Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Cup!
Caca membelalakkan mata saat sebuah benda kenyal dan beraroma mint menempel di bibirnya.
"M--Maaf, Ca, gak sengaja," ucap Dafa terbata-bata. Kakinya tadi tersandung dan tidak sengaja menubruk gadis yang ada di depannya, hingga mereka berakhir berpelukan di sofa dengan bibir saling menempel.
Caca memandang tajam Dafa. Kurang ajar sekali sahabatnya ini, meski tidak sengaja tapi ini adalah ciuman pertamanya, bibir yang selalu ia jaga kini telah hilang keperawanan.
Plakk ...
"Bangun! Ngapain masih meluk gini?"
Dafa buru-buru melepas pelukannya dan berdiri.
"Beneran gak sengaja, tadi kesandung," ucapnya menunjuk kaki meja.
Bisa bahaya kalau tidak segera dijelaskan, sahabatnya ini kalau mengamuk sudah seperti mau makan orang.
"Brengs*k! Gara-gara kamu bibirku udah gak suci lagi kan." Caca memukul-mukul punggung lelaki itu dengan sekuat tenaga.
"Kan enggak sengaja, Ca, harus gimana lagi?"
"Kamu cari tempat lain kek buat jatuh, gak usah nabrak-nabrak segala!" Kata Caca memandang sebal lelaki di depannya.
"Ya udah iya, nih aku cari tempat lain."
Dug
Brukk ...
Cup!
"DAFA!"
Dafa yang semula hanya ingin mencontohkan pendaratan berbeda malah kembali tersandung, menubruk dan mencium bibir Caca, membuat gadis itu sangat murka.
"Sialan! Kurang ajar, brengsek ..."
Caca terus menjambak rambut Dafa dengan kuat.
"Ampun, Ca, ampun! Gak sengaja lagi, akhh ...aduh ...!" Pinta Dafa dengan wajah memelas.
"Abang ...!" Caca hampir menangis, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Dafa terlihat mengenaskan, penampilannya sudah acak-acakan tidak karuan.
"Jangan nangis dong, Ca, aku harus gimana biar kamu maafin, ini coba dilap biar hilang bekas ci*mannya," kata Dafa menyodorkan sekotak tisu.
Caca semakin tidak berani menurunkan tangannya. Wajahnya memerah malu bercampur marah.
"Please, Ca, berhenti nangis, nanti aku dibunuh Bunda loh."
"Nanti aku beliin siomay atau temenin nonton drakor deh," kata Dafa lagi, dia sungguh takut jika sang bunda tau dan marah padanya.
"Ca ...." Dafa menyentuh tangan Caca.
Tangisan gadis itu justru semakin keras, Dafa kelimpungan dibuatnya.
"Ca, duh. Udah dong Ca," rayu Dafa akhirnya memeluk sahabatnya karena bingung.
"Aku malu," ucap gadis itu disela tangisannya.
"Malu kenapa?"
Caca melepas pelukannya, dia menatap nyalang sahabat laki-lakinya itu.
"Kamu pura-pura polos apa emang beneran bodoh sih?" Tanya Caca kesal.
Gadis itu segera berdiri dan keluar dengan membanting pintu kamar Dafa.
"Bodoh-bodoh-bodoh," rutuk Caca dalam hati. Bagaimana bisa sahabatnya itu tidak merasa malu setelah menciumnya?
Ah, sial. Kepala Caca rasanya mau meledak memikirkan kejadian barusan.
"Mama ... Bibirku udah gak suci lagi," rengeknya menelungkupkan badannya di kasur.Andai orang tuanya masih tinggal di Bandung, dia pasti akan mengadukan perbuatan Dafa.
Caca tiba-tiba berdiri dan menelfon pelayan di lantai bawah.
"Tolong bawain aqua gelas sekardus ke kamar saya," ucap gadis itu lalu meletakkan kembali gagang telepon.
Tak butuh waktu lama, sekardus aqua kini telah berada di samping ranjangnya.
"Daripada pusing gini mending aku mabuk-mabukan aja deh, gak masalah kalo nanti kembung toh bisa sembuh sendiri," ucap Caca. Ya, mabuk yang dia maksud adalah mabuk aqua, bukan minuman beralkohol seperti orang lain.
Caca menghabiskan 10 aqua gelas lalu berhenti, karena perutnya sudah tidak mampu menampung lagi. Dia bahkan sudah bersendawa beberapa kali.
***
Caca sedang berada di supermarket. Tadi pagi, dia pergi ke toko buku, saat pulang sekalian mampir ke sini, membeli beberapa snack untuk persiapan beberapa hari ke depan. Selain suka makanan berat Caca juga suka ngemil.
"Sekalian beli buah deh," gumam Caca ketika mengingat beberapa buah yang sudah habis ada di rumahnya.
Gadis dengan balutan kaos putih dilapisi jaket jeans itu menoleh kesamping saat mendengar beberapa perempuan berbisik sambil menyebut namanya.
"Permisi, Kak Caca bukan ya?" Tanya salah satu gadis yang tadi berbisik-bisik.
"Iya, siapa ya?" Caca membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya.
Mereka bersorak pelan, tidak menyangka akan bertemu selebgram di supermarket.
"Kita penggemar kakak, boleh minta foto gak?" Tanya gadis tadi tersenyum senang dan disusul anggukan teman-temannya.
"Boleh," jawab Caca sambil tersenyum.
Mereka pun bergantian foto dengan Caca. Caca yang telah selesai memilih buah segera pamit untuk membayar belanjaannya.
Sesampainya di rumah, gadis dengan rambut diikat satu itu memakan buah sambil memainkan ponsel. Dahinya berkerut saat melihat postingan yang menandai dirinya, ternyata gadis-gadis di supermarket tadi menggunggah foto saat bersamanya.
Gak nyangka bakal ketemu seleb di supermarket.
Kak Caca cantik banget.
Ternyata di dunia asli gak sedingin kayak di video.
Ternyata aslinya ramah.
Gak salah gue ngefans berat.