Gadis itu datang pada reuni SMA satu angkatannya. Ya, akhirnya inilah keputusannya setelah beberapa hari yakin tidak akan datang ke acara ini.
Gadis berusia dua puluh lima tahun itu duduk paling belakang di antara teman-teman yang lainnya. Jika bukan karena undangan langsung dari pemilik sekolah SMA-nya, dia tidak mungkin datang pada acara tahunan ini. Mengingat jika dia tidak begitu dianggap oleh teman-temannya. Ya, dia memang tidak terlalu akrab dengan teman-temannya sedari dia di bangku SMA dan dia memang tidak sepopuler mereka. Namun demi Pak Ezra sang pemilik sekolah, dia akhirnya datang. Gadis itu memiliki banyak hutang budi pada Pak Ezra. Sosok kebapakan yang memberinya kesempatan menerima beasiswa semasa SMA dulu.
"Hai Emily, kau datang ternyata." Sapa seorang teman wanita padanya.
Gadis yang di sapa Emily tersenyum padanya. "Hai, Ember. Iya, aku datang. Senang bertemu denganmu," jawab Emily ramah pada temannya.
Mereka kemudian saling berjabat tangan. Gadis bernama Ember duduk di samping Emily. Mereka sama-sama tidak populer saat SMA dulu.
"Kupikir aku telat datang," ucap Ember.
"Sepertinya bukan kau yang telat tetapi acaranya yang mundur," jawab Emily. Acara-acara semacam ini memang terasa membosankan bagi seseorang yang tidak memiliki teman akrab seperti Emily. Kehadirannya di sini hanya seperti penghias ruangan.
"Jam karet bukankah sudah biasa," sambung Ember. "Oh, bagaimana kabarmu, Emily? Kau kerja di mana sekarang?"
Emily dan Ember berbincang berdua di bagian barisan belakang. Sementara pada bagian depan adalah mereka-mereka yang cantik dan dulunya sangat populer di sekolah.
Tak lama, suasana semakin riuh dan beberapa bahkan terdengar histeris. Emily menatap mereka tak mengerti. Apa yang membuat mereka heboh. Batinnya.
"Hahh?! Apa aku tidak salah dengar?!" Ember berkata lebih dulu. "King akan datang pada reuni ini." Dia melanjutkan.
King? Emily segera memproses nama itu. King Absyar? Dia kah. Laki-laki yang menghancurkan hati dan hidupnya dengan sangat keji. Cih, rasanya dia tidak sudi untuk bertemu lagi dengan laki-laki itu.
Emily menatap ke arah yang lain dan menyesali keputusannya untuk datang pada undangan reuni sekolah saat ini.
Jejeran para mantan King terlihat menata rambut dan membenarkan make up mereka saat kabar kehadiran King mencuat.
Ya, ya. King adalah bintang dari segala bintang di acara hari ini. Ah, bukan hanya pada acara hari ini tetapi pada sekolah mereka dulu. King Absyar adalah laki-laki tampan putra konglomerat yang memiliki pesona luar biasa. Wajah dan status sosial membuat para wanita bertekuk lutut di bawahnya. Melemparkan diri dengan suka rela. King adalah laki-laki pujaan sejuta wanita. Termasuk Emily pada waktu itu.
Namun gadis itu berbeda dengan gadis yang lainnya. Dia menjalin kisah kasih dengan King secara rahasia. Tidak ada yang tahu jika dia dan King pernah bersama dalam ikatan pacaran. Dia menjalani kisah asmara rahasia itu selama hampir dua tahun. Pencapaian pacaran terlama King. Hingga King kedapatan berselingkuh dengan adik kelas mereka. Sejujurnya, itu bukan yang pertama tetapi entah yang keberapa kali.
Yeach ... King memang seorang playboy.
Emily mual mengingat betapa bodohnya perasannya dulu pada King. Laki-laki pengecut yang tidak memiliki perasaan. Sangat rugi beberapa hari ia menangis karena laki-laki itu.
"Kenapa tidak ada bocoran jika King akan datang." Salah satu mantan pacar King berkata. Dia masih sibuk menebali bulu matanya dengan maskara.
"Sepertinya tidak ada yang tahu tentang ini," jawab teman wanita satunya. Dia juga adalah salah satu mantan King.
"Oh, astaga. Bagaimana wajah dia sekarang. Apakah masih setampan saat SMA."
"Sepertinya lebih tampan."
"Kapan King kembali dari luar negeri?"
"Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya."
"Dia belum menikah bukan?"
/0/7407/coverorgin.jpg?v=811d87897bffc09e9a8d754c592829bc&imageMogr2/format/webp)
/0/4394/coverorgin.jpg?v=20250121182535&imageMogr2/format/webp)
/0/18318/coverorgin.jpg?v=61ea63f2eead9255a5b8aea2dcc3793e&imageMogr2/format/webp)
/0/3483/coverorgin.jpg?v=a4145294651a9b58b82e784f8996b1b1&imageMogr2/format/webp)
/0/23560/coverorgin.jpg?v=a0b7917440b91d91069965cedb7fea2f&imageMogr2/format/webp)
/0/5037/coverorgin.jpg?v=11008ced4cdb8e2e87ed950c1207f1af&imageMogr2/format/webp)
/0/8716/coverorgin.jpg?v=b5b3bf14cf402d62724ac11c833c35d3&imageMogr2/format/webp)
/0/28640/coverorgin.jpg?v=20251106165955&imageMogr2/format/webp)
/0/13504/coverorgin.jpg?v=ece9a9682b484aa8b17e27dbe11fd18b&imageMogr2/format/webp)
/0/24280/coverorgin.jpg?v=cbf38d4ab134064acce215c1cbe5a562&imageMogr2/format/webp)
/0/4968/coverorgin.jpg?v=cb76e5b35230efd9aa46694c99914157&imageMogr2/format/webp)
/0/3566/coverorgin.jpg?v=b4cc8877018b358b1161e90e0d4180e7&imageMogr2/format/webp)
/0/14035/coverorgin.jpg?v=20250123145733&imageMogr2/format/webp)
/0/3936/coverorgin.jpg?v=e3236347ae04f00ccb2874ec63d5379e&imageMogr2/format/webp)
/0/3576/coverorgin.jpg?v=79bd0c4fd1e86ba1bc67090a59109612&imageMogr2/format/webp)
/0/16757/coverorgin.jpg?v=80262f4ae88fc4d14802688762ba1d8a&imageMogr2/format/webp)
/0/7915/coverorgin.jpg?v=14ac6d047f2d524491ce59b221661779&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=20241128095111&imageMogr2/format/webp)