/0/30351/coverorgin.jpg?v=1a70ca6c85bd2d369dece791687b8226&imageMogr2/format/webp)
Alvira menatap langit senja dari jendela apartemen kecil yang kini menjadi satu-satunya tempat ia dan kakaknya tinggal. Suasana sunyi menyelimuti ruang sempit itu, hanya terdengar suara monitor detak jantung sang kakak yang terus berdengung. Matanya sembab, menahan tangis yang sudah lama dipendam.
"Kak... kakak harus kuat, ya..." bisiknya pelan, suaranya serak. Tangan kecilnya menggenggam tangan kakaknya yang terbaring koma. Setiap detik terasa seperti ujian, setiap napas kakaknya adalah tanggung jawab yang kini ada di pundaknya seorang diri.
Sejak kehilangan orang tua mereka dalam kecelakaan tragis enam bulan lalu, hidup Avi berubah total. Semua harta benda keluarga lenyap, diambil alih oleh kerabat jauh yang tak pernah mereka kenal. Tabungan yang tersisa nyaris habis untuk membiayai perawatan intensif sang kakak, dan ia tahu, waktu tidak berpihak padanya.
Pikiran Avi terus berkecamuk. Ia sudah mencoba segala cara: meminjam uang, mencari pekerjaan tambahan, bahkan menjual perhiasan warisan orang tuanya. Namun semua itu hanya menunda kenyataan pahit: biaya rumah sakit dan pengobatan kakaknya sangat mahal.
Ia berdiri dari kursi, menarik napas panjang, lalu menatap cermin kecil di kamar. Bayangan gadis muda dengan mata lelah dan wajah pucat menatap balik padanya.
"Tidak ada jalan lain... aku harus melakukannya," gumamnya, suara hampir tak terdengar.
Keputusannya itu membawa Avi ke sebuah klub malam mewah, tempat yang selama ini hanya ia lihat di layar televisi atau cerita teman-temannya. Lampu-lampu kristal memantulkan cahaya keemasan, dan musik menghentak di setiap sudut ruangan. Aroma parfum mahal bercampur dengan semerbak rokok dan alkohol, menciptakan suasana dunia yang begitu asing bagi Avi.
Ia duduk di kursi bar, mencoba menenangkan diri sambil menunggu seseorang. Sesuatu dalam hatinya bergejolak, rasa takut bercampur rasa bersalah, tapi ia tahu satu hal: ia tidak punya pilihan lain.
Tiba-tiba, seorang pria masuk ke ruangan dengan langkah tegas, memancarkan aura yang membuat semua mata tertuju padanya. Rambutnya hitam, tertata rapi, jas mahal membalut tubuh tegapnya. Wajah tampannya seperti patung, dingin, dan memikat sekaligus menakutkan.
Avi menelan ludah. Ia belum pernah melihat pria seperti itu.
"Damian Verrell," seorang bartender berbisik pelan kepada rekannya, menatap pria itu dengan rasa kagum.
Pria itu berjalan mendekat ke kursi Avi. Tatapannya menusuk, dingin, namun ada sesuatu yang membuat jantung Avi berdetak lebih cepat.
"Anak muda, kau sendirian?" tanyanya, suaranya dalam dan tenang.
Avi mengangguk, menahan rasa gugup yang membuncah. "Ya... saya... saya cuma... menunggu teman."
Damian tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak sampai ke matanya. "Temanmu tidak datang?"
Avi menggigit bibirnya, mencoba menjawab, tapi kata-kata macet di tenggorokannya. Ada ketegangan yang tak bisa ia jelaskan, dan sekaligus, ada rasa penasaran yang aneh.
"Kalau begitu," Damian melanjutkan, duduk di kursi di depannya, "mungkin aku bisa menolongmu."
Avi menatapnya, tidak mengerti maksud pria itu. "Menolong... bagaimana maksudnya?"
Damian mengeluarkan kartu bisnis dari saku jasnya dan meletakkannya di meja. "Aku mencari seseorang... seseorang yang... mau bekerja dengan cara yang sangat spesial. Dan aku bersedia membayar mahal. Sangat mahal."
Hati Avi berdebar kencang. Ia tahu, dari nada suaranya, tawaran itu tidak main-main. Ia menelan ludah, dan bayangan kakaknya muncul di pikirannya. Biaya perawatan yang terus bertambah, tabungan yang sudah habis... semuanya memaksanya mengambil keputusan.
/0/28740/coverorgin.jpg?v=40455ec149f7d27e2a2428973465f2bc&imageMogr2/format/webp)
/0/14091/coverorgin.jpg?v=a5ecb5399684b4c79af52f1abb7507e1&imageMogr2/format/webp)
/0/13164/coverorgin.jpg?v=8d7b4c896134480c30396e56288da382&imageMogr2/format/webp)
/0/10812/coverorgin.jpg?v=198d370c74eb96f286a5bfcb5000632b&imageMogr2/format/webp)
/0/17461/coverorgin.jpg?v=fe90480b6093bb9bb2b784bd53f011bd&imageMogr2/format/webp)
/0/13079/coverorgin.jpg?v=a6c06b631419545580a4e017d8a460e5&imageMogr2/format/webp)
/0/28246/coverorgin.jpg?v=69fbceda06bc1129f3e6418c397952ca&imageMogr2/format/webp)
/0/18016/coverorgin.jpg?v=c433198e5cf2153ea10bac61cea62a83&imageMogr2/format/webp)
/0/28727/coverorgin.jpg?v=9be90b1b4ecaf6f4ebc0c2811c170f5f&imageMogr2/format/webp)
/0/16944/coverorgin.jpg?v=060a845495c96644c28b2058802d384c&imageMogr2/format/webp)
/0/17290/coverorgin.jpg?v=7ccbd0cb91087b216bf988ef50b95682&imageMogr2/format/webp)
/0/2688/coverorgin.jpg?v=1ab12dca281f711783f15f8596fab2fb&imageMogr2/format/webp)
/0/21448/coverorgin.jpg?v=2da3699e0441bf95c1b7cb8c9d116469&imageMogr2/format/webp)
/0/8054/coverorgin.jpg?v=6150d9a9449774c2451ea4b3a210dbc2&imageMogr2/format/webp)
/0/9067/coverorgin.jpg?v=c97c160b1f7e5de936fe89beed03c9f0&imageMogr2/format/webp)
/0/23725/coverorgin.jpg?v=0c3e9dab454f8a22d8c98ca9859435f0&imageMogr2/format/webp)
/0/18405/coverorgin.jpg?v=eba93979e9cd1f3b9657cb9be96177fa&imageMogr2/format/webp)
/0/19430/coverorgin.jpg?v=3bb9ee9327cc3ca3fceda12011ae3123&imageMogr2/format/webp)