/0/23359/coverorgin.jpg?v=6cc1c8db761967eeaa4c45bc90ba2de5&imageMogr2/format/webp)
Jaka dan Fatimah telah menikah 5 tahun, namun belum juga memiliki keturunan. Keluarga Fatimah dan keluarga Jaka sangat mengharapkan keturunan dari mereka.
Mereka tinggal di rumah keluarga Fatimah, karena Fatimah merupakan anak bungsu. Karena keinginan mempunyai keturunan, mereka melakukan tes kesuburan.
Hari ini Jaka dan Fatimah duduk di bangku antri sebuah rumah sakit. Mereka sedang menunggu pemeriksaan.
Setelah menunggu beberapa lama, nama mereka akhirnya dipanggil. Mereka masuk ke ruangan Dokter. Disana mereka melakukan pemeriksaan setelah itu mereka menunggu hasilnya. Ada rasa takut pada diri mereka, jika salah satu dari mereka mandul maka akan menjadi petaka di rumah tangga mereka.
"Ini Pak, Bu hasilnya," kata Dokter menyodorkan surat hasil tes.
Jaka menerimanya lalu dibuka dan dibaca bersama Fatimah.
Deg
Bagai disambar petir, dalam hasil tes tersebut Jaka dinyatakan mandul. Seketika Jaka tertunduk lesu, dia tidak menyangka dirinya mandul.
"Sabar Mas, Dokter pasti punya solusinya," kata Fatimah.
"Sperma Pak Jaka sangat lemah Bu, jadi tidak memungkinkan untuk membuah sel telur," kata Dokter.
"Apa tidak ada pengobatan untuk masalah ini, Dok?" tanya Fatimah.
"Ada, namun hasilnya belum tentu berhasil," jawab Dokter.
Setelah itu mereka pulang, sedari tadi Jaka terdiam. Dia harus mengatakan apa pada keluarga Fatimah, mereka sangat mendambakan cucu dari Jaka dan Fatimah.
"Dek, bagaimana kalau keluarga kamu masih menuntut kita untuk punya anak?" tanya Jaka sedih.
"Biarkan saja Mas, Fatimah tetap terima Mas apa adanya. Apapun keadaan Mas Jaka sekarang," jawab Fatimah.
Ada rasa senang bercampur sedih dihati Jaka, meskipun dia mandul Fatimah tetap menerima dia.
"Bagaimana hasilnya? coba Ibu lihat!" serbu Ibu Fatimah yang bernama Aminah ketika melihat Jaka dan Fatimah sudah masuk ke dalam rumah.
Dengan tangan gemetar Fatimah memberikan hasil tes kesuburan mereka. Mata Aminah serasa mau copot saat melihat hasil tes mereka.
"Apa? Jaka mandul?" tanya Aminah tidak percaya. "Lihat ini hasilnya Jaka mandul!" perintah Aminah pada Rani dan Santo suaminya.
"Iya Jaka mandul," kata Rani kakak kandung Fatimah. "Kalau Jaka mandul, sampai kapanpun Fatimah tidak akan hamil, Bu," kata Rani.
"Tidak, Fatimah harus punya anak. Kalau Jaka tidak bisa memberi keturunan, kalian cerai saja!" seru Santo.
Fatimah bersimpuh di kaki Santo yang masih duduk di tempatnya.
"Pak, jangan suruh kami bercerai. Sampai kapanpun kami tidak akan bercerai walau sampai mati," kata Fatimah.
"Iya Pak, saya juga tidak akan menceraikan Fatimah," kata Jaka ikut bersimpuh di kaki Santo.
Nafas Santo memburu, dia sedang menahan rasa marahnya. Harapan dia memiliki cucu dari Fatimah telah pupus.
"Kita beritahu saja orang tua kamu Jaka, biar mereka tahu kamu itu mandul," kata Aminah kesana dengan membanting surat tadi ke meja.
"Jangan Bu, ibu ku sudah sakit-sakitan. Kalau beliau tahu fakta ini pasti dia bisa tambah parah," ucap Jaka memohon pada Aminah.
"Tapi kami tetap meminta keturunan dari Fatimah, aku tidak mau jika kalian adopsi anak," bantah Santo.
Mereka bertiga meninggalkan Fatimah dan Jaka diruang tamu, mereka sangat marah karena Jaka dan Fatimah sepakat tidak mau bercerai.
"Bagaimana ini, Rani? Kalau seperti ini terus Bapak tidak mau," kata Santo saat mereka bertiga berada di meja makan.
/0/8054/coverorgin.jpg?v=6150d9a9449774c2451ea4b3a210dbc2&imageMogr2/format/webp)
/0/21448/coverorgin.jpg?v=20250109180901&imageMogr2/format/webp)
/0/10812/coverorgin.jpg?v=20250122182858&imageMogr2/format/webp)
/0/28246/coverorgin.jpg?v=69fbceda06bc1129f3e6418c397952ca&imageMogr2/format/webp)
/0/20310/coverorgin.jpg?v=e5d5d1b3faf97ac501f5aaaa78e8e9cf&imageMogr2/format/webp)
/0/15069/coverorgin.jpg?v=f627d8e20ad21625d504229bc016b706&imageMogr2/format/webp)
/0/22856/coverorgin.jpg?v=20250328181337&imageMogr2/format/webp)
/0/18016/coverorgin.jpg?v=c433198e5cf2153ea10bac61cea62a83&imageMogr2/format/webp)
/0/16944/coverorgin.jpg?v=060a845495c96644c28b2058802d384c&imageMogr2/format/webp)
/0/17290/coverorgin.jpg?v=7ccbd0cb91087b216bf988ef50b95682&imageMogr2/format/webp)
/0/17073/coverorgin.jpg?v=20240328170543&imageMogr2/format/webp)
/0/24344/coverorgin.jpg?v=81c6618441c4e8d62ef6e6a401536bcf&imageMogr2/format/webp)
/0/28252/coverorgin.jpg?v=e0e7d916ded5e604432d804e52bafac7&imageMogr2/format/webp)
/0/17322/coverorgin.jpg?v=42ab220d18228ed2cbfbbe34b318616c&imageMogr2/format/webp)
/0/7204/coverorgin.jpg?v=326967781583554c572ccd7de2f5b06a&imageMogr2/format/webp)
/0/9067/coverorgin.jpg?v=c97c160b1f7e5de936fe89beed03c9f0&imageMogr2/format/webp)
/0/23725/coverorgin.jpg?v=20250526182746&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=e4d73480546b66939e583eeaf04cb2d9&imageMogr2/format/webp)