/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
Bruno mengerjapkan mata kebingungan, saat selusin petugas kepolisian menggeledah kamar yang ditempatinya.
Dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya lalu berdecak kesal. Baru sadar kalau tak ada sehelai benangpun yang melekat disana.
“Cepat bangun, ikut kami ke kantor polisi!” kata seorang petugas. Netra Bruno melihat petugas lainnya yang menunjukan kantung plastic tranparan, berisikan satu kilogram serbuk ganja.
Bahkan di kantung yang lain ada bong juga pemantik api yang masih mengeluarkan asap. Benda itu didekatkan ke wajah Bruno,”apa ini milikmu?”
Dia langsung terbatuk berulangkali, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Seorang petugas melemparkan baju ke tubuh Bruno,”pakai ini cepat. Ikuti kami ke kantor!”
“Dimana Brenda?” dia celingukan ke setiap sudut ruangan.
“Siapa Brenda? Kami hanya menemukan kamu sendirian di kamar ini, setelah menerima laporan dari unit sebelah.”
“Fuck! Aku tadi bersama seorang gadis. Dia teman kuliahku.”
“Jadi kamu seorang mahasiswa. Apa jadinya Negara ini kalau punya pemuda macam kamu?”
“Hiash, damn!” umpat Bruno dalam hati. Bagaimana bisa seseorang lenyap begitu saja tanpa ada yang tahu. Apalagi gadis itu telah melewatkan malam yang panas dengannya selama berjam-jam di apartemen yang disewanya.
Bruno baru tersadar dari kesurupan saat tangannya sudah terborgol dan punggungnya di dorong menuju lift ke bawah.
Tuduhan sebagai pemakai dan pengedar narkoba, melekat di tubuh Bruno. Dia tidak bisa mengelak saat semua bukti-bukti mengarah padanya.
Meskipun dia bersikukuh bersama Brenda malam itu, tapi tak ada satu bukti pun yang mengendus keberadaan sang gadis.
Bruno betul-betul sangat putus asa. Dia hendak menghubungi sang ayah, namun ponselnya dirampas sebagai barang bukti.
Terpaksa dia menginap di penjara. Ke esokan harinya, Bruno dipindahkan ke penjara pusat. Dengan dalih tidak adanya keluarga yang menjemput.
Dia berteriak dengan marah sambil menyebutkan nomor HP sang ayah juga Bernard. Tapi pihak kepolisian hanya mengangguk tanpa berusaha menghubungi nomor-nomor tersebut.
Bruno merasakan keanehan tapi mau berkata apa. Kemalangan yang dia alami seolah sudah settingan seseorang. “Brenda!” geramnya ketika sang petugas menutup pintu jeruji.
“Barang baru nieh, cantik sekali.” Kata salah satu tahanan yang dia lewati. “Hai cantik boleh kenalan dong.” Godanya.
Wajah Bruno yang imut dan tampan bak oppa Korea, menarik minat tawanan yang ada disana. Para lelaki yang sudah lama tidak menyentuh wanita itu, mulai menyusun rencana kotor di benaknya. Apalagi saat melihat bibir tipis Bruno yang berwarna pink. Air liur langsung menetes dari bibir-bibir tebal mereka.
Tibalah saat makan di sore hari. Semua tahanan berkumpul di sebuah ruangan yang luas dengan kursi dan satu meja panjang.
Antrian makanan bertambah panjang saat kedatangan para tawanan dari sel sebelah. Bruno dengan sabar menunggu saat para tahanan mulai menggeser antriannya semakin ke belakang.
Walau perutnya terasa pedih, semalaman tidak makan. Apa mau dikata, dirinya orang baru yang masih lemah.
Bruno tidak suka olah fisik, jadi tubuhnya kelihatan ringkih dengan tulang-tulang menonjol di beberapa bagian. Sasaran yang empuk bagi mereka yang beringas, membutuhkan penyaluran hasrat biologisnya.
Para tahanan disini, merupakan residivis puluhan tahun. Dengan level kejahatan yang sadis, bagi orang awam.
“Mengapa aku berada disini? Seharusnya aku di adili dulu sebelum mengirimku kesini?” keluhnya pelan.
/0/15375/coverorgin.jpg?v=59bd2c19b317034c4c36126d90021494&imageMogr2/format/webp)
/0/22533/coverorgin.jpg?v=ac42a10c716b1b3cb93cf42b843fe60b&imageMogr2/format/webp)
/0/6699/coverorgin.jpg?v=007114197f84085426e11ce0ddeabca0&imageMogr2/format/webp)
/0/5334/coverorgin.jpg?v=e8958047a80cb46a2ba7e7b7e832679f&imageMogr2/format/webp)
/0/16696/coverorgin.jpg?v=171a28c73bad05c2c8f643ae7b02b1c4&imageMogr2/format/webp)
/0/18225/coverorgin.jpg?v=e8d893a9acde5eba377b62355a66e599&imageMogr2/format/webp)
/0/12969/coverorgin.jpg?v=f9f0a9301a925a25eff4d0b73e22c85b&imageMogr2/format/webp)
/0/6487/coverorgin.jpg?v=5b7a28da01d709a8d9cb9d8337484d8a&imageMogr2/format/webp)
/0/20251/coverorgin.jpg?v=4c0a3e7038718f340c5d51aaaf74b801&imageMogr2/format/webp)
/0/12423/coverorgin.jpg?v=3d5051c1c0e8628dc3e8520fa5689370&imageMogr2/format/webp)
/0/11003/coverorgin.jpg?v=4c9c871159c713d743e3a5910adc5aa8&imageMogr2/format/webp)
/0/27491/coverorgin.jpg?v=675f3788714408973b0be75b42319707&imageMogr2/format/webp)
/0/16860/coverorgin.jpg?v=9ed20766993988fbd0860831172f4936&imageMogr2/format/webp)
/0/19244/coverorgin.jpg?v=d120edfc595220e29f599bab7a546f88&imageMogr2/format/webp)
/0/10965/coverorgin.jpg?v=cd5e42a9ebc6b2029ca137c6afb76348&imageMogr2/format/webp)
/0/12468/coverorgin.jpg?v=6b5e081caba00de72ae42e35d5fe3ef2&imageMogr2/format/webp)