Lifah yang tergesah turun dari tangga menuju ke ruang makan.
Membuat semuanya bernafas lega karena yang di tunggu akhirnya datang juga.
Lifah segera duduk di kursi, bergabung dengan yang lainnya.
“Maaf, kalian semua jadi harus menunggu,” kata Lifah.
“Ya sudah enggak apa-apa. Ayo makan, keburu dingin nanti,” jawab Damar Selaku kepala keluarga dan semuanya pun mulai sarapan pagi itu dengan takdim.
Selesai sarapan mereka semua bergegas untuk bekerja. Samudera dan Nissa akan berangkat bersama, karena mereka memang satu tujuan. Sementara papa Damar juga akan mengantarkan Linda ke kantornya.
“Kamu mau bareng sama siapa fah? Atau mau bawa mobil sendiri?” tanya Samudera.
Belum juga di jawab. Sebuah mobil Pajero sport warna hitam berhenti di depan halaman rumah Lifah. Semuanya tahu jika itu mobil milik Bara.
"Nah, itu jemputan sudah datang. Bye kakak dan kakak ipar!” kata Lifah, juga berpamitan dengan Damar dan Linda
“Ma, yah, pamit dulu!”
"hati-hati sayang.”
Lifah berjalan menuju ke arah mobil tunangannya. Bara Wicaksono seorang pewaris tunggal Perusahaan BW Company.
“Pagi princess, siap untuk berangkat kerja?” sapa Bara sembari membukakan pintu untuk Lifah.
“Pagi. Terima kasih Bar,” balas Lifah dengan penuh kasih. Segera duduk di jok samping kemudi. Memastikan semuanya aman Bara menutup pintu itu dan berputar menuju tempat kemudi.
“Lihatlah pasangan itu, sungguh romantis ya,” celetuk Nissa melihat keromantisan Bara dan Lifah.
“Ck! Romantis juga kita sayang, bermesraan dengan yang sudah halal,” tak terima Samudera ketika istrinya menyanjung adiknya.
Bhulsing!
“Kita bicara Tentang Lifah dan tunangannya,” jawabnya dengan muka merona.
“Dan aku bicara tentang kita,” sambil menatap netra istrinya lekat. Membuat ke dua pipi sang istri merona sempurna. Salah tingkah.
Nissa mencoba menetralkan diri dan berdehem.
“Yuk kita berangkat!” ajak Nissa untuk mengalihkan pembicaraan.
***
Kini sampailah mobil Bara di sebuah perusahaan anak cabang dari salah satu perusahaan raksasa di kotanya.
“Kamu, hati-hati ya. Dan semangat untuk menghadapi hari ini,” ucap Bara. Tunangannya yang sudah mengikatnya beberapa minggu yang lalu.
“Iya. Kamu juga, jangan sampai terlambat makan siangnya. Tetap jaga kesehatan ya,” jawab Lifah.
“Pasti sayang. Aku pergi pamit dulu ya."
Lifah memberikan senyuman termanis dan lambaikan tangannya untuk menghantar tunangannya pergi dari depan perusahaan yang sebentar lagi akan Lifah masuki.
Setelah mobil itu dipastikan telah menjauh. Kini giliran Lifah yang melangkah masuk di gedung pencakar langit itu, dan bertemu dengan bagian resepsionis.
Setelah bertemu dengan bagian resepsionis, kini Lifah diarahkan untuk bertemu dengan pak Agus, perwakilan dari divisi operasional untuk memperkenalkan Lifah ke seluruh karyawan yang ada di kantor tersebut.
Tentu saja, sudah lebih dulu bertemu dengan HRD ya.
"Di sini tempat kerja kamu. Semoga betah ya, oh iya jobs dis kamu bisa kamu pelajari di mam kuning itu, apa bila kurang jelas, kamu bisa bertanya pada saya. Ruangan saya ada di depan ruangan ini,” sambil menunjuk ruangan Pak Agus.
“Baik pak. Terima kasih atas semua informasi, mohon bimbingannya,” ucap Lifah dengan sopan dan diakhiri dengan senyum.
Sepeninggalan pak Agus, Lifah melihat sekeliling ruangannya.
“Cukup nyaman!” katanya dengan mencoba menduduki tempat duduknya.
Lifah terpilih menjadi sekertaris di perusahaan cabang itu, karena yang digunakan untuk melamar pekerjaan adalah ijazahnya, yang Sastra bahasa Indonesia.
Dikarenakan perusahaan Cabang, dan juga baru diliris beberapa bulan yang lalu, karyawan di sana, hampir sebagian besar belum pernah bertemu dengan CEO-NYA.
“Hye, karyawan baru ya. Perkenalkan gue Tia.”
“Lifah. Senang berkenalan dengan kamu, mohon bantuannya ya,” formal Lifah.
"Enggak usah sungkan dan terlalu formal. Biasa aja kali, Fah.” Lifah hanya mengaguk dan tersenyum kecil pasalnya dia anak baru, yang masih menjaga image.
“Semoga kita bisa menjadi teman yang baik ya,” bisik Tia pada Lifah yang hanya dibalas dengan senyum olehnya.
Kemudian, Lifah melanjutkan pekerjaannya saat ini yaitu membaca dan mempelajari, tentang jobs dis yang harus dilakukan olehnya.
Lifah terkejut, kala mendapati banyaknya berkas yang harus dia revisi.
“Ya ampun, kenapa semuanya acak-acakan gini? Proposal yang akan di ajukan ke PT DMK company ini sungguh harus segara direvisi. Besok harus beres?!” kaget Lifah melihat kerjaan pertamanya yang sangat banyak.
/0/17282/coverorgin.jpg?v=a34e9b4d14493b1290fca4ee43eafa69&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/24096/coverorgin.jpg?v=ba15898cb0498805e5afccf052638d91&imageMogr2/format/webp)
/0/15873/coverorgin.jpg?v=49849c71aa44043d823653d11438a557&imageMogr2/format/webp)
/0/9153/coverorgin.jpg?v=d739cadec9e6d9f609887335587c2f88&imageMogr2/format/webp)
/0/12939/coverorgin.jpg?v=6c174984c8ef1145cdac2fdce22ee108&imageMogr2/format/webp)
/0/3425/coverorgin.jpg?v=931db14174065e64c293c717cd29590a&imageMogr2/format/webp)
/0/3898/coverorgin.jpg?v=e8c73da8248f56bfc2354a940f0bf48f&imageMogr2/format/webp)
/0/14868/coverorgin.jpg?v=ed691902cab62c9f9016d20bc582a957&imageMogr2/format/webp)
/0/20579/coverorgin.jpg?v=2a9ead463aa57c9d48544b5acfa2bce0&imageMogr2/format/webp)
/0/5774/coverorgin.jpg?v=c4321a0e698161da875110311678e3a9&imageMogr2/format/webp)
/0/6658/coverorgin.jpg?v=6ddf3846795b2e35b6aade1bd2089ce0&imageMogr2/format/webp)
/0/14064/coverorgin.jpg?v=47e9031b9221cf7fb44b043b76672b6f&imageMogr2/format/webp)
/0/23589/coverorgin.jpg?v=cf2ead4110fdfe27ce4ed21ab681b63e&imageMogr2/format/webp)
/0/15598/coverorgin.jpg?v=f653fa1c67a8c0cb568160fc4e500d33&imageMogr2/format/webp)
/0/18486/coverorgin.jpg?v=d3a7b1b89ae6f4bcafc3e33877795f7e&imageMogr2/format/webp)
/0/3096/coverorgin.jpg?v=4d0ca931f28d578ae8dd5f8984db5f7f&imageMogr2/format/webp)
/0/13043/coverorgin.jpg?v=20250504091655&imageMogr2/format/webp)
/0/24347/coverorgin.jpg?v=666de77ca3973db3eb04724e57c20e17&imageMogr2/format/webp)