Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Pukul lima lewat lima puluh lebih, matahari mulai terbit memancarkan sinarnya, di iringi dengan kicau burung yang saling bersautan dengan nada merdu yang seperti musik ditelinga.
Sella Ayu Cantika Bahctiar--seorang perempuan muda yang berusia 17 tahun, berkulit putih, pipi cubby, rambut panjang hingga bawah bahu, gigi atas sebelah kanan ginsul, punya lesung pipi, dengan tinggi 158 cm.
Alarm pukul enam berbunyi dengan keras, membuat gadis cantik yang masih ingin tidur meraba meja samping kasur dan mematikan jam weker.
Tak berapa lama seseorang mengetuk dan berteriak dari luar. "Sella! Sella Ayu Cantika Bahctiar!! Bangun non, sudah hampir jam 7!" Teriak pembantu rumah tangga Sella yang akrab dipanggil Mba.
Sella yang mendengar samar ucapan Mba dari luar, otaknya merespon dia baru ingat ternyata hari ini ada ulangan Bahasa Indonesia, yang lebih bikin Sella panik, ulangannya berlangsung di jam pertama pembelajaran.
Sontak Sella membuka matanya dengan kasar. Sambil menatap langit-langit kamar Sella menepuk jidak sambil menggerutu, "ah astaga mana yang masuk guru killer lagi!" Tanpa pikir panjang Sella menghempaskan selimut yang masih menutupi tubuhnya. Sella bergegas mandi dan segera bersiap-siap.
Sambil bercermin dan berdandan seadanya, "ah bodoamat yang penting jangan sampai telat Sell kalau engga, mampus kamu!" Ngomel Sella sambil merapikan rambutnya.
Setelah merasa sudah oke termasuk memakai sepatu, buru-buru Sella meraih tas nya dan bergegas masuk kedalam mobil yang ternyata sudah ada sopir pridari yang sedari tadi menunggunya.
"Ma-maaf telat pak!" Ucap Sella sambil memakai sabuk pengaman.
"Engga apa-apa non, tolong bersiap bapak sepertinya akan sedikit ngebut buat usahain biat non ga telat sekolahnya," ucap sopir pribadi dengan santun. "Baik pak," jawab Sella.
Pak sopir pribadi Sella mengendarai mobil dengan cepat tapi tetap berhati-hati mengingat jika yang diantarnya adalah anak majikan yang sudah membantunya dan keluarganya dari kemiskinan. Sesuai dugaan Sella sampai di sekolah sebelum pagar dikunci. "Wah cara mengemudi bapak emang ga perlu diragukan lagi, bisa sampai cepat begini, harusnya sih bapak jadi tukang balap aja ya kan yah," ucap Sella sambil terkekeh karena takjub dengan cara driver pak sopir pribadinya.
"Eh engga kok non biasa aja, nanti sepulang sekolah bapak jemput lagi, bapak permisi dulu non, yang semangat belajarnya," jawab pak Sopir dengan senyum lebar. "Hahaa asyiap pak sopir jago," canda Sella lalu bergegas turun sebelum gerbang dikunci.
"Silahkan non!" Ucap pak sopir sembari membukakan pintu mobil untuk Sella. Kaki mulus putih bersih muncul dari mobil, semua murid berhenti sejenak penasaran dengan siapa yang ada didalam mobil.
Sella kemudian keluar dengan rambut teruai rapi dan tas ransel mungilnya membuatnya benar-benar cantik dan anggun. Semua pasang mata tertuju pada Sella saat ini.
Sella berbalik, "terimakasih pak, bapak boleh pulang," ucapnya lalu tersenyum. Pak sopir juga tersenyum dan segera pergi. Sella yang masih menjadi pusat perhatian apalagi pria, berjalan memasuki area sekolah, Sella tampak anggun dengan auranya yang kuat.
Belum sampai dipintu kelas, beberapa teman dekatnya langsung menghampiri Sella dari belakang. "Heii Sella, Dorr!" Ucap Radia Dwi Damayanti-- teman dekat Sella yang punya sikap kalem dan agak blo'on.
"Kamu kenapa, tumben make up kamu ga semembahana dan serapi kemarin-kemari, dikejar apaan hah?" Tanya Renata Sintia Bella-- teman dekat Sella si yang paling aktif dan paling heboh.
"Ih jangan pegang-pegang muka Sella kayak gitu Renata, awas bakteri, nanti Sella jerawatan!" Ceplos Tiara Selvi Wulandari-- teman dekst Sella yang paling memprioritaskan kebersihan dengan semprotan pembasmi kuman yang tak pernah dia lupakan kemanapun dia pergi.