/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
"Bu, tolong suruh dia keluar," pintaku pada bidan yang berada di sisiku.
Bidan itu menatapku. Mungkin dia heran karena aku mengusir suamiku. Ia tidak tahu, bahwa aku menderita apabila laki-laki bejat itu ada di sini.
"Bu, tolong usir dia dari sini," pintaku sekali lagi. Telunjuk ini mengacung lemah ke arah laki-laki berwajah tampan itu.
"Maaf, Bapak. Silakan keluar dulu," ucap bidan dengan sopan padanya.
"Tapi, Bu? Saya mau melihat anak saya lahir," ucapnya protes.
Aku berpaling, cih! Melihat anaknya? Bahkan dia tidak ada ketika aku membutuhkan dirinya. Ia justru sibuk bergoyang, naik turun di atas tubuh selingkuhannya. Cuih! Aku tidak sudi ia menyaksikan aku menderita. Aku tidak sudi ia mendengar erangan kesakitanku, ketika berjuang melahirkan.
"Saya tidak akan bisa melahirkan, Bu. Jika dia tidak keluar dari sini."
Wanita yang kebingungan itu, akhirnya memaksa suamiku keluar. Sebelum keluar, suamiku menatap tajam ke arahku. Aku balik menatapnya tajam tanpa berkedip. Tentu saja tatapanku penuh kebencian.
Rekaman adegan persetubuhannya masih berputar-putar dalam kepalaku. Betapa besar gairahnya malam itu. Membuat selingkuhannya mendesah-desah lepas tanpa malu. Mereka sangat menikmati pergumulan itu, tanpa sadar lupa merapatkan pintu.
Cih! Dua sejoli yang menjijikkan. Aku berjanji tidak akan membiarkan perbuatan mereka. Rasa sakit ini harus aku balas. Itu janjiku!
"Ayo, Bu. Tarik napas, keluarkan pelan-pelan. Jika kontraksinya muncul, barulah Ibu ngeden," ucap bidan yang ada di sampingku. Sementara bidan yang lain ada di bawah sana. Mengecek apakah bayiku sudah mulai turun atau belum.
Aku harus berhasil melahirkan anak ini dengan selamat. Tuhan ... tolong jangan cabut nyawaku dulu.
Peluh yang mengalir deras, terus dikeringkan oleh bidan yang ada di sampingku. Bidan-bidan di sini sangat ramah. Jadi, aku tidak butuh suamiku ada di ruangan ini.
Sakitnya kontraksi, tidak sebanding dengan sakitnya dikhianati. Aku masih bisa bertahan menahan sakit melahirkan daripada sakit dikhianati. Walaupun seluruh urat nadiku menjadi tegang menahan sakit ini. Aku akan berjuang melahirkanmu, Nak. Kuelus lembut perut buncit ini.
/0/15950/coverorgin.jpg?v=509021433262d5a333b93286ab8868d6&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=e4d73480546b66939e583eeaf04cb2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/5888/coverorgin.jpg?v=88ed910bbcf55b640b1eb6eb4ed85c97&imageMogr2/format/webp)
/0/4290/coverorgin.jpg?v=f69af7fae1687f0e6c25f81bff95b97e&imageMogr2/format/webp)
/0/3583/coverorgin.jpg?v=420d23233a567bf114de59d69690b350&imageMogr2/format/webp)
/0/17215/coverorgin.jpg?v=073a1d968a3969601a86adebad51a697&imageMogr2/format/webp)
/0/5016/coverorgin.jpg?v=20250121183040&imageMogr2/format/webp)
/0/14239/coverorgin.jpg?v=7b153e51ddb1d112039439ed209cb2e8&imageMogr2/format/webp)
/0/13946/coverorgin.jpg?v=20250123145701&imageMogr2/format/webp)
/0/20638/coverorgin.jpg?v=442c0d9c69ec6ff8b2a16390bc3f584e&imageMogr2/format/webp)
/0/16255/coverorgin.jpg?v=25372ed2ca594478ba4aa69c117056da&imageMogr2/format/webp)
/0/3425/coverorgin.jpg?v=931db14174065e64c293c717cd29590a&imageMogr2/format/webp)
/0/6712/coverorgin.jpg?v=3fb629fc7a1968833dcabd9ab1f978ec&imageMogr2/format/webp)
/0/15485/coverorgin.jpg?v=a5fc7a9de81abc48fe45f05598ca6529&imageMogr2/format/webp)
/0/20629/coverorgin.jpg?v=9f0a8b2a295024b0e26541ad081bd550&imageMogr2/format/webp)
/0/23569/coverorgin.jpg?v=30c7579260f34e7ba9b4b47dc6d84016&imageMogr2/format/webp)
/0/24056/coverorgin.jpg?v=48457769f8c29c9d02a2cb0194e4f94a&imageMogr2/format/webp)