/0/24879/coverorgin.jpg?v=0d67d7338b7cc49c969c5ad1a9444060&imageMogr2/format/webp)
Tanganku bergetar hebat tiba-tiba. Serangan itu datang kembali, sekujur tubuhku diguyur keringat dingin. Jantungku seolah dipacu lebih cepat dari sebuah jet⸻nafasku tersengal-sengal akibatnya. Iris madu milikku menangkap deretan kata yang tertera di layar ponselku.
‘Jika kau ingin mati, mati saja tak akan ada siapapun yang akan mengasihanimu.’
‘Itu semua salahmu, apa kau tidak ingat siapa yang sudah menghancurkan hidupku?’
Aku menghentikan langkahku dan bersimpuh begitu saja. Berkat pesan-pesan sialan itu kini kepalaku terasa pening dan pandangan tak lagi fokus. Kakiku kupaksakan untuk kembali melangkah, dan untuk kesekian kalinya tetesan air yang kian deras membasahi tubuhku.
Aku terhuyung-huyung, berjalan tidak tentu arah di jalanan kota London. Tanpa sadar ternyata kakiku telah tiba di salah satu taman kota yang paling terkenal di pusat kota Inggris, Taman Hyde.
Aku tak peduli dengan derasnya hujan dan tetap berjalan, sekalipun hanya diterangi lampu taman yang menyala. Bangku taman panjang menjadi tempat terakhir yang akhirnya dipilih kakiku.
Merasa muak membuatku membanting keras ponsel satu-satunya milikku, tidak peduli bentuknya yang sudah tercerai-berai. Perutku yang sedari bergejolak mengeluarkan semua isi makan malamku hingga habis. . Pandanganku terjatuh pada genangan luas yang berada di seberang sana, danau Serpentine.
‘Benar, mereka memintaku mati. Lalu kenapa tidak aku lakukan saja?’
Otakku menjadi sinting. Tertatih-tatih kakiku berjalan pelan menuju tepi danau yang tidak dibatasi pagar atau apa pun. Bisa kulihat pantulan bayangan menyedihkan dari seorang gadis berambut kusut berwarna mahoni, mata sembab seperti bola baseball⸻itu aku.
Baiklah, ini dia …
Byuurrrrr
Dinginnya air danau langsung menyambut tubuhku. Memeluk mesra sekalipun perlahan aku dapat merasakan sesak perlahan menjalar di dada. Tetapi gemetar juga pening yang semula mendera cukup keras surut menghilang.
Cahaya pantulan lampu dapat kulihat dari gelapnya hijaunya air danau. Jika seandainya aku memiliki kesempatan untuk mendapatkan waktu yang sedikit lebih banyak, memiliki kekasih, lalu suami yang mencintaiku dan seorang putra.
‘Ah, pasti sangat menyenangkan. Sayangnya, aku bukan seorang gadis normal yang memiliki kehidupan penuh kebahagiaan.’
Tubuh terasa semakin berat, rasa kantuk juga mulai bergelayut manja bersama kegelapan yang perlahan mulai berusaha menarikku dalam. Ini adalah akhirnya … begitu pikirku, ternyata perkiraanku salah besar ketika sosok pria bak dewa romawi muncul dan memeluk tubuhku.
Tangannya merangkul pinggangku erat dan berusaha membawa kami ke permukaan. Udara dingin London kembali menyapa, padahal semula aku tidak lagi merasa dingin di dalam air.
“Anda baik-baik saja, Nona?”
Sebuah suara husky tertangkap indera pendengaranku, tapi lagi-lagi aku tetap memilih menutup mata menghiraukan suara yang baru saja membuat bulu kudukku berdiri. Helaan nafas terdengar dan selanjutnya aku merasakan sebuah tangan kekar mengangkat tubuhku yang langsung membuatku membuka mata. Dan pemandangan yang kulihat pertama kali ialah sepasang mata berwarna legam tengah menatapku dengan sorot jenaka.
“Ah, aku pasti sudah mati sampai-sampai bisa bertemu malaikat pencabut nyawa yang tampan,” racauku tidak jelas masih dengan nafas terengah. Pria bersurai hitam itu tertawa keras dan mulai berjalan entah membawaku kemana.
“Terimakasih, namun sayang sekali anda justru bertemu makhluk terkutuk seperti saya.”
Aku hanya mengangguk tak mau ambil pusing, tubuhku sudah tak memiliki tenaga bahkan sekedar membalas ucapannya. Serangan panik yang kambuh itu sudah cukup membuatku kelelahan dan merasa sekarat. Kemudian dinginnya air danau memperburuk keadaan.
/0/6823/coverorgin.jpg?v=a670310dd59e1b4660b57f03be77035a&imageMogr2/format/webp)
/0/9030/coverorgin.jpg?v=883fe3c7ef3c952d8025ab444c7ba36a&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/8667/coverorgin.jpg?v=935dd95c4efc2172a56d213d05525c5d&imageMogr2/format/webp)
/0/15407/coverorgin.jpg?v=eb52c08fedf92d47e98ef432bf8299d3&imageMogr2/format/webp)
/0/20438/coverorgin.jpg?v=f4ce88162c20b83c898310594ebee030&imageMogr2/format/webp)
/0/23685/coverorgin.jpg?v=67f525831c2cc86f2a390a0c8e8938db&imageMogr2/format/webp)
/0/17784/coverorgin.jpg?v=20240401115211&imageMogr2/format/webp)
/0/5769/coverorgin.jpg?v=20250121171801&imageMogr2/format/webp)
/0/6375/coverorgin.jpg?v=4e9c094fc9104bc57255672a80c1d0e1&imageMogr2/format/webp)
/0/12396/coverorgin.jpg?v=32949f0d1219af299a281079c50e8b2f&imageMogr2/format/webp)
/0/6498/coverorgin.jpg?v=f8353b1f94af4f4335a412b683a80dfe&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=20240304151034&imageMogr2/format/webp)
/0/9494/coverorgin.jpg?v=48cdc5de9d819ace80dffe49a68b52ae&imageMogr2/format/webp)
/0/12293/coverorgin.jpg?v=b2e6968b52417a533039e5ba601f1b54&imageMogr2/format/webp)
/0/12410/coverorgin.jpg?v=06e5ff3fa2e2901763ed22045c316af9&imageMogr2/format/webp)
/0/5957/coverorgin.jpg?v=c46ece362b8b9c7ddab9e147c5353cb6&imageMogr2/format/webp)
/0/22543/coverorgin.jpg?v=23eb30ba9d73c85dc8d828a8a905ee17&imageMogr2/format/webp)