“Stella, jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini. Aku tak akan pernah mencintaimu, tidak akan pernah! Secepatnya, aku akan mengurus perceraian ini di catatan sipil!”
Dominic, pria yang selama tiga tahun ini telah menjadi suaminya, berkata dengan kasar pada Stella, seakan gadis itu tak ada arti bagi dirinya selama ini.
Gadis itu tak bisa mengerti lagi bagaimana caranya agar dia bisa dicintai oleh laki-laki yang telah hidup bersamanya selama tiga tahun belakangan. Segalanya telah dikorbankan; hati, perasaan, waktu, dan tenaga.
Apakah semuanya masih kurang bagi seorang Dominic Davis?
Seandainya saja tiga tahun lalu dia tak perlu menerima tawaran keluarga angkatnya untuk menggantikan saudara angkatnya untuk menikah dengan Dominic, mungkin saat ini Stella masih menghabiskan waktunya dengan mengejar karir, dan pergi bersama teman-teman semasa kuliahnya dulu.
Semenjak memutuskan untuk menerima pernikahan dengan Dominic, semuanya berubah drastis!
Dia harus meninggalkan semua kesenangannya dan menjadi istri penurut yang tak pernah dianggap.
Tak jarang saat Dominic pulang larut malam, dia akan mendapatkan aroma parfum lain melekat di pakaian suami yang sangat dicintainya itu. Tapi apa yang bisa dikatakannya?
Dominic adalah tuannya di dalam rumah besar itu, Stella sendiri hanyalah istri pengganti yang tak berhak menyampaikan keberatan atas perbuatan Dominic di luar sana. Stella sendiri tak tahu, berapa banyak dia bertemu dengan wanita di luar sana, karena setiap malam parfum dibauinya selalu berbeda.
Dilihatnya laki-laki yang sudah tiga tahun ini mengisi kehidupannya, sedang berdiri di depan cermin besar untuk mengenakan dasi. Stella mendekati Dominic, mengulurkan tangan untuk membantu laki-laki itu membetulkan letak dasi yang agak miring.
“Kau tak perlu bersikap manis, Stella. Tinggal menunggu waktu, aku akan merelakanmu pergi dari sisiku. Selamanya!” ketus Dominic dengan tatapan dingin dan gelap, membuat wajah tampan yang selalu didambakan Stella terlihat menakutkan.
“Tak perlu kau ulangi, Dominic. Aku masih memiliki telinga dan ingatan yang kuat untuk setiap perkataanmu. Tapi, tak bisakah—“
“Bersikap baik?” Dominic memotong kalimat Stella dengan cepat.
Dominic bergegas meninggalkan kamar setelah merapikan dasi, Stella mengekor dari belakang seperti seekor anjing yang meminta perhatian tuannya.
Stella sedikit terkejut, Dominic seakan mampu membaca apa yang ada di pikirannya. Apa mungkin Dominic memiliki kekuatan tersendiri yang Stella tak pernah tahu?
Stella berusaha menguatkan diri, sementara bibirnya bergetar untuk terus melawan Dominic, tapi dia tak bisa terus menahan perasaan yang lambat laun akan membunuhnya secara perlahan.
“Benar, tidak bisakah kau bersikap baik padaku?”
Dominic mencebik, lalu menjepit dagu dagu Stella, membuat Stella meringis.
“Kau pikir siapa kau sampai aku, Dominic Anderson, harus bersikap baik pada perempuan sepertimu?”
“Aku istrimu,” jawab Stella cepat.
Tangan Dominic yang menjepit dagunya semakin lama semakin mengencang, pelan ditepisnya tangan Dominic.
“Istri? Kau hanya barang pengganti, Wahai Wanita! Apa kau berpikir, kenapa aku tak pernah mau menyentuhmu?”
Tiga tahun Dominic tak pernah menyentuhnya.
Tiga tahun mereka tidur di ruangan yang berbeda.
Telanjang bulat pun pernah dilakukan Stella, sekadar memancing hasrat laki-laki tampan di hadapannya sekarang. Tapi alih-alih menyentuhnya, justru Dominic mendorong tubuh Stella dengan kasar dan melemparnya dengan selimut.
Dia bilang dia jijik.
Tubuh Stella serupa pakaian usang yang tak layak dipakai.
Membuat Stella merasakan malu teramat sangat, dan tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat ini. Jika saja mati adalah pilihan yang tepat, maka dia lebih memilih untuk tak pernah dilahirkan di dunia.
“Karena aku serupa pakaian usang yang sudah tak layak,” jawab Stella pelan dengan suara yang hampir tak terdengar.
Dominic mendengarnya, pendengarannya cukup tajam untuk menangkap kalimat Stella barusan.
/0/6145/coverorgin.jpg?v=c83adbc4f113b8e670106b91488af741&imageMogr2/format/webp)
/0/23566/coverorgin.jpg?v=0ab504907ed06f3ca66db1afaa688591&imageMogr2/format/webp)
/0/26437/coverorgin.jpg?v=7defb1e099e0469d5d8b819df5e17a97&imageMogr2/format/webp)
/0/22203/coverorgin.jpg?v=aa5c4d394e5c161d72f1fae229d0327c&imageMogr2/format/webp)
/0/24941/coverorgin.jpg?v=20250627183015&imageMogr2/format/webp)
/0/16375/coverorgin.jpg?v=e56af4b1eb7de8d02d28ff39bff2e150&imageMogr2/format/webp)
/0/16524/coverorgin.jpg?v=d120edfc595220e29f599bab7a546f88&imageMogr2/format/webp)
/0/24530/coverorgin.jpg?v=20250719182954&imageMogr2/format/webp)
/0/5643/coverorgin.jpg?v=5efec7b5d23dc565a11d844ccfcf32f2&imageMogr2/format/webp)
/0/19178/coverorgin.jpg?v=20240830165722&imageMogr2/format/webp)
/0/21528/coverorgin.jpg?v=97654835b6dbed180f7f80f3fedb6c30&imageMogr2/format/webp)
/0/4354/coverorgin.jpg?v=ecb7c02caea887179aa0ed024447d116&imageMogr2/format/webp)
/0/4760/coverorgin.jpg?v=5b5d159c31f41b5b4c23c4a193c5afd1&imageMogr2/format/webp)
/0/22397/coverorgin.jpg?v=f499664c12913d8df592fd3731f46cc0&imageMogr2/format/webp)
/0/26240/coverorgin.jpg?v=20250808183613&imageMogr2/format/webp)
/0/10813/coverorgin.jpg?v=748f1fe0beef96412cd6727bbe66147d&imageMogr2/format/webp)
/0/13864/coverorgin.jpg?v=65cd4992d93acf0e7fb3ae0dc0f9d9fa&imageMogr2/format/webp)
/0/14040/coverorgin.jpg?v=e2468d2e6fe1987cb823e8cf9614f31e&imageMogr2/format/webp)
/0/17139/coverorgin.jpg?v=87dfbe04afc0929da1a13e65b6bb7b31&imageMogr2/format/webp)
/0/2683/coverorgin.jpg?v=f0fb6ab5fe94a3265a6787f6af96ec4e&imageMogr2/format/webp)