/0/15589/coverorgin.jpg?v=19b448a2d83059ba8d3918d95d7937c5&imageMogr2/format/webp)
“Ingat ya, kita hanya menikah sampai warisan kakekku jatuh ke tanganku! Setelah itu, kita sudahi pernikahan ini, dan kamu jangan pernah muncul di hadapanku!” tegas Daza, suami Lavendra yang baru saja diresmikan kurang dari 2 jam yang lalu.
Tatapan melekik tajam tersebut benar-benar membuat Lavendra tidak senang. Meski dirinya tahu kalau pernikahan ini adalah permintaan terakhir dari kakek Daza, supaya warisan tersebut bisa diserahkan kepada Daza. Rasanya menyedihkan sekali. Impian untuk menikah dengan bahagia hanya angan-angan saja saat ini.
Dirinya tidak menjawab, dan itu membuat Daza merasa geram. Dia segera menarik dagu Lavendra dan membuatnya menatap mata Daza yang sangat menyeramkan itu.
“Jawab! Dan aku tegaskan padamu, jangan pernah sedikit pun menyentuhku! Karena aku tidak akan sudi sama sekali!” tegasnya.
Langsung dihempaskannya wajah Lavendra tersebut. Termenung dirinya saat tahu bahwa ini semua hanya lah sandiwara belaka. Padahal, keluarga Daza cukup menyukai dirinya, dan juga membuat dirinya yakin bahwa Daza mungkin bisa menerimanya kedepannya.
“Aku anggap iya,” ucap Daza.
Pria tersebut beranjak dari tempatnya, dan menuju ke pintu masuk. Lavendra mendengar ada suara bel rumah yang ditekan dari luar. Dirinya melirik ke arah sana. Siapa yang datang bahkan di saat seharusnya sekarang adalah malam pertama mereka sebagai pengantin?
Begitu pintu dibuka, muncul seorang wanita dengan perawakan cukup seksi dan juga sangat cantik sekali. Dilihat dari penampilan saja, Lavedra sudah kalah jauh sekali. Wanita itu masuk dengan senyum lebar, langsung memeluk dan mengecup pipi Daza.
“Sayang…., apa kabar?” sapanya.
Deg. Apa? Sayang? Lavendra tidak salah dengar? Ia segera menaikkan kepala dan melihat ke arah wanita tersebut. Dua orang tersebut juga melihat ke arahnya. Wanita itu justru kelihatan senang Lavendra melihat mereka. Dia, sekali lagi mengecup wajah sang pria yang kini suaminya.
Gemetar tangan Lavendra saat melihatnya. Ia sama sekali tidak tahu kalau ternyata Daza sudah memiliki pacar. Bahkan keluarga Daza sendiri mengatakan bahwa Daza itu single dari lama, makanya Lavendra mau menerimanya! Bagaimana ini…, dirinya benar-benar gemetar.
Wanita itu mendekat ke arah Lavendra. Dia menatap dirinya dengan sangat angkuh sembari memberikan senyuman kemenangan.
“Dengar ya, jangan kamu anggap dirimu di sini sebagai seorang istri! Kamu dinikahi hanya karena syarat dari kakek Daza. Jangan berani-berani kamu menyetuh, apalagi sampai tidur dengannya. Aku bisa membunuhmu kalau kamu berani melakukannya,” peringat wanita tersebut.
Entah kenapa, rasanya gemetar mendengar ucapan barusan. Lavendra sadar, mereka pasti benar-benar mengincar warisan yang bernilai cukup besar tersebut, sampai-sampai si wanita ini rela Daza menikah dengan dirinya. Harga diri Lavendra hancur.
“Oh, satu lagi, aku Lora. Aku akan menggantikanmu, setelah nantinya warisan itu jatuh di tangan Daza,” sambungnya.
Wanita yang bernama Lora tersebut segera berbalik badan dan menghampiri Daza. Mereka keluar, menghilang dari balik pintu tersebut. Rasanya angan-angan bahwa dirinya akan menjadi satu-satunya wanita yang berharga sudah hilang sekejap mata.
Akal sehat Lavendra tidak bisa menerimanya. Rasanya masih seperti mimpi yang tidak seharusnya datang di hari ini. kenyataan ini menampar akal sehatnya. Runtuh sudah.
Lavendra bersimpuh tak bisa menahan kakinya. Ia menangis tersedu, dadanya terasa sesak dan juga pandangannya terasa hancur. Bahkan. Lavendra berteriak sekencang yang ia bisa di dalam rumah milik Daza ini. Ia benar-benar hancur.
/0/16900/coverorgin.jpg?v=dc44248f1eddbf3ec2f3185d5a9341b9&imageMogr2/format/webp)
/0/28803/coverorgin.jpg?v=cab87dccf8c2ff24e3c01ccd2cd8fe1c&imageMogr2/format/webp)
/0/15602/coverorgin.jpg?v=303f28642fd8a2b1177aa9e018a287ac&imageMogr2/format/webp)
/0/16833/coverorgin.jpg?v=9275bff56f375b35f68dd3f287abd01f&imageMogr2/format/webp)
/0/12993/coverorgin.jpg?v=43333b9dfd6ceffce2bb9acc88432092&imageMogr2/format/webp)
/0/2918/coverorgin.jpg?v=dd4de52991ab7a4fda6e3def1f6f0e52&imageMogr2/format/webp)
/0/6406/coverorgin.jpg?v=b75ff7c4e9196973128307b99b1bcee4&imageMogr2/format/webp)
/0/16201/coverorgin.jpg?v=5cd1b458b249a4a442622e2e1cbc5039&imageMogr2/format/webp)
/0/15797/coverorgin.jpg?v=20240206184601&imageMogr2/format/webp)
/0/17721/coverorgin.jpg?v=20240419170202&imageMogr2/format/webp)
/0/24998/coverorgin.jpg?v=20250909182433&imageMogr2/format/webp)
/0/29147/coverorgin.jpg?v=391d49f6d6fab81627303f61c098322e&imageMogr2/format/webp)
/0/29597/coverorgin.jpg?v=fc9449a3c3e0ea8a611daf9af11d0a48&imageMogr2/format/webp)
/0/3968/coverorgin.jpg?v=ceb6ecf5c18b901dd17f817d8465961f&imageMogr2/format/webp)
/0/6728/coverorgin.jpg?v=b1f211c73d7187593123f56790072536&imageMogr2/format/webp)
/0/18144/coverorgin.jpg?v=20240531182206&imageMogr2/format/webp)
/0/3309/coverorgin.jpg?v=eb5ce0a9771a754e568292f0485f6416&imageMogr2/format/webp)
/0/2739/coverorgin.jpg?v=f336405a9c3b092bff4586314cd9ff0a&imageMogr2/format/webp)
/0/17793/coverorgin.jpg?v=19b7910aa91f26057a6eb35324491ccc&imageMogr2/format/webp)
/0/15950/coverorgin.jpg?v=509021433262d5a333b93286ab8868d6&imageMogr2/format/webp)