Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Bu aku berangkat dulu ya!" Pekik Panji pria dengan paras yang tampan dengan usia 20 tahunan.
"Iya, hati - hati kamu dijalan. Kamu mau naik apa kesana nya?" Tanya sang Ibu.
"Aku mau naik kereta aja Bu!" Jawab nya.
Setelah berpamitan pada sang Ibu. Segeralah Panji bergegas menuju Stasiun Kereta Api Pada Larang.
Dia menaikin Grab yang dipesan nya untuk menuju tempat tujuan nya tersebut.
Diusia nya yang menginjak 20 tahun, dia ingin mencari pekerjaan diluar Kota. Panji merupakan anak semata wayang dari keluarga Bu Dewi dan Pak Agus.
Mereka adalah keluarga yang sederhana, Ayah Panji bekerja sebagai pembuat alat musik, yaitu gitar akustik. Sementara Bu Dewi yang merupakan Ibu kandung Panji bekerja sebagai tukang cuci baju keliling.
Meski kehidupan mereka sangat sederhana, Namun keluarga tersebut sangat harmonis dan jarang sekali ada pertengkaran dalam keluarga tersebut.
Panji yang merupakan anak satu - satu nya. Dia pergi ke luar Kota untuk mencari pekerjaan.
Dia ingin berusaha hidup mandiri dan tidak membebani keluarga nya lagi.
Semenjak lulus sekolah SMA, dia tidak pernah sekali pun merasakan apa itu yang nama nya bekerja. Ia tidak tahu seperti apa rasanya mencari uang sendiri itu seperti apa.
Pada malam minggu waktu itu sebelum keesokan harinya panji berangkat mencari perkerjaan.
Dia sedang Asyik bermain game diponsel nya. Ia bersama satu teman nya yang bernama Dodo bermain game didepan warung yang letak nya tidak jauh dari rumah Panji.
Mereka Asyik bermain game bersama.
"Eeh Do sini - sini bantu aku turtle." ucap Panji sembari memainkan game nya tersebut.
"Bentar Ji, aku recall dulu buat isi energi!" Jawab Dodo.
Mereka berdua sangat Pandai dalam bermain game tersebut. Bisa dibilang panji menguasai semua role hero yang ada digame nya itu.
Berbeda dengan Dodo. Dia hanya menguasai role tank.
"Eeh Ji, ajarin aku dong cara bermain Assasin kayak kamu gitu. Kamu jago banget soalnya pakai Assasin, apa lagi kalau pakai hero Fanny. Beuh suka banget aku liat kabel - kabel mu itu." Ujar Dodo.
Lantas Panji pun menjawab perkataan teman nya tersebut. "Yaudah nanti aku ajarin Do, tapi kamu harus butuh latihan yang keras kalau kamu mau bisa main fanny, soalnya hero ini susah lho!" Jawab Panji sembari meminum segelas kopi yang ada dihadapan nya.
"Emang nya sesusah itu ya?" Tanya Dodo dengan ekspresi menatap ke arah Panji.
"Susah banget Do serius, aku aja latihan butuh waktu yang cukup lama." sambung Panji.
Lantas Dodo pun mengiyakan perkataan Panji tersebut.
"Yaudah deh aku bakalan berusaha sebisa mungkin buat latihan nya!" Jawab Dodo.
Sementara itu, saat ketika mereka sedang Asyik memainkan game nya tersebut. Datang lah seorang anak kecil dengan tubuh yang sedikit kucal memawa karung dibalik punggung nya.
Anak kecil tersebut mencari beberapa botol bekas untuk ia kumpulkan lalu ia jual.
Saat anak kecil tersebut memungut botol bekas yang berada disamping Panji dan Dodo. Tiba - tiba Panji memanggil anak tersebut.
"Eeh dek disini!" Pekik Panji memanggil anak itu.
Lalu anak laki - laki itu pun menghampiri Panji. "Iya ada apa ya kak?" tanya nya.
Lantas Panji pun melemparkan beberapa pertanyaan pada anak tersebut.