Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Alya Prameswari, seorang aktris muda yang berbakat, telah menempuh perjalanan panjang dan penuh liku untuk mencapai puncak ketenarannya. Sejak kecil, Alya telah menunjukkan bakatnya dalam berakting. Ia sering kali tampil dalam berbagai drama sekolah dan teater lokal di kota asalnya, Bandung. Dengan penuh semangat, Alya pindah ke Jakarta untuk mengejar impiannya menjadi seorang aktris profesional.
Langkah pertama Alya di Jakarta tidaklah mudah. Ia harus bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran untuk membiayai hidupnya sementara mengikuti audisi demi audisi. Sering kali, ia harus menghadapi penolakan dan komentar yang meremehkan. Namun, hal itu tidak pernah mematahkan semangatnya. Alya terus berjuang dan meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai kelas akting.
Saat berusia 21 tahun, Alya akhirnya mendapatkan peran kecil dalam sebuah sinetron. Meskipun perannya tidak signifikan, ia berhasil menarik perhatian seorang sutradara terkenal yang melihat potensi besar dalam dirinya. Sejak saat itu, karier Alya mulai menanjak. Ia mendapatkan peran utama dalam beberapa serial televisi dan film layar lebar yang sukses. Dalam waktu singkat, Alya menjadi salah satu aktris paling dicari di Indonesia.
“Bisa kita mulai lagi dari adegan 5?” Sutradara, Pak Budi, mengarahkan para kru untuk bersiap. Alya mengangguk, bersiap mengambil posisinya. Meskipun hari itu sudah panjang, semangat Alya tidak pernah surut. Dia tahu bahwa setiap adegan adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
Di sisi lain, Rizky Aditya memiliki perjalanan yang berbeda menuju ketenarannya. Rizky berasal dari keluarga kaya di Jakarta. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki jaringan hotel bintang lima di seluruh Indonesia. Sejak kecil, Rizky hidup dalam kemewahan dan tidak pernah kekurangan apa pun. Namun, ia merasa ada kekosongan dalam hidupnya yang tidak bisa diisi dengan harta benda.
Rizky menemukan gairahnya dalam dunia akting saat masih duduk di bangku SMA. Ia bergabung dengan klub teater sekolah dan jatuh cinta pada seni peran. Meskipun awalnya ayahnya tidak mendukung pilihannya untuk menjadi aktor, Rizky tetap teguh pada pendiriannya. Setelah lulus SMA, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah film ternama di luar negeri.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Rizky kembali ke Indonesia dan memulai kariernya di dunia perfilman. Berkat bakat dan ketampanannya, Rizky dengan cepat mendapatkan peran-peran utama dalam beberapa film dan sinetron populer. Ia segera menjadi idola baru yang digandrungi banyak penggemar.
“Rizky, kamu sudah siap?” tanya Pak Budi sambil memperbaiki posisi kamera. Rizky mengangguk dengan percaya diri, meskipun dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran. Hari ini adalah pertama kalinya ia akan berakting bersama Alya, aktris yang sangat dihormati di industri ini.
Pertemuan pertama Alya dan Rizky terjadi di ruang audisi. Keduanya dipanggil untuk mengikuti casting sebuah serial drama baru yang diproduksi oleh salah satu rumah produksi terbesar di Indonesia. Serial ini diharapkan menjadi hit besar dan keduanya tahu bahwa mendapatkan peran ini akan menjadi langkah besar dalam karier mereka.
Alya datang lebih awal dan duduk di salah satu bangku di luar ruang audisi. Ia menyiapkan dirinya, mempelajari naskah dan mengatur napasnya. Tidak lama kemudian, Rizky tiba dengan gayanya yang khas—percaya diri dan penuh karisma. Ia mengenakan jaket kulit hitam yang membuatnya tampak lebih tampan.
“Mbak Alya, ya?” sapa Rizky sambil tersenyum. Alya mengangguk singkat, merasa sedikit terganggu dengan sikap percaya diri Rizky yang dianggapnya terlalu berlebihan.
“Alya,” jawab Alya singkat, berusaha tetap profesional.
“Kita akan bekerja sama hari ini. Semoga kita bisa memberikan yang terbaik,” kata Rizky dengan nada ramah. Namun, di balik senyumnya, Alya merasakan ada sesuatu yang tidak tulus dari sikap Rizky. Ia merasa Rizky lebih banyak berbicara daripada mendengarkan.
Saat mereka masuk ke ruang audisi, atmosfer langsung berubah menjadi serius. Sutradara dan produser sudah menunggu di dalam, siap melihat penampilan mereka. Alya dan Rizky diberi naskah untuk dibacakan bersama. Ini adalah adegan pertama di mana karakter mereka bertemu—adegan yang akan menjadi awal dari hubungan mereka di layar.
Adegan tersebut dimulai dengan dialog sederhana. Alya dan Rizky mulai berakting, mencoba menemukan chemistry yang diinginkan oleh sutradara. Pada awalnya, mereka berdua tampak kaku, namun seiring dengan berjalannya waktu, Alya mulai merasakan ketegangan yang aneh namun menarik antara dirinya dan Rizky. Mereka saling menatap dengan intens, dan untuk sesaat, Alya hampir melupakan ketidaksukaannya pada Rizky.
“Bagus sekali, Alya. Rizky, lebih emosional lagi,” instruksi Pak Budi dengan antusias. Kedua aktor muda ini memiliki potensi besar, dan ia bisa melihat kilauan yang akan membuat serial ini sukses.
Setelah audisi, Alya dan Rizky keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk. Mereka tidak berbicara satu sama lain, tetapi dalam hati mereka tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam penampilan mereka kali ini. Rizky, meskipun selalu tampak percaya diri, merasa sedikit terintimidasi oleh kehadiran Alya. Ia menyadari bahwa Alya adalah aktris yang sangat berbakat dan serius dalam pekerjaannya.