/0/30351/coverorgin.jpg?v=1a70ca6c85bd2d369dece791687b8226&imageMogr2/format/webp)
Anisa pikir hari minggu akan menjadi hari terindah baginya, karena ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan suaminya. Tetapi, siapa sangka, tepat di mana Anisa ingin bermesraan dengan Riko, Riko malah berulah.
"Apa Mas? Kenapa kamu malah tiba-tiba menuntut aku untuk merubah penampilan aku? Bukankah selama ini kamu tidak pernah keberatan dengan apa yang terjadi kepada aku, aku sudah sejak dulu seperti ini." ucap Anisa sambil mengikat rambutnya dengan asal.
Riko mengusap wajahnya.
"Kamu tau tidak Anisa? Selama ini aku sudah muak melihat kamu seperti ini, aku pikir kamu akan berubah dengan sendirinya, tapi ternyata tidak. Aku itu malu sama teman-teman aku saat datang ke acara kantor. Mereka meledek aku di saat membawa kamu dengan penampilan seperti ini."
Anisa mengerutkan keningnya.
"Maksud kamu apa Mas? Bukankah kamu sudah setuju dengan penampilan sederhana aku yang seperti ini, lalu kenapa kamu malah seperti itu, seolah-olah kamu tidak terima?"
"Ya Anisa. Aku tidak terima di saat melihat istriku berpenampilan seperti laki-laki seperti ini, memakai pakaian besar dan juga memakai celana jeans yang ukurannya besar. Kamu ini nggak mikir ya Anisa, aku itu seorang pegawai kantor dan posisiku di kantor itu sebagai manajer.
Harusnya itu kamu contoh adik kamu, dia tiap hari memakai pakaian anggun dan seksi. Harusnya kamu belajar dari Laura bukan seperti ini, lama-lama aku bosan dengan kamu Anisa." bentak Riko kepada Anisa. Anisa yang mendengar itu langsung membulatkan matanya.
"Oh jadi seperti itu. Kamu ingin aku terlihat seperti Laura, apa jangan-jangan selama ini kamu diam-diam mengagumi adik tiriku? Iya begitu? Maksud kamu menyuruh aku untuk merubah penampilanku agar kamu bisa menyalurkan hasrat kamu di saat kamu melihat Laura kepadaku begitu. Iya?" tanya Anisa tidak mau kalah, dia tidak mau jika ia sampai kalah oleh suaminya.
Sudah sejak dulu di saat ia belum menikah dengan Riko, memang dia selalu berpenampilan tomboy dan juga sederhana, beda dengan adik tirinya yang selalu berpenampilan gelamor dan juga seksi.
"Kamu kok malah bilang seperti itu? Aku hanya ingin kamu berubah menjadi yang lebih baik. Agar aku bisa betah di rumah dan agar aku bisa selalu sayang kepada kamu. Kamu kok malah menuduh aku yang tidak-tidak, sudahlah kamu malah membuat kepala aku pusing." Riko bangkit dan memukul meja dan langsung pergi dari sana. Anisa yang melihat suaminya pergi dengan amarah tentu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan duduk di meja makan sambil membuang nafasnya dengan kasar.
"Kenapa Mas Riko malah seperti itu? Biasanya dia tidak pernah keberatan dengan penampilanku. Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak, pasti sudah terjadi sesuatu di belakangku ini, sampai membuat Mas Riko jadi seperti ini. Lagi pula belakangan ini Mas Riko jarang sekali pulang dan selalu berpakaian rapi dan juga wangi, biasanya ia sedikit cuek dengan penampilannya, tapi kenapa sekarang berbeda? Aku harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi." ucap Anisa dan saat ini ternyata Riko pergi ke sebuah tempat hiburan malam yang seharusnya di mana ia menghabiskan waktunya untuk berduaan dengan Anisa. Namun, saat ini ia malah memilih untuk pergi ke tempat berkumpulnya wanita-wanita. Dia sedang menegak minuman yang ia pesan dan tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang, tentu saja hal itu membuat Riko langsung tersenyum dan langsung mengecup lengan wanita yang sedang memeluknya.
"Kamu kenapa begitu sangat lama? Aku sudah sejak tadi menunggu kamu sayang." tanya Riko kepada wanita itu.
"Biasa, aku kan harus dandan cantik dulu. Lagian, kenapa harus di tempat seperti ini? Kenapa tidak di tempat biasa saja kita bertemu, di sini begitu ramai. Aku tidak suka." ucap wanita itu sambil meletakkan tangannya di dada bidang Riko dan mengelusnya dengan begitu sangat lembut, hal itu tentu saja membuat Riko langsung tersambar oleh hawa nafsunya.
/0/27855/coverorgin.jpg?v=fc427d88caff5a1d6925156e058a007c&imageMogr2/format/webp)
/0/19896/coverorgin.jpg?v=abd24e3d8363c0a1e19cd8ba7d81b444&imageMogr2/format/webp)
/0/14512/coverorgin.jpg?v=f47f2866735b94fa54efbde111c2dc20&imageMogr2/format/webp)
/0/16108/coverorgin.jpg?v=3a1e8bcc9c910d5063f4b3292c181f08&imageMogr2/format/webp)
/0/29152/coverorgin.jpg?v=d61a0ec86501c6f4df71162d1ab10516&imageMogr2/format/webp)
/0/28420/coverorgin.jpg?v=9fe9ddcbf6aea14a45ac14a608b02ea6&imageMogr2/format/webp)
/0/24530/coverorgin.jpg?v=b5a24a122497a045d676b8dbecba4170&imageMogr2/format/webp)
/0/27008/coverorgin.jpg?v=02ee01e1d99c926ccd91f8bd5d094393&imageMogr2/format/webp)
/0/16668/coverorgin.jpg?v=3a0f34e9c14140d83d17bf0f11ec80a9&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/16152/coverorgin.jpg?v=3b8d9d0560ed479c600608ec0e0aa1cf&imageMogr2/format/webp)
/0/2839/coverorgin.jpg?v=a5453b0ae8ffb01a33039d54ea0e2ad2&imageMogr2/format/webp)
/0/6976/coverorgin.jpg?v=6a448603289397b42c8b2789f9edd2ca&imageMogr2/format/webp)
/0/7965/coverorgin.jpg?v=420c4534f2ad959c83684cc3b04e892f&imageMogr2/format/webp)
/0/28247/coverorgin.jpg?v=2da912beeb19ff2cea6a826303248e53&imageMogr2/format/webp)
/0/15375/coverorgin.jpg?v=59bd2c19b317034c4c36126d90021494&imageMogr2/format/webp)
/0/13861/coverorgin.jpg?v=7b9b548ae9e2ba725b49be096aa30b28&imageMogr2/format/webp)
/0/3853/coverorgin.jpg?v=b9640e1bc4332274459607b536ffc0db&imageMogr2/format/webp)
/0/23705/coverorgin.jpg?v=6209c31bca2b5f0db9b5e010ebeac781&imageMogr2/format/webp)